Bab 8.A

82.6K 7.8K 581
                                    

Hayookkk dah pada bobok yaaa hahahhaha Selamat membaca dan jangan LUPA BOM VOTE dan KOMEN yaaa buat aku hahhahahahaa


"Papa galak, suka marah-marah sama Mama. Om Ivan harus hati-hati dengan Papa." Pesan Aksa dengan nada polosnya.

Ivander berdiri dan menatap Ivana lalu membuka suaranya "Jelaskan padaku, apa benar yang dikatakan Aksa barusan?" tanya Ivander dengan dengan penuh tuntutan.

Ivana tak tahu harus menjawab apa. Ia hanya takut, jika nanti dirinya menceritakan semua tentang Rainer pada Ivander, hal itu malah akan menimbulkan masalah baru untuk mereka. Ivana takut dengan hal itu. tak masalah, bukan, jika dirinya tak menceritakan apapun pada kakaknya ini?

********************


Bab 8.A


"Bukan masalah yang serius, Kak."

Ivander mengangkat sebelah alisnya. "Jangan berbohong."

Ivana tersenyum. "Mungkin, Aksa beberapa kali melihat kami cekcok, maklum rumah tangga. Kakak juga pasti pernah cekcok dengan istrinya Kakak, kan?"

"Tidak." Ivander menjawab pertanyaan Ivana dengan dingin.

"Benarkah? Pasti kalian saling mencintai."

"Tidak juga." Jawab Ivander lagi. Ivana mengerutkan keningnya tak mengerti. "Jangan bahas tentang aku. Aku hanya ingin tahu apa yang dikatakan Aksa benar atau tidak."

"Aku baik-baik saja, Kak. Suamiku baik." Ivana menjawab dengan senyuman mengembang di wajahnya.

Ivander menatapnya dengan tatapan menilai. "Baiklah. Ingat, kalau ada apa-apa jangan lupa menghubungiku."

Ivana tersenyum dan mengangguk. Dengan spontan, Ivander memeluk tubuh Ivana, kemudian mengecupi puncak kepalanya. "Aku benar-benar bersyukur kita bisa bertemu lagi. Aku akan menemuimu lagi secepatnya."

"Iya Kak."

Ivander melepaskan pelukannya, mengusap lembut puncak kepala Ivana, sebelum dia pergi dengan sedikit ketidak relaan. Ivander tahu bahwa di masalalu, dia pernah melakukan sebuah kesalahan hingga membuatnya di usir dari rumah dan dicoret dari keluarganya, tapi kini, dia sudah melupakan semua itu.

Tiga tahun yang lalu, Ivander bahkan sudah kembali pulang ke rumahnya, berharap bahwa keluarganya sudah memaafkan dirinya dan mereka bisa hidup bersama. Tapi ternyata, dia sudah kehilangan semuanya.

Kini, saat Ivander kembali menemukan Ivana, dia berjanji bahwa tak akan pernah meninggalkan satu-satunya keluarganya tersebut.

Ivander mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan pelataran rumah Ivana, kemudian dia mulai menghubungi seseorang.

"Awasi satu lagi target untukku."

"Ya? Siapa?" tanya suara di seberang telepon.

"Adikku. Apapun yang terjadi dengannya, aku harus tahu."

"Oke."

Panggilan akhirnya ditutup. Ivander memfokuskan diri pada jalanan di hadapannya. Meski Ivana berkali-kali menjelaskan bahwa dirinya baik-baik saja, tapi Ivander tak melihat hal itu. Mana ada perempuan hamil belanja sendiri malam-malam dengan kedua anaknya yang masih balita? Ditambah lagi pengakuan Aksa yang menguatkan kecurigaannya.

Ivander akan mencari tahu apa yang terjadi dengan Ivana, dan ketika dia mendapati sesuatu yang tidak benar, dia akan bertindak.

***

The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang