[5] Temu

277 33 4
                                    

Ketukan dari pintu kamar terdengar keras. Zhavia berjalan malas ke pintu kamar. Rasa-rasanya dia tidak kenal banyak orang di Aceh. Selain Sita dan Xing, siapa yang datang pagi-pagi begini ke Dreaming Inn?

Agak malas, Zhavia membuka pintu kamar. Mungkin resepsionis datang mengingatkan waktu check out. Dia memang memutuskan untuk memperpanjang waktu menginap di sana. Tidak nyaman menginap di rumah Izzy tanpa empunya rumah.

"Lo kok gitu?! Kan gue udah bilang nginapnya di rumah gue. Lo milih di sini. Awas, gue mau lihat seberapa bagus kamar di sini," tiba-tiba saja seseorang mengomeli Zhavia tanpa salam dan basa basi.

Zhavia termenung beberapa detik. Bahkan ketika perempuan itu masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi. Dia melempar tas satchel ke atas kasur yang ditiduri Zhavia. Tangannya membentang lebar.

"Zhaviaaaa....!!!" Pekiknya.

"Dasar manusia sinting!" Zhavia membuka lebar tangannya, menyambut pelukan Izzy.

Keduanya berpelukan lama. Tertawa bahagia setelah lama tidak bertemu.

"Bisa gila begini lo?" Tanya Izzy begitu pelukan mereka lepas. Dia sudah mendengar cerita Zhavia melalui LINE tentang kisah cinta dan alih karir.

"Yach, mau gimana lahi, Zy. Gue bisa apa?! Jakarta cuma ngingatin gue tentang Rama, Rama, dan Rama. Siapa tahu gue dapat cowok Aceh yang setia."

"Terus.. Gimana pekerjaan lo? Bukannya gaji lo bisa buat beli apartemen di Sudirman?"

"Materi yang kita punya nggak akan berguna lagi saat hati kita tidak baik-baik saja, Zy. Lo kan yang ngomong begini ke gue?!"

Izzy mengangguk. Kalimat ini dia sampaikan ke Zhavia dulu, saat dia meninggalkan Zurich dan pindah ke Aceh. Jatuh bangun membangun butiknya kembali. Susah payah memperkenalkan brand barunya, Izzya. Mengingat apa yang dia jalani sekarang, semua yang terjadi seperti mimpi buruk.

"Lo, sudah menikah lagi?" Tanya Zhavia hati-hati.

Izzy menggeleng, "Trauma."

Zhavia mengernyit, "Bukannya Ray cukup baik buat lo? Dia juga care banget. Gue ketemu dia di Jakarta tiga bulan lalu. Dia banyak cerita soal lo dan rencana gila lo."

"Rencana gila?"

"Apa gue nggak bisa bilang rencana gila? Mana ada orang waras mau membuka bazar harga di bawah 100 ribuan untuk satu minggu. Apa lo nggak merasa rugi?"

Izzy tertawa pelan, "Ini bagian promosi, Zha. Banyak hal yang tak terduga bisa dilakukan untuk proses marketing."

Zhavia mengangkat bahu. Dia tidak mengerti bisnis dan nggak pernah mengerti.

"Kita mau ngobrol di sini terus? Makan, yuk!" Ajak Izzy.

❤️❤️❤️

"Jadi, kamu menganggap perceraian lebih baik?" Zayn tidak mengerti cara pandang Xing terhadap pernikahan.

"Zayn, gue nggak bisa terus menerus melihat bini gue jalan dengan lelaki lain. Tidur dengan lelaki lain sementara gue statusnya suami dia. Apa lo nggak akan menceraikan dia?"

Zayn terdiam. Masih dia ingat kejadian kenangan terakhir dengan calon tunangannya. Waktu itu dia pernah melihat Redita bersama lelaki lain sangat mesra. Bergandengan tangan. Zayn bertanya, Redita menjawab santai. Sepupu.

Sepupu bisa seakrab itu?

Redita hanya tertawa kecil dan menjelaskan bagaimana keakrabannya dengan para sepupu. Lelaki dan perempuan. Sama akrabnya.

Zayn ZhaviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang