Bab 9.A

83.3K 8K 602
                                    

Haiiiii kangen Papa hujan yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiiii kangen Papa hujan yaaa... hahahahhaha happy reading yaaa.... kalo kalian ngikutin IG aku yaa pasti tau kenapa aku belum bisa update cerita ini sering2.. karena aku sedang nulis bagian puncak konflik yang berhubungan sama ceritanya Daddy Ivander dan Mommy Aurel. So, aku harus hati2 dan gak gegabah buat update biar bisa nyambung nanti. gitu yaaa... jadi mohon maklum. pasti aku lanjut kok.... jangan lupa VOTE dan KOMEN yang buanyak yaaa.... Papa mulai manis di sini... hikkss jadi terharu...


"Rainer..." Panggilan Ivana membuat Rainer menoleh ke arah perempuan tersebut. "Bolehkah aku mencintaimu?" pertanyaan tersebut membuat Rainer membeku seketika.

Cinta?

Dicintai oleh orang yang dia benci?

Bagaimana bisa???

*********************************

Bab 9.A


Pagi itu menjadi pagi yang cukup canggung untuk Ivana. Bagaimana tidak, Rainer tak berhenti menampilkan sikap dinginnya, sejak pernyataan cintanya tadi malam. Seharusnya, dia tak menyatakan hal itu bukan?

Semalam....

"Bolehkah aku mencintaimu?"

"Apa maksudmu?"

"Aku... sepertinya sudah jatuh cinta padamu."

"Kamu gila? Aku membencimu! Bahkan satu-satunya orang di dunia ini yang paling kubenci, itu adalah kamu."

"Aku tahu, Aku tak akan memaksamu untuk mencintaiku. Aku hanya ingin kamu tahu tentang perasaanku."

"Tak perlu, karena perasaanmu, tak akan mengubah apapun." Desis Rainer dengan nada tajam sebelum dia meninggalkan kamar. Ivana merasa sedih, dia merasa sendiri dan dia merasa sangat malu atas penolakan kasar yang diberikan Rainer terhadapnya.

Kini, Rainer tak berhenti menampilkan sikap dinginnya. Bahkan wajahnya sudah ditekuk sejak Ivana bertatap muka dengannya.

"Mama, apa Om Dokter jadi menjemput kita?" pertanyaan Aksa membuat Rainer menghentikan aksinya yang kini sedang menyantap hidangan sarapan di hadapannya.

Mata Rainer segera menatap ke arah Aksa dan beralih pada Ivana. Ivana tampak sekilas menatapnya, sebelum dia kembali menatap Aksa dan menjawab "Om Dokter sibuk."

"Tapi bukankah dia bilang mau jalan-jalan sama kita?"

"Kamu mau kemana?" tanya Rainer kemudian. "Papa bisa temani kamu seharian ini."

Aksa menatap Rainer. Lalu menatap ke arah Ivana, kemudian kembali lagi menatap ke arah Rainer "Aksa takut ditinggal kayak tadi malam."

Sial! Rainer seperti mendapat sebuah pukulan karena ucapan polos tersebut.

The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang