14

157 24 7
                                    

Woojin menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Dia baru saja terkena pukulan dari Wonwoo. Tidak parah, tapi cukup perih. Di sebelahnya, Jungkook dan Woong juga terkapar. Padahal dua orang itu termasuk anggota The Jeons, tapi Wonwoo seperti tidak mau tahu. Saat ini Wonwoo sedang berusaha mengalahkan Youngjae. Hmm sepertinya Wonwoo cukup kuat juga.

"Aku sudah curiga kau yang melakukan ini, Kak Wonu!!!", ucap Jungkook

Wonwoo tidak menggubris. Dia masih asyik bertarung melawan Youngjae.

"Malam itu aku melihatmu keluar dari ruangan itu!!! Tapi aku mendiamkanmu karena menghormatimu!!! Aku saat itu hanya tak menyangka kau menyakiti tamu kita!!!", lanjut Jungkook

Wonwoo menyeringai. Satu pukulan dia layangkan ke wajah Youngjae, membuat Youngjae ikut limbung sebelum ditahan Minhyun agar tidak jatuh.

"Jadi, apa kau pernah masuk ke dalam kamar itu? Apa kau menemukan sesuatu di dalamnya?"

"Ya, pernah. Dan di situ aku menemukan berkas tentang siapa kami sebenarnya"

Wonwoo tertawa. "Jadi, kau tahu kalau kau bukan adik kandungku?"

Jungkook melirik sekilas ke arah Woong, Jiwoo, Somin dan Somi.

"Ya. Di antara kami semua, yang benar-benar adikmu adalah Soyeon!!! Kak Jiwoo dan Kak Somin kebetulan memang bersaudara, juga Heejin dan Somi. Soyeon bisa memanipulasi pikiran, jadi kadang kami tak bisa berbuat apa-apa!!!"

Wonwoo kembali tertawa. "Kalau sudah tahu begitu, kenapa kalian hei para gadis, berlindung di balik Soyeon?"

Saat itu angin bertiup, membuat rambut Soyeon sedikit tersibak. Tato yang ada di punggung lehernya pun terlihat. Tato temporary bergambar singa dengan mahkota di atasnya. Seketika Somin teringat dengan bahan tato yang dia temukan di ruang terlarang itu.

Somin segera menyuruh para gadis yang lain menyingkir.

"Soyeon? Jadi kau yang membantu Wonwoo?

Soyeon menyeringai. "Ya. Benar. Aku adalah adik kandung Kak Wonwoo. Aku yang memanipulasi pikiran kalian, aku juga yang membantunya membunuh Yuju dan Heejin"

Soyeon mengambil sebuah pisau lipat dari balik sakunya. "Ayo, kalian yang berani, majulah. Hadapi aku"

Lia bergerak hendak maju, tapi ditahan oleh Yeji.

"Aku ingin membalaskan dendam Kak Yuju, Ji", ucap Lia

"Tahan. Jangan gegabah", balas Yeji

Perlahan, Yeji maju. Yeji yang lebih tinggi dari Soyeon dan memiliki keahlian bela diri, tanpa kesulitan bisa merebut pisau lipat dari tangan Soyeon. Pisau lipat itu sekarang berada di tangan Yeji.

"Kurang ajar!!!", desis Soyeon

Soyeon bergerak hendak merebut pensil lipatnya lagi, tapi tentu tak semudah itu merebut benda yang sudah berada di genggaman seorang Hwang Yeji.

Soyeon tak kehabisan akal. Kakinya digunakan untuk menjegal Yeji. Dan ya, Yeji pun terjatuh. Pisau lipat terlempar dan terjatuh di dekat kaki Somi. Somi pun segera memungutnya.

Soyeon menggeram. "Serahkan pisau itu padaku, b*tch!!!"

Somi perlahan maju. Dia berhenti di sebelah Yeji. Dia pun menoleh ke arah Yeji. "What are you waiting for? Cepat pergilah bersama kedua teman gadismu itu. Jangan khawatir. Aku akan membalaskan dendam Kak Yuju, dan juga Heejin"


#####

Death Bell: The JeonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang