Chapter 19

827 37 10
                                    

BERDOA DULU SEBELUM BACA
SETELAH ITU VOTE



Shafira masih bersikap bodo amat pada tunangannya, bahkan saat lewat mereka seperti orang asing. Setelah keluar dari aula yang pengap itu Shafira menahan perutnya yang lapar, di tambah tubuhnya yang lemas. Padahal tadi pagi ia sarapan banyak.


BRUKK !!


AUUW !


Rintih gadis itu kala tubuh mungilnya beradu dengan kerasnya ubin. Sontak pria yang menabraknya itu segera berdiri dan menolong gadis itu. Shafira dan prai tiu begitu terkejut. Dia masih sama seperti dua tahun lalu, tidak ada yang berubah. Wajahnya, dan juga gerak geriknya. Shafira hafal itu semua.


"Kak Faris ?," tanya Shafira.


"Oh dek Shafi, apa kabar dek. Kamu ambil jurusan Sastra Indonesia ya ?," tanya Faris gadis itu mengangguk dan membersihkan bajunya.


"Terus kakak ngapain disini ?,"


"Panitia, oh ya udah makan siang apa belum ?, bareng kakak yuk, mumpun masih istirahat." Ajak Faris, Shafira tersenyum dan menyetujuinya. Tapi entah kenapa pria yang berdiri di sana merasakan panas dingin, padahal itu baru calonnya, mereka masih bertunangan. Itu hanya cobaan kecil.


"Ar, yuk makan bareng," ajak pria itu saat melihat Arkan lewat. Pria itu mengangguk dan pergi bersama. Sesampainya di sana, Shafira memesan berbagai makanan asin, pedas dan minuman manis. Kedua pria itu melongo saaat hidangan datang.


Bagaimana bisa gadis sekecil itu menghabiskan banyak makanan ?. Bukannya rakus atau apa, Faris yang traktir jadi mubazir kalau tidak di gunakan dengan baik. "Ini beneran kamu yang mau habisin semuanya ?. Ini banyak lho." Ucap Faris. Shafira tersenyum pada pria itu, sungguh itu adalah cobaan bagi Arkan untuk menahan amarah. Justru seharusnya Arkan yang mendapat senyuman itu. Padahal pria itu baru hidup di samping Shafira kurang lebih dua puluh persen.


Shafira mulai menyantap makanan itu dengan anggun. Kedua pria itu rasanya tak perlu memakan makananya lagi karena sudah kenyang dengan senyuman Shafira, dan juga prai di pojok sana. Sejak tadi mengamati Shafira.


"Kak, kakak punya temen nggak di kelas Shafi ?. Shafi nggak ada temen disana." ucap Shafira setelah selesai makan. Faris dan Arkan menggelengkan kepala. Tak lama kemudian seorang gadis dengan rambut tergerai itu berdiri di hadapan Shafira.


"Hai, boleh nggabung nggak ?. Gue nggak ada temen di meja sana." tanya gadis itu, ia membawa nampan berisikan makanan. Shafira pun mempersilahkan. Shafira terus menatap gadis itu penasaran. Faris dan Arkan malah melihat tingkah Shafira yang sejak tadi hanya menaruh sendok di mulutnya. Karena merasa aneh, gadis itu melihat ke arah Shafira, sontak Shafira segera membernarkan posisi duduknya.


"Oh ya, lo ngambil jurusan apa ?," tanya gadis itu. Shafira menunjuk pada dirinya sendiri, dan gadis itu meng-iya-kan.


"Ngambil jurusan Sastra Indonesia," jawab Shafira.


Calon ImamKu (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang