Masa lalu yang tiba-tiba datang. Membuka kenangan lama. Dan membuka luka lama yang menyakitkan
~Anisa~
Author PoV
Baru dua bulan berada dikelas 11. Tugas - tugas mulai menumpuk. Itu mulai dari 1 minggu setelah masuk. Dan semakin kesini semakin banyak. Itulah yang membuat Nisa pusing. Kadang iya malas mengerjakan kadang ia rajin sekali mengerjakan.
Seperti semalam ketika ia mendapatkan tugas, tapi dia tak mengerjakannya. Ia berniat menyontek pagi ini. Entah dia bosan harus mengerjakan sendiri tapi anak lain seenaknya menyontek tanpa terima kasih.
"Gue mau nyontek aja lah, males ngerjain. Bosen dibuat tempat contekan mulu!!", gumamnya saat akan berangkat sekolah.
Saat sampai dikelas ia langsung mengambil buku Cecen.
"Lah, Nis ngapain? Gue mau nulis ini!!", protes Cecen.
"Gue mau nyontek!!", ujar Nisa duduk ditempat nya.
"Gak salah nih? Lo belum ngerjain?", tanya Eyon heran.
"Iya, males gue jadi tempat contekan mulu!!", ucap Nisa mengeluarkan buku dari dalam tas.
"Ya udah sini nyontek bareng, gue juga belum selesai nulis punyanya Anelis!!!", ucap Cecen mengambil bukunya.
Akhirnya mereka bertiga menyontek tugas Anelis bersama - sama. Sampai 5 menit sebelum masuk mereka sudah selesai mengerjakan.
Anisa PoV
Triiing... Triiingg... Triiingg...
Bel berbunyi dengan nyaringnya. Aku, Anelis, Cecen, dan Eyon pun langsung berjalan menuju kantin. Kali ini kami tak sendiri kami berjalan bersama Geng Gatara yang tadi tidak sengaja berpapasan dikoridor.
"Eh denger - denger kalian punya temen baru ya?", tanya Mas David tiba - tiba.
Kami berempat bingung memandang satu sama lain. Kalau diingat ingat tadi tidak ada wajah baru dikelas ku.
"Kayaknya enggak ada deh, Mas", jawabku.
"Masa si? Tadi ku dengar dari kesiswaan ada murid baru."
"Siswa atau siswi, Bang?", tanya Eyon.
"Cowo kalo gak salah, namanya siapa gitu, lupa", jawab Mas David mencoba mengingat ingat.
"Yah, padahal kalo cewe kan lumayan", ucap Eyon kecewa. Jiwa fakboy nya keluar nih. Aku langsung menjitak kepala Eyon. Dan si empunya meringis kesakitan.
"Mungkin dia masuknya besok", lanjut Mas David. Kami hanya mengangguk paham. Kepo rasanya siapa yang pindah ke SMK Garuda Nusantara? Sayang sekali padahal sudah setengah jalan kenapa harus pindah sekolah? Padahal sekolah juga mahal kan? Mungkin anak orang kaya yang bebas mau pindah sekolah kemana saja.
Saat aku sedang bercanda dengan Riski tiba-tiba Cecen menyenggol tanganku. Aku memasang muka bingung. Lalu dia berbisik, "Katanya dia mau pindah tapi gak tau kesekolah mana". Aku makin bingung dia?. "Dia siapa?", bisikku padanya.
"Masa lalu mu", jawabnya masih dengan berisik nyaris tak didengar siapapun kecuali aku.
Braaakk...
Aku menggebrak meja tak percaya. Tanpa sadar aku melakukan itu dengan keras sampai seisi kantin menoleh padaku.
"Kenapa si, Dek?", tanya Riski menatapku. "Enggak papa, tadi ada nyamuk dimeja, hehe", ucapku tentu saja bohong aku tidak mau semuanya tau. Riski percaya dengan ucapanku tanpa ada rasa curiga. Syukurlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Goalkeeper
FanfictionAwal mulanya berjalan lancar-lancar saja Sampai pada akhirnya beribu ribu cobaan datang menghadang Mencoba merusak dan menjadi orang ketiga Entah mereka akan sanggup atau tidak Yang jelas mereka ingin semuanya bertahan tanpa ada kata perpisahan S...