13. Titik Terang

1.1K 216 36
                                    

***

"Chanyeol,"

"Aku ingin sendirian, Wen."

Wendy menghela napasnya, ia sudah kehabisan akal untuk membujuk Chanyeol agar mau makan. Pria itu masih betah dengan kesedihannya. Sejak tadi pagi ia bahkan tidak memasukkan makanan ataupun air ke dalam perutnya.

"Ya sudah, aku akan meletakkan tteokbokinya di meja. Jangan lupa dimakan ya, ingat kamu belum makan apapun sejak tadi pagi. Kamu tidak boleh jatuh sakit sekarang,"

Chanyeol mengangguk singkat, Wendy meletakkan mangkok berisi kue beras pedas buatannya dan Irene di meja. Wendy beranjak pergi meninggalkan Chanyeol, pria itu bilang ingin sendirian tadi. Ia tidak akan memaksa Chanyeol, ia mengerti bagaimana perasaan pria itu saat ini.

Chanyeol mengeluarkan ponselnya, ia ingin mencari tahu perkembangan soal beritanya tadi pagi. Ternyata Sherin Group sudah mengeluarkan artikel yang isinya membantah kebenaran berita itu. Mereka bahkan menyatakan siap menempuh jalur hukum kepada siapapun yang menyebarkan fitnah kepada Chanyeol. Artikel itu sudah pasti diterbitkan atas perintah Suho.

Chanyeol terus memutar otak jeniusnya, ia tidak bisa diam terus menerus sembunyi di apartemen seperti ini sementara Suho sudah berusaha keras mengembalikan nama baiknya dan juga Sherin Group.

"Pikirkan soal masa depan Sherin, pikirkan masa depan perusahaan yang sudah dirintis dari lama oleh keluargamu itu. Oke? Aku mohon."

P

erkataan Suho di Cafe waktu itu kembali terngiang di benak Chanyeol. Sekarang bukan saatnya ia memikirkan perjodohannya dengan Seulgi. Dia harus segera menyelamatkan perusahaannya. Sudah cukup dia bertindak seperti pengecut yang kabur begitu saja meninggalkan tanggung jawabnya di Sherin Group.

Persetan dengan urusan perjodohan, jika pun nanti Ayahnya tetap memaksa menjodohkannya dengan Seulgi mungkin dia bisa menggunakan alasan lain, seperti sudah memiliki calon istri misalnya?

Pertanyaannya adalah siapa yang akan jadi calon istri pura-puranya ini?

"Argh, sial. Bukankah lebih baik kamu fokus ke masalah perusahaan dulu, Park Chanyeol?"

Chanyeol kembali menatap ponselnya, jemarinya langsung bergerak bebas mencari sebuah kontak bernama X-files. Dia langsung menelpon nomor itu.

"Halo, aku akan menagih janjimu sekarang. Aku sudah kirimkan email untukmu. Jadi tolong cari sampai ketemu dan segera kabarkan padaku."

***

Seulgi nampak terburu-buru masuk ke dalam Cafe milik Ibunya. Dia langsung menuju ke ruangan Yebin yang merupakan tangan kanan Ibunya di Cafe itu.

"Yebin."

"Astaga! Nona Seulgi mengagetkanku saja."

Seulgi tidak peduli dengan raut wajah Yebin yang kaget bukan main tadi. Dia langsung duduk di kursi ruangan Yebin.

"Ada apa?"

"Aku butuh data informasi pribadi mengenai salah satu pegawai di sini."

"Eh? tiba-tiba saja begitu?"

"Jangan banyak tanya Kang Yebin, berikan saja filenya padaku."

Yebin menggerutu dan langsung menuju lemari berisi tumpukan file data pegawai. Ia paham jika putri bosnya itu sedang dalam mood yang jelek sekarang. Lihat saja wajahnya, kedua alisnya bahkan hampir menyatu tadi.

The Tale of Chanyeol ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang