Worst Dressed

979 49 3
                                    

Harry POV:

Malam ini aku dan lads lainnya sangat bersemangat menghadiri Royal Variety Show di The Palladium. Kami benar-benar merasa terhormat diundang menghadiri acara tersebut. Bayangkan saja, kami akan bertemu pangeran William dan The Duchess. Entah mengapa kami semua selalu merasa gugup jika harus bertemu dengan anggota keluarga kerajaan.  Tapi acara seperti inilah yang selalu kami tunggu-tunggu, karena kapan lagi kau akan memiliki kesempatan hebat bertemu dengan mereka.

Kami semua sedang bersiap-siap di dressing room. Semua orang terlihat sibuk, begitu juga kami semua yang sibuk mencoba berbagai pilihan baju, sepatu, dan aksesoris lainnya. Belum lagi urusan menata rambut yang selalu jadi bagian penting penampilan kami semua. Aku sangat mengerti bahwa gaya rambut yang tepat akan membuatmu semakin keren dan mempesona dan kami sudah membuktikannya. Aku tahu beberapa media sering memuji gaya rambut kami yang selalu menjadi trendsetter.

"Ahhh... Harry." Aku yang baru saja akan mencoba kemeja langsung berhenti. Ya Tuhan, perasaanku tidak enak setiap mendengar suara melengking gadis ini. Siapa lagi kalau bukan Masha alias Roxy. Apa lagi yang akan dia lakukan hari ini? Apa tidak cukup beberapa hari yang lalu aku mengerjainya dengan security guard?

"Ya Tuhan, your body is a wonderland, Harry." Roxy menyentuh punggung telanjangku dengan jemarinya. Aku kaget dan segera membalikkan tubuhku.

"Jauh-jauh dariku Masha!" Aku memangil Roxy dengan nama itu karena gadis ini sangat menyebalkan seperti karakter Masha di Masha and The Bear.

"Uh oh, aku senang kau memanggilku Masha. Manis sekali, Harry the bear!"

Aku mengernyitkan dahiku. "Kau tahu kan alasanku memangilmu Masha?" Dasar bodoh, aku tidak pernah bermaksud romantis memberinya nama julukan itu. Malah aku ingin dia tahu bahwa dia sangat menyebalkan seperti Masha.

"Yeah, makanya sekarang aku memanggilmu Harry the bear. Kita memang cocok dan berjodoh. Makanya kau memanggilku Masha kan?"

"Jangan main-main!" Aku sangat kesal.

Roxy tergelak. "Ayo kupilihkan baju yang cocok untukmu."

Aku menatap Roxy ngeri. Damn, kemana Caroline? Kenapa dia harus meninggalkan aku bersama gadis menyebalkan ini?

"Tidak, tidak perlu. Aku tidak mau kau yang menjadi fashion stylist ku hari ini. Caroline lah yang akan mengurusku."

"Well, well. Kau meragukan kemampuanku ya? Bagaimanapun, urusan fashion sudah menjadi keseharianku. Kau tahu kan aku kuliah fashion dan aku adalah calon desainer yang hebat. Lagi pula Caroline tidak masuk kerja hari ini. Dia sedang sakit."

Aku membelalakkan mataku. Pantas saja aku tidak melihat Caroline hari ini. Sedari tadi aku hanya dibantu Monica, asisten Caroline yang sekarang sedang sibuk mengurus teman-temanku yang lain. Aku menggelengkan kepala, benar-benar mimpi buruk. Bagaimana mungkin aku bisa bertahan menghadapi gadis berkelakuan seperti Masha ini? Carol, kenapa kau harus sakit dihari sepenting ini?

"Kau harus membantu Rachel mengurus Niall."

"Tidak, aku sudah diizinkan mengurus fashion mu hari ini. Tenang saja, Rachel bisa kok mengurus Niall sendiri."

Aku menghela nafas dan melihat sekelilingku. "Monica, kau akan menggantikan Caroline menjadi fashion stylist ku kan?"

Monica menatapku heran. "Baby, sudah ada Roxy yang akan menggantikan Caroline hari ini. Aku harus mengurus yang lain dulu."

Belum sempat aku memprotes, Monica sudah pergi duluan.

Aku menatap Roxy yang kini tersenyum manis di depanku. Ya Tuhan, apa aku benar-benar tidak punya pilihan lain hari ini?

Fate & Love (h.s) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang