10

185 25 6
                                    

Day 5, malam

"Aduh"

"Kamu kenapa, Somin? Perlu kubantu?"

Somin menoleh. "Ah, Minhyun. Tanganku cuma terkena minyak kok"

"Coba kasih air dingin. Nanti aku kasih salep"

Somin menurut. Setelah tangannya dibilas air dingin dan dikeringkan, Minhyun mengolesinya salep.

"Ini apa masih lama masaknya?", tanya Minhyun

"Eh? Udah tinggal goreng itu aja kok", jawab Somin

"Biar aku yg lanjutin. Kamu duduk aja"

"Eh? Aku gapapa kok"

"Jangan membantah. Udah pokoknya kamu duduk aja"

"O-oke"

Somin sih senang-senang saja dibantu Minhyun. Sebuah senyum terukir di bibirnya. Tadi dia memang sengaja agar tangannya terciprat minyak, biar diobati Minhyun. Dan rencananya berhasil.

"Sudah selesai", seru Minhyun

"Oh? Sudah?"

"Iya. Ayo panggil anak-anak dan kita makan bersama"











Lia kembali ke kamarnya setelah makan bersama, tanpa Youngjae. Tadi Youngjae izin bermain dulu bersama para laki-laki lainnya, di kamar Woojin.

Saat akan membuka pintu, tiba-tiba sesuatu jatuh menimpanya. Lia hampir berteriak, sebelum akhirnya tahu kalau sesuatu itu adalah ular mainan.

"Ular mainan? Ah kukira apa", gumamnya sebelum kemudian masuk ke kamarnya

Tanpa Lia ketahui, sesosok gadis berparas seperti bule sedang mengintipnya.

"Dih, gadis Choi itu juga bodoh. Itu salah 1 petunjuk untuk menemukan pelaku yang melukai Kakaknya", monolog gadis bule itu











22:05

Somin berjalan melewati kamar kosong yang dilarang dimasuki siapapun oleh Wonwoo itu, setelah berkeliling bersama Wonwoo.

Karena penasaran, Somin membuka sedikit pintu kamar itu.

Kosong.

Somin hampir menutup pintu kamar itu ketika matanya tertuju pada sudut kamar. Di sana ada sebuah tato tidak permanen bergambar singa. Di sebelahnya ada juga tato sejenis, bergambar ular yang melilit bunga mawar.

"Kayak pernah tahu ada yg suka koleksi tato ginian deh. Tapi siapa ya?", gumam Somin

Mata Somin kembali tertuju pada sesuatu yang lain. Sebuah tulisan, "I'm a Queen like a Lion". Somin tak paham maksudnya.

Ketika Somin akan menutup pintu, seseorang memukulnya dari belakang.

"Aku tidak akan membiarkanmu tahu lebih jauh lagi", demikian ucap sosok misterius itu

Sosok misterius itu lalu mengambil dua tato yang ada di genggaman Somin.

"Aku akan menyimpan tato ini. Tidak boleh ada yang tahu tentang ini"

Sosok itu kemudian menyeret tubuh Somin ke dalam kamar kosong itu. Setelahnya, dia kemudian pergi ke kamarnya sendiri.

Dari balik pintu sebuah kamar, seseorang ternyata mengintip kejadian itu.

"Sudah kuduga ternyata kau. Huh. Tahu begini kita bekerja sama", gumamnya

#####

Death Bell: The JeonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang