Roxy's Plan

4.8K 121 3
                                    

Notes: trailer Fate & Love bisa kalian lihat di bagian media part ini. Don't forget to voment ;)

Roxy POV:

Rosemary Anne Connolly. Nama klasik pemberian dad yang tak akan pernah aku sukai. Aku lebih suka jika dipanggil Roxy dan begitulah aku dikenal, meskipun dad akan selalu bersikeras memanggilku Rosemary secara lengkap. Sungguh terkadang membuatku malu. Maksudku ini bukan lagi abad 18 atau 19, tapi dad tak akan pernah mengerti. Seandainya mom masih ada, pasti beliau setuju jika aku mengubah namaku menjadi Roxy. Tapi beliau sudah lama tiada sejak aku masih berusia 5 tahun. Dad dan aku masih berduka atas kepergian mom. 

Saat ini diusiaku yang telah mencapai 18 tahun, dad tetap tidak mengizinkan aku keluar dari rumahnya dan tinggal sendiri, meskipun aku memohon ribuan kali. Dad selalu beralasan rumah kami yang sangat besar ini akan semakin sepi jika aku pergi. Beliau tidak ingin rumahnya hanya diisi para pelayan dan asisten rumah tangga yang berjumlah 12 orang. Well, dad memang kaya raya. Beliau pemilik perusahaan multinasional. Semua yang aku butuhkan akan selalu terpenuhi dengan mudah. Bahkan aku bisa menyesuaikan warna mobil yang ingin aku kendarai dengan warna baju yang aku kenakan setiap hari. Dad sangat memanjakanku. Mungkin beliau merasa bersalah karena selalu sibuk bekerja, sementara aku sering ditinggalkan di rumah. Terus terang saja, aku kadang merasa kesepian, tapi aku tak ingin mengeluh apa-apa pada dad. Dad sudah bekerja keras untukku dan berusaha membuatku bahagia.

Saat ini aku sedang kuliah tahun kedua di London College of Fashion. Terdengar keren kan? Bukan, bukannya aku tergila-gila pada fashion atau apa, meskipun aku sangat hobi belanja, tetapi aku lebih memilih kuliah fashion daripada aku harus dijejali pelajaran-pelajaran sains yang membuat otakku terasa meledak. Untunglah masa-masa senior high school sudah lewat. Aku benci sekali masa-masa itu. Geng plastik yang selama ini aku ketahui hanya ada di Mean Girls, benar-benar ada di sekolah ku saat itu. Hampir setiap hari cewek-cewek sok cantik dan kaya itu akan berusaha membuat hari-hariku susah. Aku tidak tahu mengapa bisa menjadi sasaran bully mereka, mungkin karena dad kaya dan merupakan penyumbang terbesar di sekolah sehingga aku sering mendapat perlakuan istimewa, seperti aku bisa lulus beberapa mata pelajaran tanpa harus mengulang. Oke, mungkin ini salah, tapi aku benar-benar membenci pelajaran yang berhubungan dengan matematika dan sains. Tentu saja aku tidak bodoh, toh aku bisa masuk LCF tanpa bantuan dad. Aku hanya melakukan hal yang aku suka di dunia ini, kalau aku tidak suka, buat apa dikerjakan. Hanya buang-buang waktu saja.

Satu-satunya teman yang aku punya di dunia ini adalah Maddy Parker. Gadis berambut pirang yang selalu berada di sisiku sejak kami masih anak-anak. Aku memang sulit memiliki teman, mungkin karena pengalaman buruk saat masih di sekolah dulu. Orang-orang sering memusuhiku tanpa alasan. Well, aku memang bukan orang yang ramah, tapi aku tidak pernah bersikap palsu. Mungkin inilah yang membuat orang-orang mudah menganggap aku gadis yang sombong dan bersikap bossy. Yeah, mungkin iya, tapi aku tidak bisa mengubah semua sifatku secara tiba-tiba, bukan?

Aku sedikit bersyukur karena Maddy mau menjadi temanku meskipun dia sering aku siksa dengan ajakan dan rencana tiba-tiba tanpa meminta persetujuannya. Maddy sangat baik dan selalu mengikuti keinginanku. Aku tidak tahu apakah dia tulus atau tidak, tapi yang jelas Maddy belum pernah mengkhianatiku sejauh ini. 

"Janeeeee." Aku berteriak memanggil nanny ku. Meskipun aku sudah berusia 18 tahun, dad tetap menggaji seorang nanny untuk selalu siap 24 jam melayani dan menjagaku di rumah. Jane seorang wanita berusia 38 tahun yang entah mengapa menolak untuk menikah dengan alasan dia sangat mengidolakan Jane Austen.

Jane tergopoh-gopoh masuk ke kamarku yang sangat besar dengan interior warna putih dan pastel.

"Yes, miss Roxy?"

Fate & Love (h.s) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang