Bab 4.B

83K 8.3K 1.1K
                                    

Suamiku lihaattttttt depan belakang okeeee huwaaaaaaaa VOTE komen yaaaakkkkkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suamiku lihaattttttt depan belakang okeeee huwaaaaaaaa VOTE komen yaaaakkkkkkk

Bab 4.B


Setelah menjemput Aksa dari sekolah, Ivana meminta diantar ke rumah ibu Rainer. Kemarin, saat mereka berkumpul di rumah Ibu Rainer dan mendapati kejadian yang cukup mengejutkan, mau tak mau Ivana memohon pada Rainer agar diizinkan untuk bermain di rumah mertuanya itu.

Rainer tak mengiyakan atau menolak permintaannya. Mungkin karena dia melihat perubahan yang ditampilkan Ibunya saat itu.

Hani sudah membuka suaranya, meski hanya sekata saja. tapi hal itu sangat berarti untuk Rainer dan yang lainnya. Kini, Ivana merasa senang, jika mungkin nanti dia bisa dekat dengan Ibu mertuanya, mengingat dirinya sudah tak memiliki orang tua lagi.

Kedatangan Ivana, Aksa dan Kayla sudah disambut oleh Hani. Hani bahkan sudah menjemput mereka di teras rumahnya. Padahal selama ini, perempuan paruh baya itu hampir tak pernah keluar rumah.

Mereka lalu menuju ke ruang makan, dan di sana sudah tersedia banyak sekali hidangan makan siang.

"Ibu meminta dimasakin yang banyak." Suster menjelaskan.

"Ibu bicara lagi?" tanya Ivana.

Suster tersenyum dan menggeleng. "Bu Ivana harus sabar. Mungkin kemarin hanya awal saja, tapi saya yakin, tidak lama lagi Bu Hani bisa kembali berinteraksi seperti sedia kala."

Ivana mengangguk dan tersenyum. Pandangannya teralih pada Ibu Rainer yang kini mulai menyiapkan makanan untuk Aksa dan Kayla. Wanita itu tampak begitu menyayangi cucu-cucunya, Ivana sangat bahagia melihatnya.

***

Di kantornya, Rainer tak berhenti menekuk wajahnya. Padahal saat ini dirinya sedang makan siang bersama dengan Sahara. Sahara sendiri tampak memperhatikan Rainer, melihat bahwa ada yang berbeda dengan kekasihnya itu.

"Ada masalah?" Sahara akhirnya bertanya karena dirinya mulai tak nyaman dengan kebisuan Rainer. Rainer tak pernah bersikap seperti ini padanya, bahkan Rainer tak pernah mengabaikannya. Tapi, Sahara harus mengakui jika akhir-akhir ini, pria itu sedikit berbeda. Bahkan kemarin, saat dirinya menanyakan tentang rencana pernikahan mereka, Rainer tampak enggan membahasnya.

"Tidak ada." Rainer menjawab pendek.

"Apa tentang perempuan itu lagi?" Sahara masih tak ingin mengalah.

Rainer menatap Sahara dengan tatapan mata tajamnya. "Maksudmu?"

"Pikiranmu sedang tidak berada di sini sekarang, aku bisa melihatnya."

"Maksudmu, aku sedang memikirkan perempuan itu?"

"Ya." Sahara tak mengelak.

Rainer mendengus sebal. "Ya, memang aku sedang memikirkannya. Memikirkan bagaimana caranya agar dia lebih menderita lagi."

The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang