"Aku pasti bisa membuat seorang Harry Styles menyadari bahwa aku ada di dunia ini, oh well, lalu aku akan membuatnya jatuh cinta dan bertekuk lutut padaku!"
― Roxy
"Aku tidak pernah menduga bahwa gadis itu sangat gila dan mampu merusak hari-hariku...
"Harry.... Harry...." Beberapa orang gadis memanggil-manggil namaku sambil mengetuk-ngetuk kaca jendela mobilku. Beberapa diantara mereka mengarahkan kamera hp nya untuk memotretku. Aku memasang senyum seramah mungkin sambil melambaikan tangan ke arah mereka. Jujur saja saat ini aku benar-benar kelelahan setelah kurang tidur selama beberapa hari. Aku harus menghadiri berbagai show, wawancara, pemotretan, dan berbagai macam acara lainnya. Meskipun begitu, aku tidak bisa menunjukkan mood jelekku kepada para fans ini. Bagaimanapun sikap ramah dan professional harus selalu aku tunjukkan.
Seharusnya aku memanfaatkan waktu libur satu hari ini dengan beristirahat dan tidur di flatku. Tapi aku malah mengemudikan range rover hitamku menuju Union Chapel untuk melihat Valerie dan band indienya tampil di acara amal mengumpulkan dana bagi para homeless.
Val begitulah aku memanggil gadis berambut blonde berusia 20 tahun dan pemilik senyum termanis di dunia. Dia adalah seorang penyanyi indie. Val selalu menolak masuk label rekaman komersil dan memilih memproduksi lagu-lagu bersama bandnya melalui jalur indie. Val tidak ingin ada satu orang pun yang mengubah lirik dan musik yang sudah dia tulis. Hal ini membuatku semakin kagum padanya. Aku juga sangat menyukai musiknya yang sangat cerdas dan original. Aku tidak tahu apakah Val juga menyukai musikku, tapi saat aku bertanya, dia menjawab musikku enak didengar dan Val selalu mendorongku untuk menulis lagu juga.
Bagiku Val sangat istimewa. Dia tidak hanya sekedar cantik tapi juga memiliki kepribadian yang menarik. Aku bertemu dengannya pertama kali di tempat ini, Union Chapel. Saat itu U2 kembali tampil di sini dan Val juga ikut tampil bersama bandnya. Aku tidak menyangka akan langsung tersihir saat melihatnya menyanyi dengan sepenuh hati. Suaranya begitu indah dan membuatku tahan berlama-lama untuk mendengarkannya. Saat itu aku datang bersama Niall. Aku langsung mendekati Niall dan bertanya siapa gadis tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh, namanya Valerie. Dia dan bandnya The Whispers cukup terkenal dikalangan penggemar musik indie." Niall menjawab pertanyaanku.
Kemudian aku berusaha berkenalan dengannya setelah Val dan bandnya selesai tampil. Pertama kali aku mengajaknya berkenalan, Val menunjukkan senyum yang ramah tapi matanya menyiratkan sikap waspada yang tidak pernah aku mengerti. Paling tidak saat itu aku berhasil mendapatkan nomor hp nya. Aku sempat mengajaknya keluar kapan-kapan, tapi Val menolak secara halus. Well, sepertinya tidak mudah mendapatkan gadis ini. Tapi aku tidak mudah menyerah. Aku semakin rajin mendatangi Val setiap dia tampil baik itu di gedung pertunjukkan maupun di cafe atau bar. Aku juga membeli dan mendengarkan musiknya. Selain itu aku juga mulai mempelajari berbagai musik indie lainnya agar bisa nyambung setiap berbicara dengannya. Awalnya Val masih menolak dan selalu bersikap hati-hati padaku. Tapi pelan-pelan dia mulai melunak dan akhirnya dia menerima ajakanku keluar.
Aku kira saat itu aku sudah mendapatkan hatinya. Tapi ternyata dugaanku salah. Val sedang tidak ingin berpacaran dengan siapapun saat ini dan aku menawarkan pertemanan padanya. Val setuju dan dia memintaku sebisa mungkin menjauhkan diri kami berdua dari paparazzi dan media. Val tipe gadis yang sangat menjaga privasinya. Aku berpikir, mungkinkah Val tidak pernah mau menerimaku menjadi pacarnya karena dia tidak ingin terlalu mendapat sorotan dari media dan orang-orang? Memang sulit menjadi seorang Harry Styles. Maksudku, hampir semua orang ingin mengetahui kehidupan pribadiku. Jika mereka tidak mendapatkan informasi apa-apa, mereka akan mulai membuat berita bohong dan kadang tidak masuk akal. Aku yakin, Val tidak bisa menerima itu semua. Tapi saat aku bertanya pada Val, gadis itu mengatakan bahwa bukan itu saja alasan dirinya menolak menjadi pacarku.
