Eighteen

367 29 2
                                    

Di jam tiga sore di bioskop White Office Minggu ini, tidak sedikit pengunjung yang mendatangi bioskop hari ini. Terdengar suara orang-orang yang berbincang-bincang untuk sekedar menceritakan sinopsis cerita yang akan mereka tonton atau mengobrol ringan tentang keseharian mereka kepada teman mereka. Bioskop ini memiliki tempat yang cukup strategis. Di sekitar tempat ini terdapat restoran-restoran berbeda, sebuah tempat wahana bawah laut yang tak jauh tempatnya, dan pertokoan-pertokoan kue atau yang lainnya. Disini lebih tampak hidup ketika menjelang malam hari. Para pembeli dan pengunjung telah menyelesaikan kegiatan mereka atau pekerjaan mereka dan memiliki waktu luang di akhir hari mereka. Jika malam telah tiba, pengunjung yang datang akan meningkat terutama di restoran, untuk mereka menikmati makan malam mereka.

Di tempat duduk yang ada tepat di sebelah pintu masuk bioskop White Office itu, Eun Ha duduk sambil memeluk tas kecilnya yang muat untuk menyimpan dompet dan ponselnya. Musim panas akan tiba. Suhu tidak lagi sedingin awal musim semi. Eun Ha mengenakan kaus putih lengan pendek berukuran besar bersablon kata-kata motivasi 'Laughter is the Best Medicine' yang sering kali memberi Eun Ha motivasi. Dan di bawahnya, Eun Ha mengenakan hot pants yang tidak seberapa terlihat karena panjangnya kaus yang ia kenakan. Ia mengucir kuda rambutnya dan menyisakan rambut yang ada di pelipisnya tak terikat. Ia mengenakan topi berwarna hitam polos di atas kepalanya. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang sedang ia tunggu selama satu jam ini.

Eun Ha menghela napas dengan putus asa. Ia memandang layar ponselnya yang menyala dan menunjukkan pukul empat sore lebih tujuh belas menit. "Oppa datang tidak, ya? Apa dia menunggu di dalam? Apa dia sedang di kamar mandi? Apa mungkin jalanan macet?" Gumam Eun Ha pelan untuk menenangkan dirinya sendiri.

Orang-orang berlalu-lalang dan terkadang mata mereka bertemu. Namun baik Eun Ha atau orang asing yang melihatnya segera memutus kontak mata mereka dan mengurusi urusan mereka. Eun Ha memainkan jari-jemarinya dengan gelisah. Kapan dia datang? Pikir Eun Ha sedih.

Ketika Eun Ha berganti memainkan sepatunya yang panjang menutupi sampai atas mata kakinya. Tak lama sepasang sepatu hitam belang putih berhenti tepat di depan sepatunya. "Eun Ha?" Panggil orang yang ada di hadapannya tersebut.

Eun Ha segera mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang mengenakan celana hitam panjang dengan sweater V-neck itu. Begitu melihat wajah pria itu, ekspresinya jadi lebih cerah. "Oppa," ucapnya lalu berdiri.

"Kau menunggu cukup lama, ya? Maaf aku telat." Ucap Taehyung dengan wajah lelahnya. Ia merasa menyesal telah menelantarkan gadis itu selama lebih dari satu setengah jam dari waktu janji mereka.

Eun Ha mengamati wajah Taehyung dengan teliti, mencoba memahami apa yang pria itu lalui, dan tersenyum. "Aku baru saja datang, Oppa. Jadi, mau nonton bioskop sekarang?"

Taehyung menatap ponselnya perlahan lalu mencoba tersenyum. "Iya. Aku sudah memesan tiket untuk kita berdua. Sebentar lagi filmnya akan diputar."

Dari yang ia jadwalnya untuk pergi dengan Eun Ha, meleset dari yang ia rencanakan. Sebelum menonton film di bioskop itu, Taehyung ingin mengajak Eun Ha pergi membeli sesuatu sebagai hadiah untuk gadis yang jarang ia temui itu. Setidaknya ia memiliki sebuah benda yang akan menjadi kenang-kenangannya untuk hari ini. Ia tidak tahu mengapa jadwalnya tiba-tiba menjadi terlalu padat dan tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Ia bahkan nyaris tidak duduk di kursi kerjanya untuk menemui orang-orang penting yang akan berkontribusi di dalam pembukaan super marketnya sebelum peresmian pusat perbelanjaan itu. Ia tidak sempat memakan makan siangnya hari ini. Ia bahkan seakan-akan tidak punya waktu untuk memejamkan matanya karena saking sibuknya jadwalnya. Ia bahkan mengacaukan kencannya sore ini dan membuat Eun Ha menunggu. Ini semua salahnya karena tidak memperhitungkan semuanya dengan cermat, begitulah yang ia pikir.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang