Ten

559 47 2
                                    

"Jung-ssi, kepala divisi memanggilmu di kantornya. Mungkin terkait tentang pembagian tugas bulan ini." Minseo berdiri di sebelah bilik kerja Hoseok dengan secangkir kopi putih mengepul di tangannya. Pagi hari ini cukup dingin, ia harus memakai pakaian double di dalam seragam polisinya; hal itu membuat tubuhnya yang kurus jadi tampak lebih berisi.

Hoseok yang baru saja datang dan masih berkelit merapikan barang-barang di mejanya, mengangkat pandangannya kepada Minseo yang lebih tua 7 tahun darinya. Ia memiliki rasa hormat kepada Minseo karena pria itu tidak pernah main-main dengan siapa pun, tipe orang yang serius. "Baik, penyelidik Minseo. Saya akan segera ke sana." Ucap Hoseok sambil membungkukkan sedikit kepalanya dalam posisinya yang duduk. Setelahnya, Minseo hanya bergumam kecil lalu berjalan melewati bilik Hoseok menuju meja kerjanya yang ada di baris ketiga di belakang Hoseok. Hoseok bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju kantor kepala divisinya.

Sudah hampir 2 tahun ia bekerja di sini. Penghasilannya cukup mumpuni untuk menghidupi dirinya selama sebulan. Hanya dirinya, sebab ia masih melajang sampai sekarang. Dia masih belum memutuskan dengan siapa ia memercayakan dirinya, merawat dirinya, dan mencintai dirinya. Membina rumah tangga adalah hal yang tak pernah terpikirkan meski ia dekat dengan Mi Rae, teman masa kecilnya. Hoseok mengetuk pintu kantor kepala divisi dan berucap, "Saya Jung Hoseok, meminta izin untuk masuk."

Sahutan dengan suara tenor terdengar dari balik pintu. Hoseok membuka pintu perlahan, memasukinya, dan menutupnya kembali. Ia membungkuk kepada sosok seorang pria berbadan tegap dan berotot. Pria berkepala 5 itu menunjukkan air muka yang keras dan tegas. Alisnya yang tebal menambah kengerian bagi siapa saja yang berhadapan dengannya. Untuk itulah Hoseok menghormati kepala divisi 4, Yang Hyun Suk. "Aku akan memindahtugaskan dirimu. Sekitar seminggu lagi ke daerah Gwangju. Kau akan menjadi polisi lalu lintas di sana."

"Apakah saya telah lalai dalam tugas?" Tanya Hoseok dengan begitu berhati-hati.

"Bukan seperti itu, inspektur Hoseok. Karena kepintaranmu, kau menjadi penyelidik yang berbakat. Namun sekarang kau harus menambah wawasanmu tentang keamanan lalu lintas. Kau tidak buruk dalam pekerjaan ini."

"Terima kasih banyak." Hoseok membungkukkan badannya.

"Laporannya sedang dicetak. Siang nanti akan Woongyi antar ke mejamu. Silahkan kembali."

"Siap, laksanakan." Ucap Hoseok sambil hormat dan keluar dari kantor itu. Ia kembali berjalan menuju mejanya.

Daerah Gwangju. Ia tidak asing dengan daerah itu. Sebelumnya, ia datang ke daerah itu atas laporan anak yang kabur dari rumah. Beruntung gadis itu kembali ke rumahnya dan melegakan hati ibunya. Ia juga bertemu dengan kawan lama di sana, namun ia tidak sempat berbincang-bincang karena ia sedang dalam jam kerja. Ia harus berkerja dengan sungguh-sungguh.

Namun, karena perpindahan perpindahan tugas yang cukup lama ini, sepertinya ia harus kembali menempati rumah lamanya di Gwangju.

***

Eun Ha menelusuri trotoar sepulang sekolahnya. Hari ini, Yerin tidak dapat ikut menemaninya pulang karena gadis itu harus mengulang salah satu mata ujiannya karena nilainya tidak mencapai rata-rata nilai. Eun Ha menapakkan kakinya di setiap garis persambungan batuan semen pada trotoar. Ini adalah hobinya sejak kecil dan bahkan menjadi kebiasaannya. Hari ini, ia merasa cukup haus. Ia ingin meminum teh kesukaannya di kafe langganannya yang kebetulan sejalan dengan apartemen Taehyung. Setelah melewati sebuah minimarket, Eun Ha berbelok ke kanan. Pada sudut belokan di jalannya, ia dapat melihat kafe langganannya dengan jelas. G'Park Cafe. Sudah lama ia tak merasakan teh buatan bartender di sana. Meski itu adalah kafe kopi, bartender di sana juga menyediakan dua minuman berbentuk teh yang unik dan enak.

Eun Ha menatap sosok yang tengah membersihkan halaman kafe dari daun dengan sapu di tangan kanannya. Pria itu mengenakan kemeja putih dengan celemek coklat khas kafe G'Park. Eun Ha pun segera memangkas jarak. "Jimin Oppa!" Sapanya.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang