Beberapa bulan kemudian.
Yeri menatap langit-langit kamarnya. Sesekali dia menghela nafas panjang. Sudah beberapa bulan berlalu sejak kejadian itu, dan dia masih merindukan sosok sang Kakak, Kim Mingyu. Mingyu yang berhasil keluar dari rumah The Jeons tapi tidak bisa diselamatkan karena menghirup terlalu banyak asap. Saat itu bahkan Yeri tidak sanggup memenuhi panggilan kepolisian sebagai saksi karena sangat bersedih.
Knock knock.
Yeri menoleh. "Masuk"
Pintu terbuka, menampilkan sosok Jungkook yang datang sambil membawa segelas susu.
"Minumlah", ucap Jungkook
Yeri tersenyum. Diterimanya segelas susu itu dan langsung meminumnya. "Terimakasih"
Jungkook duduk di tepi ranjang Yeri. "Masih kangen Mingyu?"
Yeri mengangguk lemah.
"Aku minta maaf. Gara-gara Kakakku, Kakakmu jadi,,,"
"Itu bukan salah Kak Jungkook. Kak Jungkook kan juga korban. Dan,,, dia kan bukan Kakakmu"
Jungkook tersenyum tipis. "Terimakasih karena kamu sudah menampungku di sini. Padahal kan-"
"Sssttt... Nggak apa-apa. Kak Jungkook kan nggak punya kenalan di kota ini. Lagipula Kakak bisa menggantikan peran Kak Mingyu dengan baik, kecuali menyetir. Kakak sudah banyak membantu keluargaku juga"
Jungkook meringis. "Oh ya, soal confess ku kemarin, kamu nggak perlu jawab secepatnya. Aku tau kamu pasti masih sedih. Aku juga sebenarnya nggak ada hak bahkan untuk sekedar confess"
Yeri tersenyum tipis. "Siapa bilang? Kakak berhak kok. Dan soal jawabannya,,,"
Yeri menarik nafas dalam-dalam. Jungkook menanti dengan penuh harap.
"Jawabanku adalah iya"
Mata Jungkook membulat. "Iya?"
"Iya. Aku jawab iya"
Jungkook langsung memeluk Yeri erat. "Terimakasih Yeri. Terimakasih"
Jungkook melepaskan pelukannya. "Oh ya, hari ini kita ke makam Mingyu kan?"
"Iya. Yuk kita bersiap. Jangan khawatir. Aku bisa nyetir kok Kak. Hehe"
Jungkook hanya tersenyum kecut mendengarnya.
"Dahyun?"
Dahyun menoleh. "Oh Kak Jiwoo?"
"Melamunkan apa?"
"Ah, hanya teringat kenangan lama"
Jiwoo duduk di sebelah Dahyun. "Aku minta maaf soal itu, ya? Aku beneran nggak nyangka Wonwoo tega melakukan itu"
Dahyun tersenyum. "Bukan salah Kakak, kok. Kak Wonwoo aja yang gaada akhlak. Oh ya, Kak Woojin mana?"
"Masih mandi kayaknya. Day, aku mau ngucapin makasih banyak udah mau nampung aku di rumah ini. Kukira kalian ikut marah ke aku dan Jungkook. Ternyata kalian malah membantu kami. Jungkook juga ditampung di rumah Yeri"
"Santai, Kak. Kalian itu nggak salah. Kalian kan juga ikut membantu kami meloloskan diri dari rumah itu"
Jiwoo memeluk Dahyun erat. "Makasih banyak, Day. Aku janji nggak akan kecewain kalian"
"Ehem"
Dahyun dan Jiwoo menoleh. Tampak Woojin sudah datang dengan berpakaian rapi. Jiwoo pun bangkit dan langsung menggandeng tangan Woojin.
"Sudah siap semua kan, sayang?", ucap Woojin
Jiwoo mengangguk sambil tersenyum manis. "Udah"
Dahyun terkejut mendengar ucapan Woojin tadi. Apalagi ketika melihat genggaman tangan Woojin dan Jiwoo yang erat. "Kalian,,, pacaran?"
Woojin dan Jiwoo hanya cengengesan.
"Sejak kapan?"
"Baru semalam, sih. Woojin nembak aku pas di rooftop", jawab Jiwoo
"Kamu restuin nggak, Day?", tanya Woojin
"Restuin dong. Asalkan kalian sama-sama bahagia. Toh Kak Jiwoo juga baik kok, nggak kalah sama Kak Yuju"
Mereka bertiga pun berpelukan.
"Makasih Dahyuuuun"
Tin tin.
Terdengar suara mobil berhenti di halaman. Ketiga anak muda itu langsung berlari dan mendapati mobil yang berisi Yeri dan Jungkook sudah terparkir rapi di halaman. Disusul kemudian datanglah mobil Minhyun yang diisi Minhyun, Eunbi pacar Minhyun, Yeji, Seungmin pacar Yeji, Youngjae, Chungha pacar Youngjae, serta Hyunjin dan Lia.
Apakah Hyunjin dan Lia sudah berpacaran? Jawabannya adalah sudah. Bulan lalu akhirnya Hyunjin tidak lagi cupu untuk mengutarakan perasaannya kepada Lia dan langsung diiyakan oleh Lia.
Woojin, Jiwoo dan Dahyun segera bergabung ke dalam mobil Yeri. Woojin mengambil alih peran Yeri untuk mengemudikan mobil. Kedua mobil itu pun berjalan beriringan menuju sebuah pemakaman.
"Nggak nyangka ya Yer, Kak Gyu pergi ninggalin kita secepat ini", ucap Dahyun
"Iya. Sampai sekarang aku masih sedih kehilangan dia", balas Yeri
"Maaf, aku belum sempat menjawab perasaan Kakakmu sampai akhir hayatnya"
"Nggak apa-apa Kak Day. Kakakku aja yang cupu buat bilang"
"Kamu nggak marah aku sekarang sama Vernon?"
"Nggak dong. Kak Daday berhak bahagia juga. Kak Vernon orang baik juga. Aku yakin dia bisa menjagamu. Lagipula, kalau Kak Youngjae dan Lia aja enggak marah pas tau Kak Woojin jadian sama Kak Jiwoo, kenapa aku harus marah melihatmu jadian dengan Kak Vernon?"
"Terimakasih atas pengertiannya, Yer. Semoga Kak Gyu juga bisa mengerti, dan jadi tenang di sana"
"Aamiin"
Sementara itu, dua insan yang kini tak lagi cupu dengan perasaan masing-masing, sedang duduk di hadapan nisan Yuju dengan diawasi oleh Youngjae dan Minhyun.
"Kak Yuju,,, ini Lia. Lama nggak jumpa ya? Maaf Lia agak sibuk, jadi baru sekarang datang ke makam Kak Yuju lagi. Ini Lia sekalian mau ngenalin Hyunjin juga sebagai pacar aku. Akhirnya dia nyatain cinta ke Lia dan cinta Lia nggak bertepuk sebelah tangan"
Hyunjin berdehem. "Kak Yuju, aku minta izinnya ya buat jadiin Lia pacar aku? Maaf juga baru sempat ziarah ke makam Kakak. Aku janji akan jagain Lia dan nggak akan nyakitin dia"
Sekarang giliran Youngjae yang berbicara. "Ju, yang tenang di sana, ya? Aku tau kamu pasti sudah tau Woojin jadian dengan Jiwoo. Jangan khawatir, Woojin tetap cinta sama kamu, kok. Bahkan dia yang punya ide untuk melakukan ziarah hari ini. Dia juga berhak bahagia. Raihlah kebahagiaanmu sendiri di sana ya, Ju?"
Setelah semua selesai, termasuk berziarah juga ke makam Somin yang dimakamkan masih 1 kompleks, mereka pun pulang ke rumah dan mulai menjalani hidup mereka yang baru.
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Bell: The Jeons
FanfictionKisah perjalanan anak-anak Kim, Choi dan Hwang yang mencari seseorang dari keluarga Jeon. Setelah berhasil menemukannya, ternyata mereka mengalami kejadian yang unik dan sedikit aneh. Dan setiap jam 10 malam, terdengarlah bel. Entah apa maksud bel i...