Eight

639 65 2
                                    

Yoongi tengah duduk di kursi belajarnya sambil menghadap buku pelajaran yang terbuka dihadapannya. Cahaya dari lampu belajar menyinari tugas-tugas beserta buku pelajarannya yang lain. Lampu kamar sengaja dimatikan agar cahaya hanya terfokuskan pada meja belajarnya saja. Namun kedua tangan Yoongi bergeming di tempatnya, tangan kanannya menyangga kepalanya yang miring tanpa tenaga, sedangkan tangan kirinya tersampir ke dalam tekukan siku kanannya. Pikirannya tengah melayang kemana-mana, ia tidak bisa fokus pada suatu hal jika ia tengah memikirkan Eun Ha. Gadis itu membuatnya menunggu selama lebih dari dua minggu. Sangat menegangkan baginya, sebab ia tidak tahu tentang perasaan gadis itu terhadapnya. Bagaimana tidak, pernyataan cintanya begitu mendadak. Dalam setahun ini, ia hanya memandang gadis itu dari jauh. Ia tak pernah sekali pun menyapa gadis itu atau pun melempar senyum kepadanya. Ia hanya mengetahui informasi tentang gadis itu melalui temannya yang kebetulan satu kelas dengan Eun Ha. Ia terpaksa menyatakan perasaannya ketika Eun Ha secara tidak sengaja melihat fotonya ada pada dompet Yoongi.

Itu memalukan sekali, pikir Yoongi sambil meletakkan kepala ke atas meja. Kedua telinganya memerah karena malu. Itu adalah momen paling memalukan dalam hidupnya. Agar tidak membuat gadis itu salah paham, Yoongi menarik tangan gadis itu dan membawanya ke tempat sepi. Di tengah-tengah kekacauan pikirannya, Yoongi mengunci Eun Ha dengan satu lengannya yang menempel ke dinding. Ia menatap Eun Ha dalam diam dengan begitu dekat. Gadis itu merasa terintimidasi dan mengalihkan tatapannya ke arah kanan.

"Selama ini, aku menyukaimu," ucapan tak terduga keluar dari mulutnya yang bernada ketus. Perhatian Eun Ha kembali pada wajahnya. "Aku tunggu selama 7 hari untukmu menjawab iya atas perasaanku, mengerti?" Ucap Yoongi dengan dingin lalu meninggalkan Eun Ha sendiri. Jika boleh jujur, setelah meninggalkan Eun Ha sendiri, Yoongi berjalan dengan cepat menuju kamar mandi laki-laki untuk menyembunyikan rasa malunya di dalam bilik di sana. Ia benar-benar tidak menduga hal itu akan terjadi dan suaranya tampak mengancam. Sudah pasti jika gadis itu akan canggung ketika bertemu dengannya.

Yoongi membuyarkan lamunannya dan menutup buku pelajarannya. Ia meraih ponselnya yang ada di bawah lampu belajar. Ia menggeser layar ponselnya keatas dan ponselnya terbuka dengan menunjukkan foto Eun Ha dari belakang. Eun Ha mengenakan pakaian olahraga dengan kain berwarna putih yang terikat di kepalanya. Waktu itu festival olah-raga dan Eun Ha mengikuti lomba estafet antar kelas. Bulir keringat tampak menuruni pipi seputih salju milik gadis itu. Yoongi tersenyum menatap foto yang ia ambil diam-diam. Dari banyaknya foto yang dia ambil, hanya foto inilah yang tidak buram dan jelas.

Namun senyum Yoongi pudar seiring ia menatap foto Eun Ha. Yang kurang dari foto itu adalah wajah Eun Ha yang menghadap kamera dengan senyum yang mempesona. Yoongi menghela napas pada pemikirannya yang mustahil terjadi. Ia pun penasaran dengan seseorang yang telah membuat janji kepada Eun Ha hari Sabtu besok.

***

Taehyung memakan daging steak dalam diam di meja makan di apartemennya. Di hadapannya, Eun Ha tengah mengunyah pelan sarapannya dengan tatapan ke arah kanan. Ia masih tidak berani menatap laki-laki di hadapannya. Suasana pagi hari ini begitu sunyi. Taehyung merasa tidak enak dengan suasana ruangan ini. Ada yang salah dengan tingkah Eun Ha 3 hari ini. Apakah ia telah melakukan kesalahan? Pikir Taehyung sambil memasukkan satu suapan ke mulutnya. Apakah salah satu dari pegawai perusahaannya mencoba membocorkan sesuatu kepada gadis itu? Ataukah orang suruhan Eommanya telah menemui Eun Ha dan mengancam gadis ini tanpa sepengetahuannya? Ia harus menanyakan hal ini secara hati-hati kepada Eun Ha.

"Apakah sarapan hari ini tidak enak? Maaf jika aku memasakkan sesuatu yang berat untuk sarapan hari ini." Ucap Taehyung membuka percakapan.

Eun Ha terbuyar dari lamunannya. "Eh? Sarapan hari ini enak, kok. Dagingnya lembut, bumbunya enak, dan asinnya pas. Oppa benar-benar pandai memasak, ya?" Ucap Eun Ha lalu memasukkan potongan steak ke dalam mulutnya dan mengunyahnya.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang