Vincent pov
Bangunan ini terlihat sangat gelap tanpa ada cahaya sedikit pun, menyulitkan diriku yang harus berlari menjauhi sosok yang masih mengejarku. Paru-paruku kian mendesak membutuhkan pasokan udara yang tak dapat ku hirup karena nafasku yang terengah-engah. Lorong ini terasa tak berujung dan kaki ku sudah terasa sangat lelah.
Lariku terasa semakin melambat membuat orang yang berlari di depanku semakin jauh dariku. Ku tengokkan kepalaku ke belakang, mencoba melihat sosok yang mengejarku di lorong yang gelap dan tanpa ujung ini. Oh shit! Orang yang mengejarku kian mendekat, tidak hanya satu orang tapi cukup banyak terdengar dari langkah kaki yang begitu ramai menghiasi lorong bangunan ini. Aku masih berlari menghindari mereka yang terus menerus mengejarku dan melempariku mantra-mantra sihir mematikan. Aku benar-benar sudah sangat lelah berlari dan lorong ini masih saja tak berujung.
“VINCENT AWAAAASSSSS!!!” teriak seseorang yang membuatku sejenak berhenti berlari. Laki-laki yang di depan menatapku dengan tatapan penuh ngeri, membuatku membalikkan tubuh melihat apa yang ditatapnya. Dan aku melihat dengan jelas saat sebuah cahaya merah menyerbu ke arahku sebelum meledak dalam tubuhku.
DUAAAAARRRRR!!!
Sakit dan panas!
&&&
Ku buka mataku dengan paksa, nafasku masih saja terengah-engah. Ku raba dadaku dan ku rasakan jantungku berdetak kencang. Tubuhku masih merasakan sisa rasa sakit dan panas akibat mimpi yang baru saja ku alami, mimpi yang selalu sama.
Ku hembuskan nafasku perlahan, mengatur nafasku sebelum meraih gelas berisi air minum yang ku letakkan di meja nakas. Mimpi yang selalu sama dan mimpi yang tak pernah ku mengerti. Siapa yang mengejarku? Mengapa mereka mengejarku? Dan cahaya apa yang meledak itu? Ku acak rambutku kasar, frustasi dengan mimpi aneh yang selalu menghiasi tidurku.
Ku lihat jam dinding di kamarku, hampir menjelang pagi. Ku putuskan untuk tidak kembali tidur dan memilih membaca buku tentang sihir-sihir terlarang. Yah, saat ini aku tercatat sebagai seorang siswa di akademi sihir White Witch dan aku murni berdarah White Witch. Aku bangga akan hal itu!
“Kau tidak tidur?” ku lihat Nathan sedang mengucek matanya, sepertinya aku sudah membangunkannya.
“Aku tak bisa tidur” senyumku melihatnya, Nathan adalah teman sekamarku di asrama akademi sihir ini.