Nineteen

274 25 0
                                    

Cahaya senja telah redup dan langit mulai gelap. Suhunya yang menurun terasa dingin di kulit. Taehyung mengemudikan mobilnya ke depan rumah Eun Ha untuk mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya dengan selamat. Pria itu tidak ingin mengambil risiko dengan membiarkan gadis itu naik transportasi umum malam-malam begini. Meski tidak larut, bagi Taehyung, malam tetaplah malam dan hal-hal seperti pelecehan di transportasi umum tidak mengenal waktu. Hal-hal seperti itu banyak terjadi, jadi ia ingin menghindarkan hal itu dari Eun Ha. Ban mobilnya berhenti bersamaan dengan rem yang Taehyung injak di salah satu kakinya. Ia mematikan mesin mobilnya walau hal ini tidak begitu diperlukan. Namun ia ingin percakapan di antara mereka berdua tidak diganggu dengan apa pun termasuk suara mesin mobilnya.

"Kita sudah sampai. Kemasi tasmu agar tidak tertinggal. Kunci pintu rumahmu dan pastikan rumahmu tertutup. Jangan biarkan orang asing masuk ke rumahmu tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Jaga diri baik-baik." Pesan Taehyung sambil tersenyum simpul ke arah Eun Ha yang memegang tasnya.

Eun Ha mengangguk. Ia masih merasakan suasana canggung karena selama perjalanan pulang ini, mereka berdua tidak mengobrol sama sekali. "Oppa juga jaga diri. Jangan sampai jatuh sakit. Terima kasih untuk tumpangannya." Eun Ha mengulas senyum dan membuka pintu mobil. Ia mengambil kunci dari tasnya untuk membuka gembok pagarnya.

"Lalu, siapa saja yang memiliki kunci pagar dan kunci rumahmu?" Tanya Taehyung sambil menatap Eun Ha dari kaca mobil yang terbuka.

"Sejauh ini hanya aku, sebagai pemilik rumah. Lalu Eomma dan ... Jungkook-ssi. Dia memiliki duplikat kuncinya dari Eomma, pastinya."

Taehyung manggut-manggut. Ia rasa, Na Ra sangat mempercayai Jungkook untuk hal ini. "Baguslah. Jika ada apa-apa, kau bisa menelepon mereka. Tapi jika kau tidak bisa menelepon mereka karena suatu alasan, aku akan selalu ada untukmu. Jadi, jangan ragu-ragu untuk menghubungiku, ya?"

Senyuman di bibir Eun Ha melebar. "Baik, Oppa. Kalau begitu, sampai jumpa lagi. Terima kasih untuk hari ini. Tadi menyenangkan sekali."

"Sama-sama. Aku akan mengajakmu pergi lain kali. Sekarang, masuklah ke rumah dan kunci pintumu, ok?"

Eun Ha mengangguk. Sebelum sosoknya menghilang di balik pintu rumahnya, ia melambaikan tangannya kecil ke arah Taehyung dengan senyum malu-malu. Taehyung yang ia kenal tidak berubah. Memang ada beberapa dari perlakuan pria itu yang membuatnya sakit hati, namun semua itu tidak mengubah rasa perhatian Taehyung kepadanya. Jika hal ini terus terjadi, Eun Ha akan selalu kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. Ia tidak ingin hubungan mereka yang sekarang menjadi berjarak dan akhirnya mereka berjauhan. Ia ingin seperti ini untuk beberapa saat lagi sampai hatinya mantap untuk menyatakan perasaan kepada pria itu.

Setelah sosok Eun Ha menghilang di balik pintu yang tertutup, Taehyung menatap ke depan dengan raut wajah datar. Tangan kanannya merogoh ponselnya yang ada di saku celananya dan menelepon seseorang. Ia telah membuat suatu keputusan. "Yeoboseyo? Hyeon-ssi?"

"YEOBOSEYO, TUAN MUDA. SELAMAT MALAM. APAKAH ADA YANG BISA SAYA BANTU?"

Taehyung menelan ludahnya dan mempersiapkan kata-kata untuk Hyeon. Ia akan membuat perubahan besar untuk kehidupannya. "Aku ingin kau untuk mencari seseorang. Kuharap kau tidak begitu sibuk dan meluangkan waktu untuk permintaanku ini."

Hyeon yang tengah membaca banyak tumpukan dokumen, menganggukkan kepalanya dengan setengah hati. Ia menghentikan gerakannya pada kertas-kertas di tangannya. "Tentu saja saya tidak sesibuk itu. Siapa yang akan saya cari kali ini?"

"AKU INGIN KAU MENCARI TENTANG SESEORANG BERNAMA CHOI EUN BI BESERTA DIMANA KEBERADAANNYA SEKARANG."

Sontak lembaran kertas yang ada di tangan Hyeon terjatuh. Ia dengan hati-hati melirik ke arah ruang kerja Kim Seulgi tanpa perlu memutar kursi kerja yang ia duduki. Seakan-akan tangan kirinya kehilangan kekuatan untuk menempelkan ponsel di telinganya, tangan kanannya juga terangkat memegangi ponselnya. "Kenapa tiba-tiba, tuang muda Kim? Apakah ada kaitannya dengan proyek kita ke depannya?"

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang