"Udah sekitar lima bulan lewat sejak kamu pertama kali datang ke rumahku," ujar Aldi penuh selidik. Jia mendongak, mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas di hadapannya.
"Lalu?" tanyanya bingung.
"Katanya Elvano udah nabung," kesal Aldi. Ya, sejak saat itu, Jia dan Elvano beberapa kali berkunjung ke rumah Aulia dan Aldi.
"Nabung?" Jia terkekeh. "Nabung restu dari mamaku. Bukan nabung yang lain."
Aldi melongo. Jadi... Padahal ia sudah bilang pada Aulia kalau Jia hamil duluan.
"Makanya, pas Elvano dulu mau jelasin aja kamu main potong. Bilang kalau Aulia belum cukup umur." ejek Jia.
"Salahin aja Elvano yang tampangnya yadong!" Jia benar-benar tergelak. Apalagi wajah Aldi tampak benar-benar tersiksa karena malu.
"Kamu kali yang mesum! Nggak sabar banget buat kemarin malem" Jia menggoda, mengingatkan Aldi tentang ciuman panasnya dengan Aulia yang tak sengaja ia pergoki di ruang kerjanya kemarin sore.
"Mentang-mentang nggak ada orang, main nyosor aja. Nggak malu, sama CCTV?" goda Jia lagi.
Tapi Aulia itu kan istrinya. Jadi tidak apa, tho? Malahan bisa mendapat pahala. Jia saja yang iri karena belum bebas disentuh-sentuh Elvano.
"Kamu iri, kan?" tuduh Aldi.
Jia ancang-ancang melempar stoples kaca berisi cemilannya ke arah Aldi kalau saja pak Zaka tak datang. "Kenapa ini, kok rame banget?"
"Jia pengen gitu-gitu sama pacarnya tapi inget kalo belum sah," ujar Aldi cepat. Aldi menguncupkan kedua tangannya dan menyatukannya. Jia mendelik kaget.
Awas kamu, Di!
"Wah... Jangan itu, Bu. Nikah dulu baru boleh gitu-gitu. Ibu kan dosen, jadi harus memberi contoh yang baik sama muridnya." Pak Zaka memberi wejangan panjang lebar.
"Iya, Pak." Jia mengangguk patuh sambil tersenyum canggung. Kalau tidak diiyakan nanti malah semakin lebar dan merambat kemana-mana.
"Ya memang harus gitu." Aldi mengompori. Jia menyipitkan mata, memandang Aldi yang pura-pura tak acuh.
"Kalau pendapat bapak tentang ciuman di sembarang tempat?" ganti Jia yang menyindir Aldi.
"Astagfirullah... Jangan dulu cium-cium, Bu. Ibu kan belum sah. Nanti kalau sudah sah, boleh cium nggak hanya di pipi."
Eh eh??
"Bukan, bukan saya, Pak!" jelas Jia. Aldi terkikik melihat Jia yang berakhir senjata makan tuan.
OoO
Aldi membuka roomchatnya dengan Aulia dan mulai mengetikkan pesan. Entah kenapa hari ini ia tidak ingin masuk kerja dan ingin terus bersama Aulia.
Aldi
I'm so confussed. don't know what to do.Aulia
Have a problem? Tell me.Aldi
When I'm around you, I feel my mind go blank.Aulia
Whaatt??Aldi
I really like youAulia
Gombal.Aldi
I want to confess, but I'm scarred to find of the truth
KAMU SEDANG MEMBACA
MADOS [TERBIT]
Teen FictionMADOS >>[ Ma Dosen ]<< belum direvisi "Loh?! Pak Aldi?!" "Aulia?" "Bapak ngapain di sini?!" "Saya nunggu orang. Dia adik dari sahabat Saya." "Saya juga nunggu orang. Dia temennya kakak Saya. Bisa pas gitu ya, Pak?" "Iya," "Eh? Loh? Pak..." "Kenapa...