Bab 7.B

83.3K 7.7K 922
                                    

Ayookkk jangan mau kaah ama Daddy Ivander yakkk..... Ayokkk Team Papa hujan mana nihhhh VOTE komennya yang rame yaakkkk biar gak kalahh hahahahha

Ivana membalikkan badannya dan dan mendapati seorang pria melangkah mendekatinya. Ivana ternganga melihat pria tersebut, begitupun pria itu yang tampak tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Iv, masih ingat Kakak?" tanya pria itu yang sudah berada di hadapannya.

Ivana menurunkan Kayla, dan seketika itu juga dia menghambur memeluk tubuh pria itu. Itu adalah Ivander Putra Abinaya, kakaknya, yang sudah amat sangat lama tak bertemu dengannya....

*****************************

Bab 7.B


Ivana masih tak berhenti mengamati Kakaknya. Ia hampir lupa kapan terakhir kali dirinya bertemu dengan Sang Kakak. Seingatnya, saat itu dirinya masih kecil, sedangkan Ivander sudah SMA ketika kakaknya itu diusir dari rumah karena kedapatan menggunakan narkoba di kamarnya.

Ketika dewasa, Ivana sempat menyesali apa yang dilakukan orang tuanya. Saat itu, seharusnya Sang Kakak membutuhkan pengobatan, seperti rehabilitasi dan sejenisnya. Tapi orang tuanya mengusir kakaknya begitu saja tanpa mempedulikan kesulitan Sang kakak saat itu.

Kini, Ivander tampak tumbuh menjadi pria dewasa yang tampak mapan, tampilannya jauh dari kata sederhana. Dia mirip dengan Rainer, rapi, tampan, dan tampak berkelas. Bagaimana bisa?

"Aku masih nggak nyangka kalau bisa ketemu sama kamu di sini."

"Kakak kemana saja selama ini?"

Ivander tersenyum dan menggelengkan kepalanya "Kamu nggak akan mau mendengar apa yang terjadi denganku. Yang penting aku sudah di sini sekarang."

"Kakak tinggal di Jakarta?" tanya Ivana lagi.

"Ya, aku ada rumah di sini, tapi aku tidak menetap. Ada kerjaan yang harus kuurus dan memaksaku untuk berpindah-pindah tempat tinggal."

"Kerjaan apa? kakak sudah sukses?"

Ivander menganggukkan kepalanya. "Aku harus ngurus perusahaan seseorang, dan itu bukan perusahaan kecil. Pasarnya mencangkup Asia Eropa, jadi aku harus sering pergi dan tinggal di luar negeri."

"Sungguh? Orang itu pasti baik sekali sampai-sampai memercayakan perusahaannya pada kakak."

Ivander tampak enggan membahasnya "Dia mendiang mertuaku."

"Kakak sudah nikah?"

"Lupakan saja, aku nggak mau membahasnya." Ivander kemudian menatap Ivana dengan tatapan mata lembutnya "Kamu juga sudah dewasa sekarang, sudah punya anak-anak. Dimana suamimu?"

Ivana tak tahu harus menjawab apa. "Dia, sibuk bekerja, Kak."

Ivander tak curiga, dia hanya menganggukkan kepalanya. "Sebenarnya, 3 tahun yang lalu, aku pulang ke rumah, tapi rumah kita sudah ditempati orang lain. Apa yang terjadi?"

Ivana tak tahu harus berkata apa "Mama dan Papa meninggal, Kak. Rumahnya aku jual karena aku harus tinggal dengan suamiku."

"Kenapa harus dijual? Kamu bisa menyewakannya, kan? Dan bagaimana bisa Mama dan Papa meninggal?"

Ivana tak bisa menceritakan semuanya. Dia tak bisa mengatakan bahwa kedua orang ta mereka meninggal karena dendam yang dilakukan oleh Rainer, dia juga tak bisa mengatakan bahwa rumah mereka sebenarnya dijual oleh Rainer karena Raienarlah yang sudah menghancurkan perusahaan keluarga mereka dan merampas saham-saham serta aset-asetnya.

The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang