Bab 13 - Mas Produser

59.1K 3.7K 96
                                    

"Pak Aldi, bu Jia?" tanyanya heran. Aldi gelagapan, ia segera sadar dengan posisinya yang sangat bisa menimbulkan fitnah ini. terlebih tidak ada satu orang lagi di sini.

"Pak Zaka!" panggil seorang gadis, membuat oak Zaka menoleh. Aldi dan Jia juga ikut menoleh. Gadis itu menghampiri pak Zaka dengan napas ngos-ngosan dan buku ditangannya.

"Saya mau bimbingan sama Bapak," ujarnya masih dengan napas tersenggal.

"Oh iya, masuk Aulia, "

OoO

"Argh! Sial banget hari ini..." Aulia mengerang frustasi. Ia menyeruput banyak-banyak es tehnya. Fina dan Richard, yang semeja dengannya sampai terheran-heran.

"Kenapa sih, Ya??"

"Pokoknya hari ini gue kesel! Titik! Nggak mau bimbingan sama pak Zaka lagi...." Aulia merengek. Ia lalu berdiri dan berlalu dari sana. Ia butuh sendiri, posisinya sebagai nyamuk juga sangat tidak menguntungkan.

Kekesalannya sudah sampai di puncak kepala. Tadi sewaktu bimbingan Jia dan Aldi berhasil memecah konsentrasinya. Posisi duduk mereka yang bersebelahan, ditambah Jia yang terus-terusan memandangi Aldi makan dari kotak biru itu, berhasil membuat hati Aulia panas.

Aulia memandangi ponselnya, biasanya Aldi akan mengiriminya pesan. Walaupun tidak ada balasan dari Aulia, Aldi tak pernah absen mengirimi Aulia pesan. Aulia juga selalu membaca pesannya.

Tapi sekarang, satu pesan dari Aldi pun tak ada yang masuk. Pasti ini karena sedang bersama Jia. Andai saja Jia tidak datang ke sekitarnya, sudah pasti Aulia masih akan baik-baik saja dengan Aldi.

Aulia membuka roomchat dari Aldi. Mulai membacanya dari awal.

Pak Aldi
Aulia...
Pak Aldi
Tadi di depan rumah saya ada kucing lagi mesra-mesraan
Pak Aldi
Saya kan jadi pengen. Tapi gada yang bisa diajak mesra-mesraan 😏

Aulia
Tadi sama bu Jia kalo bukan mesra-mesraan namanya apa?

Pak Aldi
Kamu cemburu, ya?
Asik, ada yang cemburu

Aulia
Nggak ada -_-
Chat sama bu Jia aja sana!!

Pak Aldi
😂😂
Tadi kan saya udah bilang, saya sama bu Jia nggak ada apa-apa. Saya ada apa apanya cuma sama kamu :v
Pak Aldi
Oh iya, besok malam saya lamar kamu ya? Nggak sabar😊

Aulia tersenyum membaca history chat nya beberapa minggu lalu. Rasanya sedih juga ya, mengenang hal menyenangkan yang tidak bisa diulang lagi.

Ia men scroll lagi layar ponselnya. Membaca pesan Aldi yang mulai tidak ia balas.

Pak Aldi
Ya...

Pak Aldi
Kamu marah?
Saya beneran nggak ada apa-apa sama Jia✌️

Pak Aldi
Suruh Juna pukul saya, tapi biarin saya ketemu kamu...

Pak Aldi
Yaudah kalo masih marah. Tapi jangan lupa makan. jangan lupa hidup juga 😁

Pak Aldi
Hari ini ngapain aja? Mikirin saya, nggak?

"Iya, pas itu mikirin. sekarang juga. hehe," Aulia bermonolog, berharap rasa sedihnya ikut menguap.

Pak Aldi
Kita udah nggak ketemu lama ya, Ya? ketemuan, yuk 😂

Pak Aldi
Jangan lupa makan. Kamu butuh tenaga ekstra buat mikirin saya

Pak Aldi
Jangan marah, dong... Saya beneran nggak ada apa-apa sama Jia 😭

Pak Aldi
Saya rindu :)

"Jahat banget sih," katanya lagi setelah membaca pesan terakhir itu.

Pesan itu baru dikirim Aldi tadi pagi. Pukul 6. Biasanya Aldi akan mengiriminya pesan lagi pada siang hari. Tapi kini?

"Kalo kangen tu bilang. Gengsi kok digedein." Suara tak asing itu tiba-tiba terdengar dekat. Aulia menolehkan kepalanya ke belakang.

"Bapak?!" Kaget! Aulia benar-benar kaget! Ia juga malu setengah mati saat tahu Aldi melihatnya meratapi pesn-pesan darinya. Mau ditaruh dimana mukanya setelah ini. Rasanya ingin tenggelam sajaaaa....

"Kamu kangen kan, sama saya???" goda Aldi sambil menaik turunkan alisnya. wajah aulia memerah.

"Nggak! Apaan sih? Udah ah, mau pergi aja." Aulia terlanjur malu. Ia bergegas pergi daripada Aldi bertambah buas menggodanya.

"Tapi tadi ada yang bilang lagi mikirin saya," Benar kan, Aldi memang tidak ada puasnya menggoda Aulia. Lagipula, Aldi sudah lama tidak seperti ini. Tolong yang bernama waktu, bisa diajak berkompromi.

"Emang saya bilangnya lagi mikirin Bapak? dih, Geer banget!" Aulia mengelak, malu kalau mengakui. Apalagi dag-dig-dug saat dekat Aldi datang lagi.

"Saya nggak bilang kalo yang kangen itu kamu lho, Ya." Aldi semakin gencar menggodanya.

"Serah!" Aulia langsung pergi meninggalkan Aldi yang masih senyum menggoda. Nggak tahu apa, kalau Aulia jadi pengen peluk. Yang penting sekarang rasa rindunya sudah terobati. Eh?

Aulia berjalan kembali ke kantin. semoga saja masih ada Fina dan Richard di sana. Ia harus bilang pada mereka kalau ia sudah mau dan sangat mau bimbingan skripsi dengan pak Zaka biar bisa sering ketemu Aldi.

Saat hendak sampai di kantin, seorang pria dengan kemeja merah menghampiri Aulia. Kacamata bulat dengan frame bening, bertengger di hidungnya.

"Aulia, ya?" dia bertanya. Aulia mengangguk.

"Kenapa ya, Mas?"

"Boleh bicara?" pria itu bertanya lagi. Aulia memandang sekitar. ramai. Fina dan Richard juga belum pergi. Jadi kalau ada apa-apa, ada yang bisa ia mintai tolong.

Aulia mengikuti pria itu, duduk di bangku kantin setelah memesan minuman untuk keduanya.

"Saya Elvano, produser musik yang punya Je Music Studio." katanya sambil menyodorkan sebuah kartu nama. Aulia sedikit kaget. Apa seterkenal itukah dia, sampai didatangi produser musik.

"Saya mau ditawarin jadi penyanyi ya, Mas?" Aulia bertanya dengan girang.

"Bukaan," Elvano terkekeh. Bagaimana bisa gadis selugu ini yang harus ia hadapi.

"Kalo gitu saya mau dijadiin yang main musik, ya?" tanya Aulia lagi.

Lagi-lagi Elvano terkekeh, "Bukaan,"

"Padahal saya bisa main pianika."

"Saya bukan mau ngajak kamu main musik," Elvano menjelaskan dengan senyum yang tak kunjung luntur. Aura menyenangkan Aulia menular padanya.

"Terus mas Elvano mau apa?" tanya Aulia sedih. Peluangnya menjadi pemusik sudah hilang.

"Kamu punya hubungan kan, sama Aldi?" pertanyaan Elvano menyentak Aulia. Ia bukannya punya hubungan dengan Aldi. Tapi belum.

"Ini tentang Jia." Aulia mengerutkan dahinya. perasaannya tak enak. Apa hubungan Aldi dan Jia?

OoO

Kalo ngelewatin satu hal berarti, jangan berhenti. Masih ada banyak hal berarti lain yang nggak harus dilewatin lagi.

MADOS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang