Chapter 14

30 13 0
                                    


"Hei ! Nat!"

seseorang meneriaki namanya hingga membuat Nat menoleh kearah sumber suara, setelah menyadari seseorang itu siapa Nat membalikkan badan ke arah Feriska,Tere dan genza

"Hmm" Nat bergumam seraya menaikkan sebelah alisnya, feriska geram dengan kelakuan Nat dan langsung menghampiri Nat, tanpa terkontrol tangan feriska langsung menjambak rambut Nat.

"Ahhh!" Nat mengerang kesakitan. Nat tak kuasa membalas karena kedua tangannya di pegang oleh tere dan genza.

"Lo pacaran sama Genka??" feriska melepas tangannya yang berada di rambut Nat,

"Kalo iya kenapa? ha" suara Nat meninggi dia tak terima diperlakukan seperti ini, rambutnya yang digerai sudah mulai kusut karena sejak tadi diacak oleh feriska.

"Berani-beraninya lo kemarin bermesraan gitu ,lo berani sama gue? " feriska menaikkan volume suaranya seraya memintil rambut Nat dan menariknya.

"Kenapa gue harus takut sama lo? Kan udah jelas Genka milih gue daripada lo"Nat memberontak , berusaha melepas cekalan tere dan genza di tangannya.

"Lepasin dia" sebuah suara mengagetkan mereka. Genka ,
Tere dan genza melepaskan tangannya dari tangan Nat, sementara feriska masih ternganga dengan siapa yang datang di hadapan mereka, Nat lari menghambur kearah Genka.

"Lo gak kenapa napa kan Nat?"
Nat menggeleng.

"Abang Genka, Kok sama dia , Kan neng-nya disini" ucap feriska dengan nada yang manja.

"Ihh, denger ya ris, Gue gak sudi sama lo, Gue udah punya pacar , dia Nat" ujar Genka seraya melingkarkan tangannya ke pinggang Nat, dengan gerakan cepat ia membungkuk dan mencium dahi Nat di depan feriska dan kawan-kawannya, membuat mereka semakin ternganga melihat kejadian didepan mereka barusan .

"Awas lo Nat, gue bakalan buat perhitungan sama lo" ancam feriska seraya menunjuk nunjuk ke arah Nat.
Nat mengerutkan dahi sambil memegangi tangan Genka.

"Ayo pulang Nat, izin aja buat makul selanjutnya" ucap Genka seraya menarik tangan Nat menjauh dan menatap sinis kearah feriska,
Feriska dan kawan-kawannya tidak henti-hentinya mengumpat.

"Liat aja lo ya Nat, gue gak akan biarin lo ngambil kebahagiaan gue"

***

"Ayo keluar!"perinta Genka ketika sampai disebuah rumah yang sudah sering Nat kunjungi akhir akhir ini.

"Kok sepi ar?"

Tanya Nat sekali lagi ketika mereka hendak memasuki gerbang bercat hijau tua dengan eksterior bangunan berwarna coklat muda dengan halaman taman yang luas
Genka hanya mengangguk seraya mengambil kunci dan membuka pintu rumahnya

"Ayo masuk" Genka menarik Nat menuju kamarnya setelah mengunci pintu .

"Duduk Nat, gue mandi dulu" Genka berpamitan setelah mempersilahkan Nat duduk . kini mereka berada di sebuah kamar yang Nat pun tak pernah mengunjunginya, yang jelas ini bukan kamar Genka, karena Nat tahu kamar Genka yang mana .
Genka masuk ke salah satu ruangan yang diyakininya adalah kamar mandi. Nat beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruangan yang diyakininya adalah dapur, Nat membuka kulkas yang berada di pojok ruangan dan mulai mencari sesuatu yang bisa dimasak, dia mengambil telur sayuran dan daging yang berada di kulkas, lalu mulai memasak.

Di tengah tengah kegiatan Nat memasak tiba-tiba sebuah tangan melingkari perutnya.

"Ahh!" Nat terlonjak dan mendapati Genka sedang memeluknya dari belakang

"Harum sekali, udah lama gak ada yang masakin gue disini," Nat hanya tersenyum dan melanjutkan acara masak-masaknya, Nat membiarkan Genka tetap memeluknya seperti itu, rasanya tidak keberatan.

"Lo masak apa" Tanya Genka seraya melepaskan tangannya dan mencium pipi Nat.

"Gue masak omlet, habisnya tadi gue cari makanan gak ketemu-ketemu, gapapa kan gue masak"

"Lo laper?"

Nat hanya mengangguk tanpa melihat kearah Genka yang sudah duduk dikursi dibelakangnya.

"Ini sudah jadi" Nat membawa omlet buatannya "ini buatlo, ini gue" Nat menyodorkan sepiring omlet ke arah Genka.

"Mmm, delicious" Genka bergumam di tengah aktifitas makannya.

"Makasih, " Nat agak tersipu mendengar satu pujian dari Genka

"Lo bisa sesekali menginap disini untuk memasak untukku" Genka mengerling nakal kea rah Nat

"Nggakk" Nat menyikut lengan Genka dan melanjutkan makannya.

"Mana tante ?" Tanya Nat disela sela makannya

"Tante ira? , beliau lagi pulang ke jember kerumah orangtuanya , kenapa?"

"Ishh , itu orang tua mu ar?"Genka tersenyum kecut lalu menghentikan makannya.

"Dia bukan orangtua gue Nat, gue ini hanya anak titipan, dan orang tua gue pergi entah kemana Gue gak tau orang tua gue siapa, mereka menelantarkanku dan menitipkanku ke tante ira, namun, orang tua gue itu masih baik sih, beliau mengirimiku uang tiap minggunya, tapi gue pengen tau ke mereka, pengen tau juga rasanya kasih sayng dari orang tua langsung" ujar Genka santai tanpa jeda membuat Nat terkejut dengan penuturan Genka.

"Maaf ar. Gue gak bermaksud bahas kayak gitu."

"Gapapa Nat, " Genka terseyum kearah Nat dan melanjutkan makannya. Setelah dirasa selesai keduanya beranjak keruang tamu setelah selesai memasukkan piring yang mereka gunakan ke mesin cuci piring.

"Ka, "

Genka hanya menoleh sambal memakan camilannya.

"Lo, kok bisa bisanya sih , bilang ke seluruh kampus tentang hubungan kita, kan itu bisa ngebuat fans-mu jadi haters ku"ujar Nat seraya memencet remote tv untuk menciptakan sedikit keramaian , dan mulai mencari-cari chanel yang akan ditontonnya.

"Mmm, pengen aja" ucap Genka

"Tuh kan, jawab yang jujur Ka" ujar Nat mulai jengkel.

"Biar mereka tau kalo gue punya pacar dan berhenti ganggu gue Nat ., gue gak nerima penolakan"

"Ka"Nat kesal dan mencubit lengan Genka

Genka menarik tubuh Nat kedalam pelukannya dan menenggelamkannya kebawah bantal sofa yang berada di pangkuannya karena merasa gemas dengan ekspresi Nat.

"Kan gue udah bilang, gue gak nerima penolakan, dalam bentuk apapun." Ujar Genka

Nat memberontak di bawah bantal dan hanya dibalas cengiran oleh Genka.

"Ka,lo gak bisa seenaknya gitu,lo gak mikir jumlah orang yang benci sama guem akin banyak, itu kan membahayakan, padahal gue pengen hidup biasa-biasa aja di kampus"
setelah mengatakan itu Nat mengerucutkan bibirnya beberapa senti kedepan lalu , Nat membuang semua bantalan ke lantai agar bisa bersandar nyaman , mengangkat kedua kaki ke atas meja dengan tangan terlipat, berusaha terlihat santai.

Nat mulai memilih-milih lagi tayangan apa saja. Namun, ia tidak bisa mengabaikan gerak gerik Genka yang mulai membenarkan posisinya, cowok itu menggeser kaki Nat turun dari meja , mengambil alih tempat itu untuk ia duduki. Menghalangi pandangan Nat dari TV.

"Gue sudah bilang, Gue gak nerima penolakan dalam bentuk apapun, Ngerti!" cowok itu lalu menatap matanya. Entah sejak kapan Genka mampu menatap mata seorang wanita selama itu. Setelah mengatakan itu Genka berpindah duduk ke sebelah Nat dan membarin gkan badannya dengan kaki yang diselonjorkan ke pangkuan Nat. Dan sesekali mencolek Nat dengan jari-jarinya. Karena rasa kantuk yang luar biasa akhirnya Genka memejamkan matanya dan hal itu dimanfaatkan Nat untuk memerhatikan Genka . sesaat, ia masih menikmati senyuman Genka yang menurutnya memang sangat menawan, tak heran jika banyak wanita yang cemburu mendengar bahwa Genka menjadi pacarnya, dan ketika tiba-tiba mata Genka terbuka .
Nat pikir Genka akan memalingkan wajahnya , tapi salah ternyata cowok itu membalas tatapannya. Mungkin Nat tidak keberatan menghabiskan hari seperti ini . namun, tidak bagi Genka . cowok itu menariknya untuk berbaring di sofa. Disebelahnya, dengan kedua lengannya memeluk Nat

"Ehm,, Ka"

"Jangan bergerak , nanti gue jatuh"

Nat terdiam karena pelukan Genka. Semakin erat, sekilas bisa ia rasakan Genka mengusap rambutnya, tidak ada alasan yang lebih kuat baginya untuk menolak. Nat menenggelamkan wajahnya di dada Genka membalas pelukan yang sama erat.

Amico Mio ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang