TTOC IS BACK!
Akhirnya bisa kembali produktif nulis FF yang satu ini.Masih ada yang nungguin TTOC nggak ya? 😂
Enjoy!
***
Pagi itu Chanyeol dan Wendy sudah tiba di sebuah kompleks apartemen kumuh. Mereka berdua hendak menemui seseorang. Seseorang yang bisa membantu Chanyeol mencari tahu siapa orang yang sengaja ingin menjatuhkan dirinya.
"Kamu yakin ini benar alamatnya?"
Wendy menatap Chanyeol yang kini melepas kacamatanya.
"Ya, alamat ini sesuai dengan yang dia tulis di email. Lagipula aku sudah menduga si bedebah jenius itu pasti bersembunyi di tempat seperti ini."
"Apa? bedebah jenius?"
Chanyeol tersenyum dan menggandeng tangan Wendy.
"Ayo masuk."
Wendy menurut saja dan mengikuti langkah kaki Chanyeol menuju ke sebuah kamar apartemen di lantai 3. Wendy berkali-kali menyerukan sumpah serapahnya dalam hati melihat betapa kotornya kompleks ini. Ia heran kenapa bisa ada orang yang betah tinggal di sini?
Chanyeol berhenti di apartemen nomor 143. Wendy menatap Chanyeol yang kini nampak ragu ketika hendak menekan bel.
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa. Nanti kamu diam saja ya jangan banyak bicara. Pokoknya nurut saja."
"Ya!! Memangnya kita mau ketemu siapa sih? dia bukan penjahat kan?"
"Sstt jangan berteriak. Dia bukan penjahat, setidaknya untuk saat ini."
Wendy menatap ngeri pintu apartemen di depannya. Ia memilih untuk bersembunyi di balik badan Chanyeol, membuat pria itu terkekeh.
"Kamu takut Wen?"
"Diam. Sudah cepat tekan belnya."
"Dasar payah."
"Nanti kuhajar mulutmu itu."
"Dengan ciuman? oke baiklah."
Wendy langsung mencubit lengan Chanyeol dengan keras. Dasar pria kurang ajar.
Chanyeol meringis sambil mengelus-elus lengannya yang kini pasti berubah warna menjadi biru akibat cubitan Wendy. Wendy justru melotot ke arahnya, membuat Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya! Aku kan cuma bercanda!"
"Bercandamu itu tidak lucu! cepat tekan belnya, jangan buang-buang waktu!"
Chanyeol mendengus, ia selalu kalah jika berdebat dengan Wendy.
Ding dong
Chanyeol menekan bel berulang kali, namun tidak ada jawaban. Seharusnya di dalam sini ada orang, kan? apa jangan-jangan dia sudah pindah dari sini? jangan sampai itu terjadi karena dirinya sangat membutuhkan bantuan orang itu.
"Maaf aku sudah bayar tagihan listrik dan air. Aku juga tidak menerima koran pagi."
Chanyeol mendengar suara dari intercom di pintu. Sialan, ia disangka tukang koran? Wendy tertawa sambil menutup mulutnya agar suaranya tidak terlalu keras.
"Ya!! Byun Baekhyun, buka pintunya."
"Siapa di sana?"
"Park Chanyeol, dari Sherin Group. Kamu pasti mengenalku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Chanyeol ✓
FanficMenghindari perjodohan hingga rela menyamar sebagai seorang perempuan. Pernah terbayangkan oleh kalian? Park Chanyeol merasakan itu, ia bahkan rela mengorbankan harga dirinya sebagai seorang pewaris tunggal Sherin Departement Store demi menghindari...