Bab 6.A

81.5K 7.5K 590
                                    

Kangen yaaa kangen yaaaa sama akuu hahhahahaha VOTE KOMEnnya donggg jangan lupaaa wakkakakakakakka Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen yaaa kangen yaaaa sama akuu hahhahahaha VOTE KOMEnnya donggg jangan lupaaa wakkakakakakakka Happy reading...

Bab 6.A


"Kayla, lihat, ternyata Papa belikan kamu boneka." Ivana tersenyum bahagia saat mendapati sebuah boneka yang tergeletak di atas barang belanjaan yang tadi siang dibawa oleh Rainer.

Rupanya, Rainer mengingat anaknya, dan membelikan sebuah boneka untuk Kayla. Padahal selama ini Rainer tak pernah mempedulikan anak-anaknya. Jangankah membelikan mainan, menggendong mereka saja mungkin jarang, atau hampir tak pernah.

Lalu Ivana mengingat sesuatu. Benarkah Rainer membelikan boneka ini untuk Kayla? Atau, jangan-jangan Rainer membelikan boneka ini untuk calon anak Sahara? Hati Ivana kembali diliputi rasa sakit saat mengingat fakta itu.

Ivana menatap Kayla yang sedang bersenang-senang dengan bonekanya. Lalu Ivana meminta kembali boneka tersebut sembari berkata "Kita simpan ya bonekanya, nanti rusak."

"Mama, boneka, Mama..." Kayla mulai merengek. Ivana merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan tadi.

"Bonekanya buat Adik, ya..." Ivana mulai menenangkan Kayla. Jika benar boneka itu untuk calon anak Sahara, maka benar apa yang dikatakan Ivana bahwa boneka itu untuk adik Kayla. Bagaimanapun juga, anak Sahara nantinya akan menjadi adik Kayla juga, kan?

"Berikan padanya." suara berat tersebut membut Ivana menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Rainer sudah berdiri di dalam ruangan yang saa dengannya, wajah pria itu menampilkan ekspresi keras yang sulit diartikan.

"Kamu datang? Uuum, maaf, kupikir bonekanya tadi buat Kayla, jadi aku tunjukkan padanya dan..."

"Memang untuk dia." kalimat Ivana dipotong begitu saja oleh Rainer.

"Kamu, membelikan Kayla?"

Rainer tak menjawab, dia meraih boneka tersebut, lalu merebut Kayla dari Ivana. Menggendong Kayla yang segera bermanja-manja padanya, kemudian memberikan boneka itu pada Kayla. Ivana merasa hatinya teduh, matanya berkaca-kaca saat melihat pemandangan tersebut.

Selama ini, Rainer tak pernah memberikan hadiah atau mainan untuk anak-anaknya. Bahkan, ketika Aksa atau Kayla ulang tahun saja, Ivana hanya merayakannya bertiga, dan hanya Ivana yang memberi kado pada anak-anaknya berupa mainan. Apa yang diinginkan Ivana bukanlah tentang uang, tentang hadiah atau nominalnya, tapi semua ini tentang perhatian Rainer yang hampir menyentuh angka Nol padan anak-anaknya.

Ivana tahu, bahwa Rainer sangat membencinya, Rainer memiliki dendam pada dirinya. Tapi yang Ivana tak mengerti, kenapa selama ini Rainer juga melampiaskan dendam pada anak-anaknya? Bersikap seolah tak peduli pada mereka? hal itu yang membuat Ivana merasakan sakit yang luar biasa di hatinya.

Kini, ketika dirinya melihat Rainer sedang memanjakan Kayla, ada sebuah rasa sejuk di hatinya. Membuatnya terharu hingga sampai berkaca-kaca.

Ivana tak bisa membuka suara lagi setelahnya, karena fokusnya kini hanya jatuh pada sepasang ayah dan anak yang kini sedang memainkan sebuah boneka sembari saling bermanja satu sama lain. Ivana tersenyum, dengan spontan dia mengusap perutnya. Rainer tampak menyayangi Kayla, suaminya itu akan menyayangi anak yang ada dalam kandungannya juga, kan?

The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang