Boy With Luv [REVISI]

13.

Jasmin bahagia bisa di ajak jalan oleh Jimin, memang itu harapannya dari tadi. Tubuhnya serasa panas dingin jika Jimin mengajaknya bicara sambil menoleh pada Jasmin.

"Oiya, rumah asli lo di mana?" tanya Jimin.

"Kan lo udah tau, gue ting—"

"Bukan kontrakan lo, maksud gue rumah lo yang di tempati orang tua lo tinggal?" Jimin memotong perkataan Jasmin, sepertinya gadis itu kurang paham dengan maksud Jimin.

Jasmin terdiam sejenak, lalu ponselnya tiba-tiba berbunyi mengalihkan fokusnya dari Jimin.

"Halo?" Angkatnya.

"Kamu bisa pulang sekarang nggak sayang? Keluarga kita ada acara nanti malam... kamu juga harus hadir"

"Tapi ma..."

"Jasmin, Mama mohon" Jasmin melengos, ia tak bisa menolak jika mamanya sudah memohon dengan lirih begitu.

"Oke deh Ma, tapi Jasmin agak telat ya.."

"Iya nggak papa sayang,"

Jasmin menutup telfonnya lalu menatap Jimin dengan wajah cemberut, ia takut Jimin kecewa, tapi bagaimana mungkin seorang fans jelek sepertinya membuat seorang idol patah hati. Itulah yang  di pikirkan Jasmin.

"Eh Jim, sorry banget. Gue di suruh  pulang sekarang,"

"Yaudah gue anter, lewat mana rumah lo?"

"E eh nggak usah, ke kontrakan gue aja. Gue bisa kok pergi sendiri" jelas Jasmin tak mau merepotkan Jimin lagi. Kalau ARMY lain tahu, seorang Jimin di jadikan supir, bisa mati Jasmin di lempar batu.

"Oww gituh ya, yaudah deh. Lagian gue juga ada acara bentar malam, untung lo nolak duluan haha" kekeh Jimin membuat Jasmin legah, karena ia tidak akan pulang dalam keadaan merasa bersalah sebab menolak ajakan Jimin.

Jimin pun mengantar Jasmin dengan selamat ke kost-annya.

______

Kenapa Jimin inisiatif banget ya mau tau rumah gue di mana, jadi keinget pesen mama, katanya gue nggak boleh kasih tau alamat rumah kalau ada yang nanyain.

Jasmin sampai di rumahnya dengan selamat meski harus berada dalam mobil jemputan selama 2 jam.

Ia masih memikirkan Jimin, firasatnya agak aneh soal itu.

"Sayang, maafin mama ya bikin kamu repot, ayuk ke kamar buat ganti baju dulu" Mama Jasmin menyambut anak gadisnya itu dengan tiga pelayan yang mengambil ponselnya, memberinya minuman, juga mengantarkannya ke kamarnya.

"Ma, bentar lagi BTS comeback, aku harap Mama nggak lupa janji Mama ya?"

Mama Jasmin mengangguk tersenyum, "asal kamu juga inget pesan Mama"

"Oiya Ma, emang ada acara apaan sih?"

"Nanti kamu juga tau kok" senyum Mama Jasmin seperti menyiratkan sesuatu menambah rasa penasaran Jasmin.

Selesai berganti pakaian, Jasmin berangkat lagi ke gedung di mana acaranya berlangsung,

"Nona, ini ponselnya, sudah bibi charger"

"Wah makasih bi, emang selesai telfonan sama Mama, HP ku lowbat dan nggak sempat isi ulang" balas Jasmin ceria,

mungkin banyak yang tidak tahu kehidupan  Jasmin yang bergelimang kasih sayang, benar sekali, Jasmin berbohong pada semua orang tentang keluarganya, termasuk pada Mila, dan karena itulah ia selalu takut Mila tahu dan akan menjauhinya.

Lihat saja perlakuan adik-adik kelasnya yang sangat kasar saat tahu Jasmin itu jelek, tidak modis dan cupu.

Cuma Mila dan teman-teman sekelasnya lah yang akrab dengan nya.

Oiya kenapa Taehyung mau temenan sama gue ya? Gue baru nyadar.. Tapi dia pernah ngambil ciuman pertama gue.. Anjay kepikiran

Melihat mimik wajah Jasmin yang lesuh, Mamanya pun khawatir, "Jasmin, kamu kenapa sayang?"

"Nggak kok Ma, cuma kecapean doang" balas Jasmin dengan senyum tipis, ia tak mau sampai Mamanya khawatir.
 

****  
   
  
Mobil limosin yang mewah itu berhenti di depan sebuah gedung, Jasmin dan Mamanya turun dengan anggunnya di sambut oleh beberapa pengawal di depan lorong masuk gedung.

"Ma, Papa mana?" tanya Jasmin.

Mama Jasmin mengedarkan pandangannya lalu melihat suaminya sedang mengobrol dengan teman bisnisnya, "tuh dia Papa kamu!"

Mereka berdua pun menyusul ke sana, Jasmin yang awalnya biasa saja, langsung melotot ketika pandangannya menangkap sosok yang tak asing baginya

Loh! Itu kan, Marko! Mampus dong kalau ketahuan gimana?!

Jasmin menunduk menghindari pandangan Marko, sedangkan Mamanya malah mencubit pinggangnya kemudian berbisik, "Jasmin.. kamu yang sopan dong sayang"

Dengan cepat Jasmin mendongak sambil tersenyum, "halo tante, om" sapa Jasmin ramah.

"Wah, Jasmin kamu cantik sekali, iya kan Marko?" tanya Mama Marko,

Marko yang tadinya sibuk dengan ponselnya, langsung menatap ke arah depan di mana Jasmin berdiri sempurna.

"Uhhuk!" Marko tiba-tiba tersedak  sendiri, melihat Jasmin yang begitu berbeda dari yang biasanya ia lihat.

"Hai, Marko!" sapa Jasmin kikuk.

"Jasmin? Kamu kok..."

"Kalian saling kenal?" tanya Mama Marko bingung.

"Kita satu sekolah Ma." jawab Marko.

Dengan senyum lebar para orang tua mereka saling berkode riah, "pas banget dong ya!"

"Iya jeng, tandanya mereka jodoh loh"

"Apa? Jodoh?" kaget Jasmin, "bisa aja bercandanya hehe" Jasmin tertawa diikuti Marko.

"Kok kaget sih? Mama sama orang tua Marko mau jodohin kalian!" ucap Mama Jasmin bersemangat.

What?! Kok jadi gini sih? Kalo Mila tau, bisa hancur persahabatan gue.

"Mari kita sambut, tamu istimewa yang akan mengisi hiburan malam ini.." suara MC yang sudah memulai acara terdengar keras hingga memotong pembicaraan mereka,
"Bangtan Boys!!"

Omaigat! Kejutan apa lagi ini! Kok ada BTS sih, gue kan bisa ketahuan! Aduh Mamaa!

BTS memasuki area panggung, dengan tepuk tangan gemuruh orang-orang di sana menyambut mereka, sedangkan Jasmin dan Marko berusaha menunduk bersembunyi di buku menu agar tak ketahuan.

"Lo ngapain ngumpet juga sih, Ko?" bisik Jasmin ketika melihat Marko mengikutinya menutup wajah dengan buku menu.

"Kamu nggak tahu kalau aku ini detektif?" balas Marko.

"Ha?! Lo ngomong apa sih, nggak usah bikin gue tambah kepikiran, ini aja jantung gue gedebug-gedebug mulu"

"Serius, Ayah ku sedang dalam misi melindungi keluarga mu"

"Dari apa? Emang gue dalam bahaya apa?" Jasmin makin bingung.

"Boyband itu, ngincer kamu..."

What?! Bts? Ngincer gue? Buat apa coba.

Jadiin istri? Boleh banget kalo itu ehe

  
    
  
__________

Tbc.