Bagian#5

39 4 2
                                    

Risky POV

Alarm ponselku berbunyi, membuatku terperanjak dari tempat tidur. Dengan nyawa yang terkumpul aku menggapai ponselku yang ada diatas meja. Dengan mata yang masih lima watt, aku membuka ponsel dan melihat jam. Jam ponselku menunjukkan pukul 07.00, aku terkejut lalu bergegas untuk mandi dan turun sarapan.

"Pagi, Bun, Yah!", kataku mengambil sepotong roti dengan terburu-buru. "Pagi, kamu kesiangan? Makanya tadi malem jangan begadang nonton bola!", kata Bunda.

"Iya, Bun. Iky salah. Iky berangkat dulu ya. Assalamualaikum", ucapku mencium tangan Bunda dan Ayah.

Berjalan menuju garasi mengambil motor kesayanganku lalu pergi dengan terburu-buru.

"Sial!!! Bisa dihukum sama Pak Indra nih!! Mana belum ngerjain PR dari dia lagi!!!", gumamku kesal.

Jalanan pagi itu sangat macet. Sampai tidak ada celah untuk menyalip. Aku melihat jam tanganku dan waktu menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh menit.

Akhirnya kemacetan itu berlalu. Aku mengendarai motorku dengan kecepatan penuh. Dan akhirnya aku menerobos lampu merah. Polisi memberhentikan ku dan menilangku.

Sampainya didepan sekolah, gerbang sekolah sudah ditutup. "Pak, tolong bukain. Saya mau masuk, Pak. Saya udah telat ini", mintaku memohon.

"Sebentar saya panggil Pak Indra dulu", satpam itupun pergi memanggil Pak Indra.

"Mampus, kena marah nih gw!!!", kataku kesal.

"Risky, kamu telat lagi? Ini udah jam berapa?", kata Pak Indra melotot.

"Maaf, Pak. Saya salah", menunduk malu.

"Kamu sekarang ke ruangan BK.  Minta surat keterangan telat, kalau sudah kembali kekelas menemui saya".

"Iya, Pak"

💙💙💙

Sampainya dikelas, "Assalamualaikum", kataku mengetuk pintu kelas.

"Waalaikumsalam, masuk"

"Ini pak surat keterangannya", menyerahkan surat itu.

"Kamu sudah mengerjakan PR?", tanya Pak Indra. "Belum, Pak", jawabku lesu.

"Tadi malam kamu ngapain aja? Begadang nonton bola?", tanya Pak Indra melotot.

"Iya, Pak". "Kamu sekarang kelapangan lari 5 kali mengelilingi lapangan. Kamu tadi juga telat, hukuman ditambah 5 kali. Jadi 10 kali putaran. Sekarang!!!"

"Mampus, bisa pingsan gw kalau gini. Mana panas lagi. Ya Allah, Iky salah apa?!", gumamku sambil berlari.

Sepuluh putaran sudah ku lewati. "Capek, malu, panas astghfirullah. Iky khilaf Ya Allah", ucapku berjalan ke kelas.

"Sudah?". "Sudah, Pak".

"Hari ini kamu melakukan dua kesalahan, jadi jam istirahat kamu saya undur dan kamu harus mengerjakan tugas dari Bapak sampai selesai." "Iya, Pak", jawabku pasrah.

Setelah selesai mengerjakan, aku pun berlari ke kantin. "Gila, Pak Indra mau bunuh gw apa gimana ya?! Sampai dehidrasi gw?!", gumamku berlari ke kantin.

My Perfect GoalkeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang