Day 3, siang.
"Halo, Dahyun"
Dahyun menoleh. "Oh, hai Kak Wonwoo"
"Bagaimana tidurmu semalam? Apakah nyenyak?"
"Ah, iya. Lumayan"
"Kamu nggak keluar kamar setelah jam 10 malam, kan?"
"Iya. Aku sudah masuk kamar. Walau masih sempat mendengar suara lonceng itu. Sebenarnya itu suara pertanda apa sih Kak?"
Wonwoo tersenyum. "Bukan apa-apa. Hanya saja, sebaiknya kamu jangan keluar kamar setelah bunyi lonceng itu"
"Iya Kak, aku mengerti"
Tangan Wonwoo bergerak hendak membelai rambut Dahyun. Tiba-tiba terdengar sebuah suara.
"Ehem"
Wonwoo dan Dahyun menoleh.
"Eh, Woojin. Selamat pagi. Pagi yang cerah kan?", sapa Wonwoo
Woojin tersenyum. "Ya. Sungguh pemandangan yang enak untuk dilihat. Dan aku tadi sudah sarapan. Masakan buatan Jiwoo enak"
"Tentu. Dia dan Somin adalah juru masak kebangaan keluarga ini"
"Katakan padanya. Aku suka masakannya"
"Hahaha. Katakan sendiri pada orangnya. Dia sudah ada di belakangmu"
Woojin pun menoleh. Ternyata Jiwoo sudah berdiri di belakangnya sambil tersipu-sipu.
"Syukurlah kalau kamu suka", ucap Jiwoo
Sementara itu,,,
Praaang.
Terdengar suara gelas pecah di dapur. Yeri meringis sambil memegangi tangannya yang berdarah terkena pecahan gelas. Jungkook yang mendengar suara gelas pecah pun segera berlari ke dapur.
"Yeri? Kamu kenapa?", tanya Jungkook
Yeri menunjukkan tangannya yang berdarah. "Maaf, Kak. Aku mecahin gelas. Terus pas mau bersihin, tanganku kena pecahannya"
"Astaga. Baiklah. Tunggu sebentar. Aku akan segera obati lukamu"
Jungkook lalu mengambil kotak obat miliknya. Kemudian dengan telaten, dia mengobati luka Yeri. Sesaat Yeri terpesona dengan wajah tampan Jungkook.
"Nah, selesai"
"Terimakasih, Kak. Maaf gelasnya jadi berkurang 1"
Jungkook tertawa kecil. "Gapapa. Berkurang 1 doang mah kecil. Gelas di rumah ini banyak. Tak masalah. Sekarang kamu minggir dulu. Biar aku bersihkan pecahan gelasnya"
"Maaf jadi merepotkan Kak Jungkook"
"It's okay"
Hyunjin senyum-senyum memandangi bunga krisan berwarna merah yang baru saja dia petik dari taman sebelah rumah The Jeons. Kemudian dia berjalan menuju Lia dan Yeji yang sedang asyik mengobrol di teras.
"Lia, ini untukmu", ucap Hyunjin
Lia menerima bunga itu dengan senang hati.
"Terimakasih Hyunjin. Bunganya bagus"
Yeji mencubit lengan Hyunjin pelan. "Main petik aja kamu ini"
Hyunjin membela diri. "Kata Kak Somin boleh, kok. Asal metiknya hati-hati"
Sebenarnya Yeji tahu tujuan Hyunjin memberi Lia bunga krisan berwarna merah. Tapi dia diam saja. Dia membiarkan Hyunjin sendiri yang mengatakannya.
Tapi ternyata Hyunjin tidak mengatakan apapun. Dia diam saja, berharap Lia paham maksudnya. Tapi Lia tidak paham. Lia malah asyik menciumi bunga krisan merah itu.
Yuju pun muncul. Dia melihat adiknya asyik dengan bunga yang baru saja diterimanya dari Hyunjin.
"Wihhh Lia dapat bunga? Dari siapa?", tanya Yuju
"Dari Hyunjin, Kak. Lihat. Bagus, kan?", jawab Lia dengan riang
Yuju menoleh cepat ke arah Hyunjin. Hyunjin memberi kode untuk diam. Kemudian Yuju menatap Lia. Sepertinya Lia memang tidak paham maksud dari bunga krisan merah. Yuju menghela nafas. Kemudian dia mendekati Hyunjin.
"Cupu", bisik Yuju kepada Hyunjin
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Bell: The Jeons
FanfictionKisah perjalanan anak-anak Kim, Choi dan Hwang yang mencari seseorang dari keluarga Jeon. Setelah berhasil menemukannya, ternyata mereka mengalami kejadian yang unik dan sedikit aneh. Dan setiap jam 10 malam, terdengarlah bel. Entah apa maksud bel i...