Bab 4.A

82.5K 7.4K 581
                                    

Berhubung udah 2K vote dan GILAAAA 700 komen, jadinya saya uplahhh hahahhahah Vote komen lagi yaakk hahahhha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhubung udah 2K vote dan GILAAAA 700 komen, jadinya saya uplahhh hahahhahah Vote komen lagi yaakk hahahhha

Bab 4.A

Kelelahan karena bercinta bukanlah sebuah hal baru untuk Ivana. Kadang, Ivana bahkan tak bisa mencerna apa yang ada dalam pemikiran Rainer. Suaminya itu sangat membencinya, tapi di sisi lain, pria ini juga sangat bergairah padanya. Ivana ingin menolak, tapi kekejaman yang ditunjukkan Rainer padanya membuat Ivana tak bisa melakukan apapun selain pasrah.

Ivana tiba-tiba merasakan lengan Rainer merengkuhnya, menariknya mendekat hingga bagian belakang tubuh Ivana menempel sepenuhnya pada tubuh Rainer.

Saat ini, keduanya memang tengah terbaring di atas ranjang mereka setelah percintaan panas yang dilakukan Rainer pada Ivana. Biasanya, Rainer akan pergi begitu saja, entah pindah kamar, atau menghabiskan sisa malamnya di tempat lain. Tapi berbeda dengan malam ini. mungkin karena pria ini setengah mabuk, atau mungkin karena lelah, Rainer memilih menetap di ranjang yang sama dengan Ivana. Lebih mengejutkan lagi ketika tiba-tiba Rainer meraih tubuh Ivana, merengkuhnya dan memeluknya dari belakang seperti saat ini.

Jemari Rainer mulai bergerilya, menggoda payudara Ivana. Sedangkan bibir pria itu mulai mencumbu kulit punggung Ivana. Tubuh Ivana beku seketika. Lima tahun hidup bersama, tak pernah dirinya mendapat perlakuan seperti ini sebelumnya.

Jamari Rainer yang lain mulai turun, mengusap lembut perut Ivana, kemudian turun lagi, membelai lembut pusat diri Ivana. Tubuh Ivana membeku seketika, tak pernah dia mendapatkan perlakuan selembut ini dari Rainer. Biasanya, jika pria ini ingin menyalurkan hasratnya, Rainer hanya perlu memaksa, atau melakukan apapun semaunya, tanpa melakukan hal-hal seperti ini. Memasukinya begitu saja hingga kadang Ivana merasa tak nyaman dan hampir tak pernah merasakan kenikmatan. Tapi kini, ia merasa Rainer bersikap berbeda, kenapa?

Tiba-tiba saja Rainer memaksa wajahnya agar menoleh ke belakang, lalu tanpa sepatah katapun, bibir Rainer menyapu bibir Ivana. Mata Ivana sempat membulat saat tiba-tiba Rainer mencumbunya.

Jika diingat-ingat, mungkin ini kali pertama Rainer mencumbunya seperti ini. biasanya, Rainer mungkin akan menciumnya, tapi dengan sangat kasar, dengan sesekali menggigit bibirnya, ciuman yang lebih pantas disebut dengan sebuah hukumam ketika Ivana berani melawan Rainer. Maka dari itu, meski dia ingin melawan, Ivana tak bisa menunjukkan secara jelas, karena Rainer pasti akan menyiksanya.

Kini, cumbuan yang diberikan Rainer malam ini benar-benar berbeda, suaminya ini tampak kehilangan kendali, bahkan sesekali Ivana mendengarkan erangan kenikmatan yang lepas dari bibir Rainer. Ivana mulai tergoda, dia memejamkan mata seakan menikmati cumbuan yang diberikan rainer padanya.

Rainer mulai merubah posisi mereka, menindih tubuh Ivana. Matanya yang berkabut itu mulai mengamati wajah Ivana, menatap bibir ranumnya, membuat Ivana merasa tak nyaman.

Bukan tanpa alasan, karena selama ini, Ivana merasa bahwa dirinya tak pernah dipandang seperti itu oleh suaminya ini. Dan kini lihat, suaminya itu kini tampak menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kepala Rainer kembali menunduk, meraih bibir Ivana lagi, mencumbunya, sebelum dia turun, merayapi leher Ivana, menghisapnya, memberi tanda di sana. Kemudian, Rainer mulai memposisikan diri untuk menyatu.

Ivana menerimanya dengan pasrah, membuat percintaan panas mereka kali ini terasa cukup berbeda. Tak ada ketidak nyamanan seperti yang biasa Ivana rasakan, tak ada rasa sakit, dan... Ivana benar-benar bisa menikmatinya.

Rainer mengangkat wajahnya, menatap Ivana dengan sungguh-sungguh tanpa sedikitpun menghentikan pergerakannya. Kemudian, dia berkata "Andai aku tak memiliki dendam, mungkin aku akan menjadi pria yang paling bahagia sekarang..."

Entah apa artinya, Ivana tak tahu. Dia hanya terlalu terlena dengan kelembutan tak biasa yang ditampilkan oleh Rainer, dia hanya sedikit bahagia, karena Rainer yang tak lagi bersikap kasar dan kejam padanya. Meski itu hanya sementara, meski itu hanya malam ini saja, Ivana ingin menikmatinya...

***

Esok harinya, Ivana terbangun sendiri. dia melihat jam di nakas, masih pagi, tapi Rainer sudah tak ada di sana. Ia yakin benar bahwa semalam setelah percintaan terakhirnya, Rainer yang tidur lebih dulu di sampingnya. Bahkan, Ivana sempat mengamati wajah tampan suaminya itu. tapi kini, dia tak mendapati dimana Rainer berada.

Ivana bangkit, menuju kamar mandi, dia membersihkaan diri dan mengganti pakaiannya. Dari pantulan cermin, dia melihat beberapa tanda merah di lehernya, seketika wajahnya bersemu merah.

Rainer memang senang sekali meninggalkan tanda di tubuhnya. Biasanya berupa luka atau bekas gigitan. Ya, suaminya itu memang beringas saat berhubungan intim. Tapi berbeda dengan biasanya, tanda di lehernya saat ini hanya berupa tanda merah, tanpa rasa sakit, tapi cukup terlihat jelas dan membekas. Mungkin, Ivana akan mengurai rambutnya agar tanda itu tak begitu terlihat.

Dengan wajah yang masih merona, dia keluar dari kamarnya, menuju ke kamar anak-anak dan mendapati kedua anaknya masih tertidur nyenyak.

Ivana lalu menuju ke arah dapur yang sudah ada Bi Marni di sana, dia bertanya apa Bi Marni melihat Rainer atau tidak, dan Bi Marni berkata jika Rainer sudah pergi pagi-pagi sekali.

"Kemana Bi?"

"Tampilannya sih kayak ke kantor, Non." Ivana melirik jam di dinding. Sekarang belum jam tujuh, kenapa Rainer berangkat pagi-pagi sekali?

Sedangkan di lain tempat, Rainer sudah duduk di ruang kerja di kantornya. Satpam penjaga gedung tadi bahkan sempat terkejut melihat Rainer yang sudah datang pagi-pagi buta.

"Tolol. Apa yang sudah kulakukan?" Rainer tak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

Semalam, dia lepas kendali, semalam, dia sudah meruntuhkan tembok pertahanan yang sudah dia bangun untuk menghalangi Ivana, hingga saat dirinya bangun, dirinya tak tahu harus berbuat apa dan bagaimana cara menghadapi Ivana. Karena itulah dia memilih berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari perempuan itu.

"Brengsek!" sesekali Rainer mengumpat. Apa yang sudah dilakukan perempuan itu padanya? Kutukan apa yang sudah diberikan istrinya itu pada dirinya?

-TBC-

Pendek yaa... iyaa cuman 800an word hahhahahah tapi gak ngurangin semlidutannya kannn ahhahahahah btw, bab2 selanjutnya, jiwa ke HOT daddyan si Rain bakal keluar lohhh,,, jiwa2 keposesipan akutnya jugaaa hahhahahaha tunggu yaaakkkk


The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang