VOTE KOMEN jangan lupaaaaa muwaahhh
"Aku tidak sedang merasa bertarung denganmu." lirih Ivana. "Bisakah kita melupakan masa lalu dan memulai lagi dengan lembaran baru?" Ivana mengulurkan jemarinya dan berusaha menyentuh pipi Rainer, "Aku hanya..."
Rainer mencekal pergelangan tangannya sebelum Ivana menyentuhkan jemarinya pada wajah Rainer "Jangan menuntut lebih." Desis Rainer tajam sebelum dia pergi meninggalkan ruang USG begitu saja.
Ivana membeku menatap kepergian suaminya. Sampai kapan dia harus bersabar? Sampai kapan dia harus bersaha menyentuh hati dingin suaminya?
***************************
Bab 6.B
Kayla masih bermanja-manja dengan Rainer saat Ivana duduk di atas ranjangnya dan mengajari Aksa mewarnai tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya. Sesekali, Ivana menatap ke arah Kayla dan Rainer. Keduanya tampak akrab, dan Ivana sangat menyukai pemandangan itu.
Ketika keempatnya sibuk dengan apa yang sedang mereka lakukan, pintu ruanh inap dibuka, menampilkan sosok Farel yang tersenyum ramah menatap ke arah mereka semua.
"Selamat sore." Sapanya dengan ramah.
Aksa yang melihat kedatanga Farel akhirnya segera menghambur sembari meneriakkan "Om Dokter" ke arah Farel.
"Hei..." Farel segera menggendong Aksa. "Gimana sekolahnya hari ini?"
"Dapat tugas mewarnai." Aksa bahkan sudah menunjukkan bukunya pada Farel.
"Oh ya? Om bisa lihat?" tanya Farel sembari menurunkan Aksa. Aksa berlari mengambil bukunya dan memberikannya pada Farel. Keduanya tampak begitu dekat, dan hal itu tak luput dari perhatian Rainer.
Wajah Rainer mengeras, rahangnya mengetat karena melihat pemandangan itu. Aksa bahkan tak pernah menunjukkan kegiatannya pada dirinya, kenapa harus dengan orang lain?
"Hebat. Ini keren sekali. Ayo lanjutin lagi." Perintah Farel yang segera disambut dengan anggukan antusias oleh Aksa. Farel lalu mendekat ke arah Ivana dan bertanya "Bagaimana kabarmu saat ini."
Ivana merasa tak nyaman mendapati perhatian itu apalagi saat ini di dalam ruangan tersebut juga terdapat Rainer.
"Baik. Kamu sudah buka praktik?"
Farel melirik jam tangannya. "Ini sebentar lagi, makanya aku mampir ke sini, lihat keadaan kamu."
"Terima kasih. Dan....."
"Sebaiknya Anda segera pergi." Rainer memotong kalimat Ivana hingga Ivana dan Farel menatap ke arah Rainer. Pria itu tampak sudah berdiri dengan ekspresi sangarnya.
"Ahh, ya. Oke, kalau begitu aku balik dulu. Semoga cepat sembuh." Farel menatap Ivana dan tersenyum lembut padanya. Ivana hanya mengangguk dan membalas senyuman Farel dengan senyuman lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Husband
RomanceMemiliki suami seperti seorang Rainer Bastian merupakan sebuah mimpi buruk bagi Ivana Putri Abinaya. Bagaimana tidak, Rainer menikahinya hanya karena sebuah dendam. Tujuan hidup Rainer hanya satu, yaitu membuat Ivana menderita sepanjang hidupnya. ...