Angela's pov
Setelah mendapat kabar dari Jeremy tentang rencana penyerangan Dark Witch terhadap White Witch, Kevin langsung pergi ke wilayah White Witch untuk memberitahukan hal ini pada para Master yang lain, juga Andrew dan Vincent. Dan tepat saat matahari sudah berada di puncak posisinya, mereka semua datang ke rumahku.
Kami sempat berdiskusi tentang kebenaran berita penyerangan itu. Dari hasil diskusi itu kami bersepakat untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kebenaran juga sudah seberapa jauh berita itu tersebar di wilayah Dark Witch. Dan untuk melakukan itu semua, kami terpaksa menjadikan Jissie dan beberapa temannya menjadi mata-mata kami. Sebuah keputusan yang membuat Aiden meradang, meski pada kenyataannya Jissie malah dengan senang hati pergi ke wilayah Dark Witch.
Hari sudah kembali gelap, tapi Jissie belum juga kembali. Menambah rasa khawatir sekaligus ketegangan yang memang sudah tercipta sejak kembalinya Jeremy. Bahkan Aiden masih saja berdiri tegang memandang ke hutan Exsŷnora* yang berbatasan langsung dengan wilayah Dark Witch, tanpa lelah meski ia sudah melakukannya berjam-jam yang lalu.
"Itu dia!" seru Vincent berbarengan dengan Aiden yang sudah bergegas berlari menghampiri Jissie.
Terlihat olehku raut serius di wajah Jissie yang sedang berpelukan dengan mate-nya itu. Sebuah ekspresi yang jelas semakin menambah rasa tidak tenang yang terus saja menjalar di hatiku.
Kami terpaksa menahan rasa ingin tahu kami dan membiarkan Jissie beristirahat sebentar di ruang tengah. "Berita itu benar.." ucap Jissie setelah ia meminum minuman yang dibuat Kevin. "..Mereka berencana menyerang White Witch.. dan berita itu sudah tersebar ke seluruh wilayah Dark Witch.." ucapnya yang meski bukan pertama kali kudengar namun tetap saja membuat jantungku seperti berpacu dengan sangat cepat. "...Mereka juga sudah menyiapkan volunteer* untuk melakukan penyerangan" lanjutnya yang membuat nafasku tercekat. Sudah sejauh itukah rencana mereka?? Volunteer??
Kami semua kembali terdiam. Menciptakan keheningan yang sama sekali tak terduga. Beberapa kali dalam kecemasanku, aku menatap pada para Master dan juga pemilik Live Diamond, berharap mungkin saja di antara mereka ada yang menemukan solusi yang bisa membuat nafasku terasa lega.
"Apa yang akan kita lakukan?" Karen bertanya dengan suara pelan dan tatapan yang tertuju pada Steve. Tapi baik Steve atau yang lainnya masih saja hanya bisa membisu tak menyahut. Sungguh, aku sangat tidak menyukai suasana ini!
"Aku sudah memutuskan!" Marcus memecahkan keheningan yang sempat kembali tercipta. Aku dan yang lainnya memandangnya bertanya. Apa yang sudah ia putuskan??
".. Aku dan ibuku juga Jeremy akan kembali ke Dark Witch" ujarnya yang membuatku menatapnya tak percaya. Apa ia sudah gila?? Apa ia tidak bisa berpikir?? Ia ingin kembali ke wilayah Dark Witch??!
"Apa kau sudah gila, Marcus??" tanyaku mempertanyakan kewarasannya saat membuat keputusan bodoh itu.
"Tidak, Ang.. Aku tidak gila... Aku memang seharusnya kembali ke wilayah Dark Witch.." ucapnya lagi yang membuatku seketika gusar padanya.
"Berhenti berbicara omong kosong, Marcus Cho!" sengitku yang jelas mengabaikan penjelasannya itu.
"Mereka akan menyerang kalian, Angela Park! Aku harus kembali!!" serunya yang tak mau kalah denganku.
"Kau pikir dengan kau kembali maka mereka akan menghentikan rencana gila mereka??!!" tanyaku yang menantang kecerdasan yang selalu ia banggakan itu.
Marcus menghela nafasnya, "aku akan berusaha menghentikan rencana mereka.." ucapnya yang membuatku mendengus lalu menertawakan pikiran naif-nya itu.
"Jangan bodoh Tuan Marcus Cho!! Kembali atau tidaknya kau pada mereka, mereka tak kan menghentikan rencana mereka!! Dirimu hanyalah alasan agar membenarkan penyerangan mereka!" cecarku yang semakin tidak tahan dengan pikiran Marcus saat ini.