Ekhem .. yang pojok kiri bawah boleh lah ya di pencet ekhem .. 😌
Typo adalah ciri khas yang mendarah daging ehe ✌
Kejadian beberapa waktu lalu telak menampar eunsang. Sudah satu minggu sejak kejadian di tempat parkir tempo lalu tapi eunsang tidak bisa melupakannya. Bayangan wajah tangis midam yang kemudian disusul dengan raut penuh kecemasan milik junho dan berakhir keduanya pergi dengan mobil yang sama melupakan eksistensinya untuk yang kedua kali juga jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh eunsang yang dijawab penuh kedustaan oleh junho, mengingat itu semua eunsang merasa teramat sesak dan juga muak disaat yang bersamaan.
Ingin rasanya ia berteriak di depan cha junho agar ia mengatakan yang sebenar benarnya, apa yang terjadi antara ia dan midam saat itu sampai sampai ia tega melupakan bahkan meninggalkannya. Sejujurnya eunsang merasa dirinya tengah disepelekan saat ini, seperti tak berarti, ada tapi tak dianggap. Eunsang bisa berpikir demikian karena bahkan selama satu minggu sejak kejadian itu junho bisa bersikap biasa saja, seakan akan dirinya memang tidak melakukan hal yang teramat janggal. Ini yang membuat eunsang teramat sangat menahan segala perasaan dalam dirinya.
Selama satu minggu ini eunsang memberikan kesempatan junho barangkali ia mau mengakui seseatu terhadap dirinya, tapi nyatanya ? Nihil. Ia masih sama. Tapi tidak untuk eunsang, ada seseatu yang sedikit berubah terhadap junhonya. Selayaknya dasar pada hubungan di setiap pasangan, kepercayaan. Eunsang juga ragu, hubungannya dengan junho bisa dibilang tidak sebentar, bulan depan jika keduanya masih ditakdirkan bersama mereka akan merayakan anniversary yang kedua tahun.
Selama ini junho masih memberikan perhatian perhatian kecilnya untuk eunsang yang dibalas respon seadanya oleh eunsang, entahlah dia hanya .. lelah ?
Perihal beasiswa eunsang, dirinya nampak tengah memikirikan seseatu. Seharusnya saat junho meninggalkan eunsang diparkiran tempo lalu, itu menjadi quality time mereka berdua sebelum waktu perpisahan yang sebentar lagi tiba, tapi keadaan berkata lain. Karena setelah kejadian tempo lalu jadwal keduanya benar benar sibuk, jika sebelumnya eunsang sibuk dengan proses pendaftaran beasiswanya kini ia sibuk dengan proses pemberangkatannya. Begitupun junho, setelah ia sibuk dengan kompetisi basketnya kini ia disibukkan dengan skripsinya. Bagaimanapun juga statusnya adalah mahasiswa semester akhir saat ini.
Karena kesibukan inilah mereka jarang sekali menghabiskan waktu berdua. Terlebih eunsang yang terkesan menjaga jarak dengan junho.
Saat ini eunsang tengah melamun dikamarnya, ia tengah memikirkan keputusan apa yang akan ia ambil. Segala pertimbangan berputar putar dalam kepalanya salah satu pertimbagan terbesarnya adalah saat dimana cha junho melupakan eksistensi nya hanya demi masa lalunya. Mengingat kembali hal itu membuat eunsang terkekeh pelan yang terdangar miris untuk dirinya sendiri. Lama ia menundukkan kepalanya dan berusaha menenangkan hatinya tak terasa satu tetes cairan bening lolos dari mata indahnya.
Hiks ..
Sakit juno .. disini sakit sekali ..
Kenapa kamu tega sama aku ? Kenapa ?!
Batin eunsang pilu sambil meremat kuat dada kirinya. Ia sudah tidak sanggup. Selama ini hubungan mereka bisa dibilang baik baik saja walaupun tidak selalu berjalan mulus. Dalam setiap hubungan pasti ada saja perbedaan pandangan dan perdebatan baik dari masalah sepele sampai yang terbesar sekalipun. Tapi kali ini berbeda, ini menyangkut kepercayaan. Dasar dari sebuah hubungan. Jika saat ini saja junho bisa berkata tidak jujur bahkan untuk seseatu yang bisa dibilang cukup serius lalu kedepannya nanti bagaimana ? Bukannya jika sudah ada satu kebohongan sekalipun itu kecil maka kedepannya tidak menutup kemungkinan akan ada kebohongan kebohongan yang lainnya kan ? Cukup. Eunsang sudah tidak bisa.
Disinilah ia sekarang, setelah memperbaiki penampilannya eunsang bergegas keluar kamar untuk menemui orang tua nya.
"Bun ayah mana ?" Tanya eunsang saat ia sudah mendudukan dirinya disamping ibunya yang tengah menonton tv di sofa.
"Ayah kamu lembur sa jadi belum pulang, kenapa ? Tumben nyariin" jawab luhan
"Ada yang mau aku omongin sama ayah sama bunda" balas eunsang, ia sedikit gugup sekarang
"Penting banget ya ? Kamu sampe gugup gitu, relaks aja sa, kayak mau ngomong sama siapa aja" balas luhan sambil mengusap kepala eunsang
"Jadi gini bun, bunda, ayah sama kak jeno udah tau kan kalo aku ketrima program beasiswanya ?" Eunsang memulai pembicaraannya
"Iya, terus ?" Jawab luhan
"Boleh nggak bun kalo aku minta jadwal penerbangan aku di cepetin ?" Tanya eunsang takut takut
"Loh kenapa ? Kamu udah nggak betah dirumah ?" Luhan bertanya dengan nada khawatirnya
"Bu-bukan gi-tu bun" sanggah eunsang cepat
"Terus kenapa ? Kamu lagi ada masalah sama junho ?" Tanya luhan
Skakmat
Eunsang dibuat terdiam ditempatnya, pertanyaan luhan tepat mengenai sasaran.
"Bener sa ? Tebakan bunda bener ? Kamu lagi kenapa sama junho ?" Tanya luhan hati hati
"Hiks .."
Luhan dibuat terkejut saat anak manis kesayangannya tiba tiba menangis dihadapannya.
"Eh eh kok malah nangis ?! Cup cup sayang, maaf kalo omongan bunda ada yang salah, maaf ya ?" Bujuk luhan sambil membawa eunsang dalan dekapan hangatnya
"Hiks bunda .. junho .. esa udah nggak bisa .." racau eunsang disela sela tangis nya
"Kenapa sayang ? Cerita sama bunda, pelan pelan aja oke ?" Tawar luhan
Eunsang mulai mengatur nafasnya, sedikit menenangkan dirinya juga emosinya.
"Eunsang udah nggak bisa sama junho bun" tutur eunsang sambil menundukkan kepalnya. Luhan hanya diam tanpa menyela ucapan anaknya, ia akan membiarkan eunsang menceritakan keluh kesahnya terlebih dahulu.
"Eunsang mohon ijinin eunsang pergi lebih cepet bun, eunsang udah bener bener nggak bisa" lirih eunsang
"Tapi kenapa sa ? Kalo kamu ada masalah sama junho coba omongin baik baik dulu, siapa tau cuma salah paham. Kamu udah ngomong sama junho ? Tanya luhan yang dibalas gelengan pelan oleh eunsang
"Nah makannya omongin dulu baik baik berdua sama junho ya ? Mau bunda panggilin junho biar dia dateng kesini saat ini juga ?" Tawar luhan"Nggak perlu bun, semuanya udah cukup. Nggak ada salah paham dan nggak ada yang perlu dijelasin lagi. Eunsang bener bener mohon sama bunda, eunsang mohon sama ayah juga, ini permintaan eunsang, eunsang nggak mau ngerasain sakit yang lebih dari ini lagi bun hiks eunsang mohon" mohon eunsang dengan suara lirihnya.
"Yaudah kalo emang itu mau kamu, bunda nggak bisa kasih apa apa kecuali ngijinin kamu. Satu yang bunda minta, kamu jangan pernah nyesel sama keputusan yang sudah kamu ambil kedepannya sa.." nasihat luhan sambil menepuk pelan bahu eunsang.
Untuk sejenak eunsang sedikit tertegun dengan ucapan bundanya.
Menyesal ? Eunsang tidak akan menyesal kan kedepannya ?
Hayoloh hayoloh eunsang udah nggak kuadd ..
Bau bau konflik ehek ! ✌
Maafkeun kalau chap ini boring atau pendek banget, sebenernya mah aku lanjutin tapi tau kepanjangan hehe 😁
So, see you in next chapter aja ya .. ?
Don't forget for always vote and komen, cause it's meaningfull for me 😯😯 kritik saran nya juga jangan lupa yaaa :DSalam gemas dari Cha Junho dan Lee Eunsang 💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Home and Universe
RomanceSeberapa jauh Lee Eunsang melangkah kalau nyatanya "semesta" nya ada pada Cha Junho dia bisa apa ? Juga seberapa nyaman Cha Junho singgah di suatu tempat kalau nyatanya "rumah" tempat kembali seseungguhnya adalah Lee Eunsang dia bisa apa ? Lika liku...