Pethaino Charm

1.5K 60 2
                                    

Maaf readers-nim,, ternyata chapter yg kmrn dipublish terpotong,, jd sy publish ulang..

Angela's pov

Ruangan ini begitu sunyi, terlalu sunyi hingga membuatku bisa mendengar dengan jelas detak jantungku sendiri. Apa Dark Witch itu masih mengawasiku? Atau ia sudah pergi bersama dengan yang lainnya dan meninggalkanku?

Kubuka kedua mataku sedikit demi sedikit dan memeriksa sekitarku. Sepi. Pencahayaan di ruangan ini begitu temaram. Hanya ada seorang pria Dark Witch yang kuingat bernama Keane, ia sedang terduduk meluruskan kedua kakinya di salah satu kursi yang berdekatan dengan pintu keluar, satu-satunya pintu yang harus kulalui jika ingin kabur dari tempat ini. Pria itu sedang memejamkan kedua matanya, entah apakah ia tertidur ataukah hanya menutup kedua matanya.

Aku harus segera keluar dari tempat ini dan melakukan sesuatu. Aku tidak mungkin terus berada di tempat ini sedangkan para Dark Witch itu tengah menyerang White Witch di luar sana, terlebih semua ini karena diriku. Karena diriku yang membuat para White Witch itu dengan mudahnya masuk dalam perangkap Dark Witch. Aku harus segera keluar dari tempat ini dan menghentikan rencana Dark Witch itu.

Dengan sangat perlahan aku menggerakkan tangan kiriku untuk meraih tongkat sihir yang selalu kuletakkan di saku belakang, tongkat sihir yang akan kugunakan untuk menyerang pria Dark Witch itu. Tapi apa ini? Tidak ada! Tidak ada tongkat sihir di saku belakangku. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?! Sangat tidak mungkin bagiku untuk menyerang jika tidak memiliki tongkat sihir.

Sekali lagi kubuka kedua mataku dengan sangat hati-hati dan memeriksa keadaan sekitarku, terutama pria yang masih saja menutup kedua matanya itu. Apa pria itu benar-benar sedang tidur?

Perlahan aku bangun dari posisi tidurku dan bergerak dengan sangat hati-hati menuju pintu keluar dari ruangan ini. Langkahku semakin sangat pelan saat diriku tepat harus melewati pria yang masih tampak tertidur itu. Bahkan tanpa kusadari aku pun menahan nafasku, berharap tidak ada sedikitpun suara yang tercipta saat diriku melewati pria itu. Sedikit lagi. Yah, hanya butuh beberapa langkah lagi untukku keluar dari ruangan ini.

"Mau kemana kau?" suara datar yang tiba-tiba memecah keheningan ruangan ini seketika membuat langkahku terhenti dan melihat orang yang mengeluarkan suaranya itu. Pria Dark Wtich itu sedang menatap ke arahku tajam!

"Mau kemana kau?" kembali pria itu bertanya di saat diriku belum juga terlepas dari rasa kaget karenanya.

"Kenapa hanya diam?.. aku tanya padamu,, kau mau kemana?" pria itu berjalan dengan lambat-lambat ke arahku yang berdiri tegang melihatnya. Begitu lambat hingga membuat jantungku berdetak semakin cepat dan tak beraturan. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tak memiliki tongkat sihir!

"Kau tahu... berkat dirimu,, kami mendapatkan permainan yang sangat mengasyikan saat ini... kau tahu apa?... Berburu White Witch!" pria itu berbisik saat ia sudah berada di depanku dalam jarak yang cukup dekat. Berburu White Witch? Siapa yang mereka buru? Dennis? Para Master? Atau pemilik Live Diamond lainnya?!

"Kalian tak kan mendapatkan mereka" tekanku dengan suara yang jelas terdengar bergetar, entah karena rasa takut yang luar biasa atau rasa marah yang tertahan.

"Benarkah?... Kau yakin?.." tanyanya dengan mendekatkan wajahnya ke arahku. Apa yang mau ia lakukan?

"... Tapi,, apa kau tahu seberapa banyak penyihir kami yang sedang bergabung dalam permainan ini?... banyak... sangat banyak!" bisiknya di telingaku. Menambah rasa takut yang semakin menenggelamkan diriku. Apa benar jumlah mereka begitu banyak? Apa para White Witch bisa menghadapi mereka semua? Kenapa seperti ini? Kenapa semua ini terjadi karena diriku?!

"Kau takut?" pria itu kembali berbisik dan dengan kurang ajarnya ia memainkan jemarinya di pipiku, menatapku yang gemetar karena ketakutan.

"Jangan khawatir... kau.. kau juga akan menyusul mereka... tunggu saja.. heum?" ucapnya kembali dengan wajah yang semakin mendekat padaku, membuatku seketika merasa begitu muak dengan pria di depanku ini.

The Live DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang