jealous!

1.7K 75 8
                                    

Chapter tersulit untuk sy,, sebelumnya,, untuk para Pumpkin dan Sparkyu,, mianhae jika sy membuat kedua Oppa tampan tersebut sedikit menderita di chapter ini... Oya, utk Clouds, jgn tanya dmn Jeremy,, krn dy bakalan muncul lg di next chapter,, dan mungkin ini jadi chapter yng sdkt nyantai sebelum perang dimulai...

Enjoy it!

Vincent's pov

"Bagaimana keadaanmu Ang?" tanyaku melihat wanita yang tampak lebih segar pagi ini. Senyum tipis menghiasi bibirnya, memperindah pesona wajahnya.

"Jauh lebih baik Vincent!" ia memberikanku eye-smilenya, memancing diriku untuk turut memberikan senyuman kepadanya.

"Tidak lebih baik sebelum kau memakan bubur buatanku Angela!!" Karen menginterupsi percakapan kami dengan menyodorkan semangkuk besar berisi bubur kepada Angela. Membuat wanita itu membelalakan matanya saat melihat porsi bubur yang begitu banyak.

"Wahh,, aku tak yakin aku bisa menghabiskannya Karen.." ucapnya saat menyendokkan bubur itu ke dalam mulutnya. Ada kesenangan tersendiri menatapnya yang begitu bersinar pagi ini.

"Wuahh, aku tak tahu matamu bisa sebesar itu saat memandang Ang, Vincent?!" goda Karen yang mendapatiku sedang memperhatikan Angela. Kuberikan senyum aneh yang menyerupai seringaian ke arah wanita yang berani mengganggu aktivitasku.

"Hahaha... kenapa kau tersenyum aneh Vincent.. dan apa itu.. kenapa wajahmu lebih merah daripada kepiting rebus sekarang??!" tawa Karen membahana dalam ruangan ini. Membuatku ingin menutup mulutnya lalu menghilang sesaat dari hadapan Angela yang kini sedang menatapku dan tersenyum menggoda.

"Diam kau Karen!" dan aku pun melemparkan sebuah bantal kecil ke arah wanita yang masih asyik tertawa.

&&&

"Mau apa kau kemari??!" keributan yang berasal dari lantai bawah membuat kami yang berada dalam kamar Angela seketika terdiam. Ada keributan apa lagi ini?

"Ada apa itu?" Angela menghentikan tawanya saat mendengar keributan yang tak juga berhenti itu.

"Kau mau melihatnya?" Karen bertanya pada Angela sebelum akhirnya kami membantu gadis itu berjalan untuk melihat sumber keributan di rumah itu. Keadaan Angela masih sedikit lemah sehingga tidak memungkinkan baginya untuk terlalu banyak bergerak saat ini.

"Marcus?" gumam Ang pelan saat melihat sosok pria yang sedang berhadapan dengan Dennis dan Kevin. Kenapa pria itu bisa ada di sini? Mau apa lagi dia di sini? Hatiku seketika geram melihatnya yang masih berani menampakkan diri di hadapan kami setelah ketidakdatangannya saat menyelamatkan Angela.

"Angela?" pria itu menengadahkan kepalanya melihat kami yang berhenti di salah satu anak tangga. Panggilannya pada gadis di sebelahku membuatku memalingkan wajah menatap ke arah gadis yang ia panggil. Namun hanya kesesakan yang kembali melanda diriku. Hatiku terasa perih saat melihat mata Angela yang berbinar bahagia menatap pria itu. Pikiranku menjerit tidak terima saat melihat rona merah menjalar di wajahnya yang tampak sumringah hanya karena pria itu memanggilnya. Hatiku terasa sakit hingga ingin rasanya aku membawa wanita ini lari menjauh dari pria itu, menjauh dan menjadikannya hanya untukku.

"Marcus!" panggilnya dengan nada yang terdengar penuh kerinduan. Panggilnya saat secara perlahan ia melepaskan genggaman tangannya di tanganku. Haruskah seperti ini Ang? Haruskah aku merasakan rasa sakit yang menyesakkan ini?

"Sas ĕrixe*" sebuah sihir penyerang lolos dari mulut Dennis saat melihat pria itu bergerak ingin menghampiri Angela. Sebuah sihir yang mampu membuat pria itu terdorong semakin jauh dari Angela.

"Marcus.." Angela kembali memanggilnya lirih saat melihat pria itu terjatuh karena sihir Dennis. Aku berharap sihir Dennis mampu memberikan rasa sakit yang setimpal untuk pria itu, karena saat ini aku kembali harus merasakan rasa sesak yang luar biasa saat melihat mata bening Angela mengeluarkan tetesan air mata hanya karena melihat pria itu. Tidak Ang, jangan melakukan lebih dari ini padaku! Kau membuatku tersakiti!

The Live DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang