Fourteen

716 42 14
                                    

Eun Ha bersembunyi di balik selimut kasurnya yang tebal. Ia telah menutup pintunya rapat-rapat dan membiarkan cahaya pagi menembus jendelanya yang tidak tertutupi gorden. Ia masih tidak menelepon siapa pun selain Taehyung. Ia telah memanggil nomor kontak itu berkali-kali namun tidak ada jawaban. Ponsel Taehyung ada di luar jangkauan. Ia belum menelepon Yerin meski sekarang memasuki istirahat jam pertama di sekolahnya. Ia mematikan ponselnya dan memejamkan kedua matanya. Mulutnya terbuka untuk menghela napas panjang dan pelan.

Kejadian kemarin sore cukup membuatnya ketakutan. Bisikan itu terdengar jelas oleh telinganya. Dirinya yang terkejut segera menjatuhkan kardus yang ia bawa dengan tidak sengaja. Ia menjerit keras dan membuka pandangannya untuk melihat sekelilingnya. Samar-samar terlihat sosok seorang anak laki-laki berumur sekitar 14 tahun tengah berlari mengejarnya dari depan dan bayangan itu menghilang menembus tubuhnya.

'Una!'

Seperti melihat sebuah bioskop, bayangan tersebut meninggalkan sebuah teriakan namanya. Tangan anak laki-laki itu terjulur ke depan seakan-akan hendak meraih sesuatu. Namun ia tidak tahu. Ia yang masih terkejut dengan suara yang tiba-tiba ia dengar juga bayangan transparan anak laki-laki, membuat kedua kakinya lemas hingga ia jatuh bersimpuh di lantai. Ia tidak ingin mendengar suara yang tidak diketahui darimana sumbernya dan juga bayangan yang tidak ia ketahui siapa. Ia takut dengan sesuatu yang berbau hantu atau pun horor. Ia selalu bermimpi buruk setelah menonton film bergenre menakutkan tersebut.

Kedua tangannya menutup rapat-rapat telinganya dan memejamkan kedua matanya kuat-kuat. Ia begitu ketakutan hingga tubuhnya gemetaran hebat. Keringat mulai menuruni pelipisnya, mukanya pucat pasi. Ia takut untuk membuka mata, ia takut jika harus melihat bayangan lain lagi jika membuka pengelihatannya. Jantungnya berdegup kencang dan keras hingga menyisakan nyeri di dada. Dengan ketegangan dan kepanikan yang ia lalui, tubuhnya melemas dan limbung ke kiri. Dirinya tidak sadarkan diri dan menghabiskan waktunya semalaman tertidur di atas lantai di depan gudang yang ia takuti.

Ketika ia bangun dan menguasai kesadarannya, ia kembali mengingat apa yang terjadi. Ia segera bangkit, berlari menuju kamarnya, dan meninggalkan kardus yang sebelumnya akan ia bawa ke kamarnya. Fotonya yang berpelukan dengan maskot beruang coklat pun ia tinggalkan di atas lantai begitu saja. Ujung foto itu kusut karena sempat Eun Ha remas dengan kuat. Eun Ha menaiki anak-anak tangga dengan begitu cepat dan menutup juga mengunci pintunya setelah dirinya berada di dalam. Ia menelepon Taehyung namun tidak dapat dihubungi.

Eun Ha menghela napas dengan panjang dan malas untuk yang kesekian kalinya. Ia membalikkan tubuhnya, menyibak selimut dari tubuhnya, dan menatap langit-langit kamarnya. Ia pasti kelelahan akhir-akhir ini sehingga ia mulai berhalusinasi. Jemarinya pun dengan pasrah menelepon Yerin. Meski jam pelajaran telah dimulai, ia tetap menelepon Yerin. Nada sambung ponsel terdengar cukup lama sebelum temannya mengangkatnya.

"YEOBOSEYO? UNA? KENAPA KAU TIDAK MASUK HARI INI?"

Eun Ha memikirkan alasan yang bagus sambil menatap nanar langit-langit kamar. "Yeoboseyo, Yerin. Aku sedang tidak enak badan hari ini. Tolong bilang ke gurunya bahwa aku tidak bisa mengikuti jam pelajaran hari ini karena kelelahan. Surat akan menyusul besok." Ucap Eun Ha lemah. Ia merasa tidak nyaman bila harus berbohong kepada temannya sendiri. Apalagi Yerin adalah orang yang perasa, gadis itu pasti akan segera mencurigainya.

Yerin menatap ke luar jendela dan membiarkan embusan angin mengibarkan rambut panjangnya. Ia menempelkan ponselnya di telinga kirinya dengan tatapan yang melayang jauh ke gerbang sekolahnya. Ia melihat seseorang yang keluar dari mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan. "Oh, semoga kau cepat sembuh, Una. Aku akan merindukanmu. Apakah aku boleh menjengukmu nanti?" Ucapnya tanpa benar-benar memperhatikan suara yang keluar dari ponselnya.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang