Fate.

1K 50 5
                                    

Roxy POV:

Minggu ini aku benar-benar sibuk dengan persiapan Paris Fashion Week. Aku beruntung bisa mendapatkan kesempatan menjadi intern di acara fashion sebesar ini. Tidak sia-sia usaha dan kerja kerasku sejak pindah ke Paris. Sekarang aku berada di gedung Carrousel Du Louvre tempat Paris Fashion Week akan diadakan. Siapa yang tahu jika suatu saat nanti aku bisa bekerja untuk Vivienne Westwood seperti mimpiku? Sekarang aku belajar bahwa sesuatu tidak bisa aku peroleh secara instant dan semuanya butuh kerja keras. Aku tidak bisa selamanya mengandalkan dad. Aku harus memulainya dari bawah dan pelan-pelan berusaha menggapai impianku.

"Lucas, ini desain yang sudah aku perbaiki, bagaimana menurutmu?"

Lucas langsung mengambil dan memeriksa dengan seksama kertas desain yang kusodorkan tadi.

"Bagus sekali, Roxy. Aku senang dengan hasil pekerjaanmu."

Aku tersenyum. "Merci, Lucas. Aku akan mengerjakan sisanya."

Kemudian aku beranjak kembali ke meja kerjaku. Hari ini banyak sekali yang harus aku kerjakan. Semoga semuanya bisa diselesaikan sebelum malam.

"Bonjour. Ravi de vous rencontrer, Lucia (Senang bertemu denganmu Lucia)."

Tanganku yang sedang mencoret-coret kertas sketsa berhenti. Aku tidak salah dengar kan? Itu adalah husky voice yang selama ini berusaha aku singkarkan tapi diam-diam aku rindukan. Aku mengangkat kepalaku dan menoleh ke arah sumber suara tersebut dan aku melihatnya. Aku perlu mengucek mataku untuk meyakinkan bahwa aku tidak salah lihat. Di sanalah dia dengan rambut curly panjangnya dibuat model man bun dan tentu saja fashion statement nya membuat semua orang tahu bahwa yang sedang berdiri dan berbicara dengan Lucia, salah seorang designer di acara fashion week itu adalah Harry Styles. Aku menelan ludah dan jantungku langsung berdebar tidak karuan.

"Bienvenue, Harry! (Selamat datang, Harry!)" Sambut Lucia ramah.

Aku baru saja ingin menundukkan kepalaku untuk bersembunyi dan kabur dari Harry, tapi dia keburu melihatku.

"Mais je dois y aller (maaf, tapi aku harus pergi). Au revoir!" Setelah menjabat tangan Lucia, Harry buru-buru melangkah menemuiku.

Aku ingin lari saja dari sini, tapi akan terlihat begitu aneh dan kekananakan. Aku hanya berdiri memunggungi Harry yang semakin dekat ke arahku.

"Coucou! Quoi de neuf, Roxy? (Hi there! What's up, Roxy?)."

Aku menggigit bibir bawahku kemudian memberanikan diri membalikkan tubuhku.

"Bicara bahasa inggris saja!"

"Oh, maaf. Aku kira kau sudah lupa bagaimana cara berbicara bahasa inggris. Kalau tahu begitu aku tidak perlu repot-repot menghapal kosa kata bahasa Perancis selama di pesawat tadi." Harry terkekeh pelan.

Aku mendesis. "Diamlah!"

Harry tersenyum melihatku. "Bagitukah caramu menyambutku? Kita tidak bertemu setelah sekian lama dan kau tidak memelukku? Aku kecewa sekali."

"Berhenti main-main. Dari mana kau tahu bahwa aku ada di Paris?"

Harry senyum-senyum menatapku.

"Oh, shit! Maddy? Aku yakin pasti Maddy yang mengatakan padamu."

Harry mengangguk dan masih tersenyum. "Sepertinya jalanku menemuimu benar-benar dimudahkan. Setelah mendapatkan alamatmu dari Maddy aku langsung terbang ke Paris. Tapi bukan hal yang mudah jika aku langsung menemuimu di flatmu. Aku yakin begitu melihatku, kau pasti akan langsung menutup pintumu, pindah flat atau pindah negara dan hilang kabar lagi. Akhirnya aku mendapatkan nomor telepon Jane dari Maddy. Jane benar-benar orang favoritku, dia tidak menolak untuk membantuku dan dengan mudah dia mengatakan bahwa aku bisa menemuimu di sini dan voila, kau tidak bisa kabur ke mana-mana lagi karena di tahan oleh pekerjaanmu kan? Aku benar-benar jenius! Harry styles benar-benar jenius."

Fate & Love (h.s) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang