BERDOA DULU SEBELUM BACA
SETELAH ITU DI VOTE
AUTHOR NGGAK MAU CEREWET !
Bukan saatnya lagi menjadi anak kecil. Ia harus berubah menjadi dewasa. Tapi, menjadi anak kecil itu menyenangkan, apapun yang di minta pasti akan di turuti. Menangis kapan saja, tertawa kapan saja semua itu sungguh menyenangkan. Shafira merindukan masa-masa itu, ia ingin kembali ke masa lalu. Ia ingin mengulangnya terus tanpa henti. Dimana kasih sayang kedua orang tuanya masih utuh, dimana ia bisa mendapatkan semua yang di inginkan.
Bahkan sesuatu yang tak ia suka bisa di tolak begitu saja namun, kini ia tak bisa melakukan semua hal itu. Terkadang ia sering mengurung dirinya di kamar karena tak ada teman. Aika sering memengingatkan Shafira untuk tak makan makanan pedas dan mengunyah es batu saat marah ataupun kesal, tapi sepertinya kebiasaan itu belum hilang darinya.
"Shafira," panggil lembut bu Ratna di depan pintu kamar Shafira. Wanita setengah baya itu kaget saat mengetahui mata putrinya sembab saat pulang. Lebih mengherankan lagi Shafira pulang lebih awal padahal jam kuliahnya. Didalam sana Shafira terus menangis tanpa henti. Ia terus melemparkan berbagai material ranjang ke lantai. Bahkan beberapa benda yang terbuat dari kaca terjun bebas.
Akhirnya bu Ratna meminta Arkan untuk tinggal satu hari di rumah Shafira. Dia berharap Shafira merasa lebih tenang saat berbicara baik-baik dengan Arkan. Pria itu menerimanya, ia segera menghubungi umi dan abinya.
Malam harinya Shafira keluar dari kamarnya dengan wajah sembab . Ia menggunakan baju bebas di rumah tanpa make up apapun membuat wajahnya terlihat pucat. Ia pergi ke dapur untuk memasak mi instan karena tenaganya telah terkuras untuk menangis dan merapikan kamarnya. Setelah matang ia mengambil sebotol saus extra pedas dari kulkas lalu memasukkannya ke dalam mi.
Tak lupa juga ia mengambil es batu kotak-kotak kecil dari lemari es. Ia menikmati makanan itu dengan lahap di meja makan, padahal di kulkas masih ada makanan lain yang lebih enak dari mi instan. Arkan keluar dari kamarnya karena mendengar suara berisik dari dapur, ia pergi mengendap-endap dan melihat ke arah meja makan, disana ada Shafira yang sedang makan, Ia melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
***
"Arkan, tante minta tolong ya. Jagain Shafira, kalau dia marah jangan di datangi biarkan marahnya reda dulu. Terus Shafira punya kebiasaaan buruk, saat marah atau kesal pasti makan makanan pedas atau makan es batu, tolong jangan biarkan Shafira makan itu semua," ucap Umi Shafira.
"Iya, Saya pasti akan menjaganya."
***
Perlahan Arkan menghampiri gadis itu dan duduk di seberangnya. Gadis itu tampak tak terkejut melainkan bersikap acuh. Ia terus menyantap mi pedas itu sampai membuat wajahnya berkeringat dan pipinya berwarna merah. "Dek Sha, jangan makan makanan pedes, nggak baik buat tubuh kamu kalau terlalu pedas. Itu namanya dzalim. Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya," ucap Arkan.
"Bodo, terserah Shafi mau makan apa. Jangan ngatur Shafi, kakak itu bukan siapa-siapa Shafi. Ingat itu !!," kecam Shafira, ternyata di balik kelembutannya itu tersimpan jiwa galak yang mampu membuat Arkan takut. Merasa terganggu Shafira membawa mangkok es batu dan mi itu ke dalam kamarnya. Sebelumnya ia mematikan lampu dapur dan Arkan masih duduk di kursi itu, bukankah itu kejam ?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon ImamKu (Complete) ✔
Spiritual(JANGAN NUMPANG BACA DOANG, MINIMAL DI VOTE) Shafira Rizka Fadilah, gadis pemimpi. Masa SMA nya harus bertemu dengan 3 cowok most wanted yang masing-masing membernya menjengkelkan bahkan ada yang membuatnya sampai menangis karena bercandaanya bahkan...