"Hyunjin!!! Kamu gapapa?", seru Yeji ketika melihat Hyunjin berhasil keluar dari dalam rumah
Hyunjin mengangguk. "Yang lain masih di sana. Tadi kulihat Kak Youngjae juga berusaha keluar"
"Kak Onje keluar?", tanya Lia
"Iya. Tadi kulihat dia bermaksud membawa keluar jenazah Kak Yuju"
Tepat setelah Hyunjin selesai bicara, Youngjae muncul sambil membawa jenazah Yuju. Jiwoo segera membantu Youngjae yang terlihat keberatan.
"Aku meminta maaf kepada kalian karena harus kehilangan salah satu anggota kalian", ucap Jiwoo
"Nggak apa-apa. Ini musibah. Kamu kan nggak tau kalau akan terjadi hal seperti ini juga. Lagipula kamu juga kehilangan beberapa anggotamu", balas Youngjae
"JEON SOMIN!!!"
Terdengar suara Minhyun menggema dari dalam rumah The Jeons. Serentak semua orang yang ada di luar rumah menoleh.
"Apa yang terjadi dengan Somin?", gumam Jiwoo
Jiwoo bangkit, bermaksud kembali masuk ke dalam rumah, tapi ditahan oleh Youngjae.
"Jangan. Di dalam bahaya. Waktu aku keluar tadi, Wonwoo terlihat sangat marah"
"Tapi Somin-"
Jiwoo tetap nekat. Kakinya sudah melangkah hendak berlari, tapi Youngjae dengan dibantu Hyunjin menahannya.
"Jeon Jiwoo!!! Aku mengerti kamu mencemaskan Somin. Tapi kamu harus ngerti juga keadaan di sana gawat!!! Kalau kamu masuk dan terjadi apa-apa denganmu, segala usaha Woong, Somi, dan mungkin Somin untuk membuat kita keluar dari rumah itu akan sia-sia!!!"
Jiwoo termenung. Benar juga.
"Kita tetap di sini. Kita berdo'a supaya mereka berhasil keluar dengan segera"
Mata Wonwoo semakin berkilat ketika melihat Jeon Somin ambruk di pelukan Minhyun.
"Somin, kumohon jangan mati. Bertahanlah", ucap Minhyun
Somin tersenyum tipis. "Maaf. Aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini. Semoga kalian bisa lolos dari sini"
"Somin-"
"Hwang Minhyun, kumohon tetaplah hidup. Demi keluargamu, dan demi aku. I love you"
"Jeon Somin, aku-"
Bruk.
"Somin? Jeon Somin?"
Tak ada sahutan dari Somin. Gadis itu sudah tak lagi bernyawa.
Minhyun menggeram. Jungkook yang melihat itu juga ikut emosi.
"JEON WONWOO!!! KUBUNUH KAU!!!", teriak Jungkook
Woojin melihat kilatan gunting rumput yang tadi terjatuh di sebelah mayat Soyeon. Segera diambilnya gunting rumput itu dan diayunkannya ke arah Wonwoo.
Crat.
Darah segar mengalir dari pelipis Wonwoo.
"Kurang ajar kau Kim Woojin!!!"
Wonwoo mendorong tubuh Woojin hingga terguling di tangga. Untunglah stamina Woojin bagus, jadi dia masih bisa bertahan. Minhyun segera memerintahkan Woojin untuk keluar sambil membawa jenazah Somin.
Sementara itu, asap semakin tebal.
Sisa tiga orang melawan Wonwoo. Seharusnya mereka bisa mengalahkannya.
Mingyu memungut gunting rumput yang tadi terjatuh dari genggaman Woojin.
"Kau, Kim Mingyu... Kau berniat membunuhku dan merebut Kim Dahyun kan? Huh jangan mimpi!!!", racau Wonwoo sambil mengelap darah di pelipisnya
"Kak Minhyun, Jungkook, mundurlah. Biar aku yang menghadapi Wonwoo", ucap Mingyu
"Tapi Gyu-", sanggah Minhyun
"Pergilah. Kalau aku tidak selamat, tolong sampaikan kepada Dahyun kalau aku sangat mencintainya. Sekarang, mundurlah"
Minhyun terlihat ragu, tapi Jungkook meyakinkannya kalau Mingyu pasti bisa mengalahkan Wonwoo seorang diri. Akhirnya Minhyun menurut untuk turun. Tapi dia berhenti di ambang pintu karena tetap tidak bisa membiarkan Mingyu sendirian.
Mingyu mengayunkan gunting rumput itu dan kali ini mengenai pelipis kiri Wonwoo. Darah segar kembali mengucur.
Asap semakin tebal. Mingyu terbatuk. Wonwoo menyeringai.
"Sepertinya kau tidak tahan asap ya, Kim Mingyu? Walaupun kau bisa membunuhku, aku tak yakin kau bisa keluar dari sini dengan selamat"
Mingyu mendecih. Sambil menutup hidungnya dengan baju yang dipakainya, Mingyu kembali mengayunkan gunting rumput itu. Kali ini dia mengarahkannya ke dada Wonwoo. Gunting rumput itu pun menembus jantung Wonwoo.
"Mati kau, Jeon Wonwoo!!!"
Wonwoo ambruk. Sepertinya memang sudah saatnya waktunya habis. Tapi melihat Mingyu yang sedikit kesulitan bernafas, membuat Wonwoo kembali menyeringai.
"Kim Mingyu, kalau aku tidak bisa mendapatkan Kim Dahyun, maka kau pun tidak akan bisa!!! Hahahahaha!!!"
Mingyu mencabut gunting rumput itu dan kembali menikamkannya ke arah dada Wonwoo, membuat Wonwoo benar-benar tak bernyawa lagi.
Dengan susah payah, Mingyu turun. Saat hampir mencapai pintu, dia ambruk. Minhyun dan Jungkook yang masih berjaga di depan pintu, segera menghampiri Mingyu.
"Gyu, syukurlah kamu berhasil. Ayo kita keluar", ucap Minhyun
Mingyu kembali terbatuk-batuk. Dia menyunggingkan senyum tipis. "Maaf, Kak Minhyun. Aku tidak bisa pulang bersama kalian. Aku tak tahan lagi"
"Gak!!! Mingyu, bertahanlah!!!"
Jungkook mengambil kain yang diberi sedikit air untuk ditutupkan ke muka Mingyu. "Bertahanlah, Kim Mingyu. Kau akan pergi bersama kami"
Mingyu tersenyum tipis. "Kak Minhyun, tolong sampaikan kepada Yeri, maaf aku belum bisa menjadi kakak yang baik. Dan tolong sampaikan kepada Dahyun kalau aku sangat mencintainya"
"Katakan itu sendiri pada mereka, Gyu!!!"
Saat itu muncullah Yeri yang berlari karena melihat sosok kakaknya berhasil keluar.
"Kak Gyu!!! Bertahanlah!!! Ayo kita pulang bersama!!!", seru Yeri
Mingyu kembali tersenyum. "Yeri, maafkan kakakmu ini. Selamat tinggal"
Dan Mingyu pun menghembuskan nafas terakhirnya.
"KAK MINGYU!!!"
Minhyun menutup wajahnya, menahan air mata yang siap menetes. "Gyu, kenapa kau tinggalkan kami?"
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Bell: The Jeons
FanfictionKisah perjalanan anak-anak Kim, Choi dan Hwang yang mencari seseorang dari keluarga Jeon. Setelah berhasil menemukannya, ternyata mereka mengalami kejadian yang unik dan sedikit aneh. Dan setiap jam 10 malam, terdengarlah bel. Entah apa maksud bel i...