***
Chanyeol melangkahkan kakinya dengan terburu-buru dan membuka pintu butik dengan sekali gebrakan seolah tidak peduli kalau pintu itu bisa saja rusak akibat ulahnya.Beberapa orang pegawai di butik terkejut melihat Chanyeol berada di sana dengan wajah sangat tidak bersahabat. Chanyeol baru saja ingin masuk ke dalam lift sebelum seorang pegawai menghalanginya.
"Ma-maaf tuan, apakah sudah ada janji sebelumnya?"
"Kamu sudah bosan kerja di sini?"
Hanya dengan satu kalimat yang keluar dari mulut Chanyeol, dan pegawai itu langsung minggir dan membungkukkan badannya sambil berkali-kali meminta maaf pada Chanyeol.
Chanyeol tidak menjawab dan langsung menuju lift, menekan angka 3 dan menghela nafas mencoba sekuat tenaga menahan emosi untuk tidak lepas kendali ketika bertemu dengan wanita itu.
Pintu lift terbuka, Chanyeol segera berjalan menuju satu-satunya ruangan yang paling besar di sana. Ia sampai di depan pintu ruangan bertuliskan "Ms. Kang Seulgi".
Chanyeol kembali menghela napasnya sebelum akhirnya ia meraih gagang pintu dan masuk ke dalam ruangan bernuansa kuning itu.
"Hai, kenapa tidak bilang dulu kalau mau ke sini?"
Seulgi yang menerima telepon dari pegawainya beberapa saat yang lalu jika Chanyeol datang ke Butik, sudah mempersiapkan diri untuk menyambut Chanyeol di ruangannya. Ia tahu Chanyeol pasti datang kemari bukan untuk sekedar menyapa apalagi mengajaknya makan siang.
"Tidak perlu bersikap sok ramah padaku."
Lihat kan? Chanyeol kembali bersikap dingin padanya. Seulgi menghampiri Chanyeol yang sudah duduk di sofa, ia sengaja duduk di sebelah pria itu.
"Mau minum teh atau kopi? biar aku buatkan."
Tangan Seulgi yang sempat meraih tangan Chanyeol langsung ditepis oleh pria itu. Chanyeol bahkan tidak sudi berlama-lama duduk di sini jika bukan karena perbuatan Seulgi yang sudah keterlaluan.
"Tidak perlu, aku justru takut jika kamu akan menambahkan obat tidur atau semacamnya di minuman itu, lalu mengarang cerita pada media kalau kita tidur bersama."
Seulgi tertawa miris mendengar kalimat Chanyeol yang penuh tuduhan negatif pada dirinya. Chanyeol pikir ia serendah itu? Seulgi sudah ingin menampar mulut tajam nan pedas milik Chanyeol jika saja ia tidak ingat betapa ia mencintai pria itu.
Chanyeol beranjak dari duduknya, melepas kacamatanya dan kembali menatap Seulgi yang masih tersenyum. Demi Tuhan, tangan Chanyeol sudah gatal ingin sekali menampar wajah cantik milik Seulgi, tapi ia menahannya karena Ibunya pernah berpesan untuk tidak mudah bermain tangan apalagi dengan perempuan.
"Kamu kan yang meminta Lisa untuk tidak menandatangani kontraknya dengan Sherin Group?"
Seulgi sedikit terkejut tapi berusaha menetralkan wajahnya untuk tetap tenang. Sial, Chanyeol sudah tahu kalau ia sempat meminta Lisa untuk tidak menandatangani kontrak dengan Sherin Group, dan Seulgi sadar ia tidak mungkin berbohong dengan Chanyeol.
"Oh, jadi model itu mengadu padamu ya?"
Chanyeol tersenyum sinis, ia harusnya sadar yang ia hadapi ini bukan wanita biasa, tapi wanita psycho yang terikat perjodohan dengannya.
"Ya, aku dan lisa, kami berdua bertemu. Dia banyak bercerita padaku sehingga aku bisa mengambil kesimpulan kalau kamu yang sudah meminta dia membatalkan kontrak. Berapa banyak uang yang kamu berikan padanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Chanyeol ✓
FanfictionMenghindari perjodohan hingga rela menyamar sebagai seorang perempuan. Pernah terbayangkan oleh kalian? Park Chanyeol merasakan itu, ia bahkan rela mengorbankan harga dirinya sebagai seorang pewaris tunggal Sherin Departement Store demi menghindari...