Seven

633 62 1
                                    

"Taehyung oppa? Kenapa Oppa tidak tidur di kamar saja? Sekarang waktunya Una untuk tidur di sofa, kan?" Tanya Eun Ha sambil memeluk guling yang akan ia gunakan untuk tidur di sofa ruang tamu.

Taehyung memijit batang hidungnya sambil mengalihkan pandangan dari laptopnya yang ada di atas meja. Ia sungguh tidak ingin membuat gadis itu tidur di sofa. Selain dingin, gadis itu lebih cocok untuk tidur di kasur daripada tidur di sofa. Jika ia melihat Eun Ha tidur di atas sofa, hatinya terasa teriris. Ia lebih memilih untuk tidur seranjang saja daripada keputusan terburuk. Ia menampakkan raut wajah orang sulit. "Maaf, Una. Skripsi yang aku kerjakan belum selesai. Bagaimana kalau kau tidur duluan dan aku akan tidur di kamar besok?" Tawar Taehyung menunda. Karena ia tidak ingin hal ini terjadi, ia hanya bisa menunda saja.

"Bagaimana kalau aku temani saja? Aku juga tidak enak jika tidur di kamar dan meninggalkan pemilik kamar yang belum tidur." Eun Ha hendak duduk di sebelah Taehyung.

"Tidak-tidak-tidak. Aku akan membutuhkan waktu yang lama. Aku akan lebih senang jika kau tidur lebih dulu dariku. Ok?" Taehyung mencoba memutar otak.

Eun Ha mencerna kalimat Taehyung. Apakah benar jika ia tidur lebih awal, Taehyung akan lebih senang? Tapi Eun Ha merasa tidak enak dengan ini. "Kenapa Oppa tidak mengerjakannya di atas kasur saja?" Tanya Eun Ha tiba-tiba dan membuat Taehyung memutar otak.

"K- karena aku tidak merasa nyaman jika harus mengerjakannya di atas permukaan yang empuk."

"Bukankah sofa itu empuk dan Oppa mendudukinya?" Tanya Eun Ha tanpa menyadari bahwa pertanyaannya membuat Taehyung terpojok.

"Sofa dan kasur berbeda. Ada meja yang senantiasa menjadi tempat yang menopang laptopku."

"Tapi, Oppa, ada-"

"Ya ampun, Una! Sekarang sudah larut malam. Tidurlah dahulu, ok?" Kata Taehyung kehabisan kata-kata untuk melawan Eun Ha. Dia adalah gadis paling keras kepala yang ia sukai. Eun Ha selalu tampak manis di matanya.

Eun Ha mengangguk. "Baik, Oppa. Selamat malam. Selamat tidur." Eun Ha memasuki kamar dan menutup pintu. Ia meletakkan guling yang tadi ia bawa ke kasur. Ia pun merebahkan diri di sana. Kenapa Taehyung bersikeras untuk tidak memperbolehkannya tidur di sofa? Ia merasa semakin tidak enak dengan semua ini karena dia lah tamu disini dan bukan tuan rumah. Eun Ha menghela napas panjang dan terlelap dengan kelelahan hari ini. Ia harus mempersiapkan diri untuk pergi bersama Jungkook hari Sabtu minggu ini.

Taehyung menghela napas lega sambil menyandarkan punggungnya ke punggung sofa yang empuk. Ia masih mengingat ekspresi Eun Ha yang memeluk guling menghadapnya. Posisi Eun Ha tadi terlalu manis untuknya, ia nyaris tidak bisa menahan diri. Beruntung pada akhirnya gadis itu menurutinya. Sepertinya, ia tidak bisa kembali ke kasurnya. Ia menduga bahwa bau Eun Ha telah memenuhi kasur dan juga bantalnya dan ia bisa menjadi gila karenanya. Ia harus bisa melindungi gadis itu dari siapa pun yang melukainya tak terkecuali dirinya. Oh, Taehyung ingin sekali cepat-cepat meresmikan hubungan mereka.

Taehyung menatap langit-langit ruang tamu dengan tatapan menerawang. Ada masalah yang membuatnya tidak bisa melakukan itu. Memberikan kepastian kepada Eun Ha akan membuat gadis itu dalam bahaya. Akan lebih baik jika mereka tetap seperti ini untuk sementara waktu, hingga masalah itu terselesaikan. Taehyung tidak ingin Eun Ha terlibat di dalamnya.

Itulah keinginannya sekarang.

***

KRIIIIIING...!

Jam weker yang terpasang alarm oleh Eun Ha berdering. Eun Ha membuka kedua matanya perlahan dan menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Ia bangun, mengusap matanya yang lengket, dan meregangkan badan sambil menguap. Ia mematikan jam weker yang berdering nyaring itu. "Paginya ... Aku harus membuat sarapan untuk Oppa." Ucapnya setelah melihat pukul 05.01 dari jam wekernya. Ia menurunkan kedua kakinya satu per satu dan berjalan ke luar kamar. Ia dapat melihat Taehyung yang tengah tertidur pulas di atas sofa.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang