Tepuk tangan dulu
akhirnya tanganku mau menyentuh cerita ini😭
Kenapa banyak yg masukin perpus sih, jadi merasa bersalah karena belum bisa nulis.Setelah 2 Minggu akhirnya aku nyelesein bab 16😂
Tapi terima kasih banyak buat yang masih mau nunggu yaaa, borahaeee❤️
Tiga pria yang berada di tempat Jasmin menghilang tadi memberanikan diri melaporkannya ke orang tua Jasmin. Tak ada alasan lagi mereka menghindar, apalagi mereka juga sudah saling tahu identitas satu sama lain, dan langit juga sudah hampir menggelap tetapi Jasmin tak kunjung mereka temukan.
"Bagaimana bisa anak saya di culik?!"
"Maaf Tante, waktu saya mengikuti Jasmin, di sana saya bertemu mereka berdua. Saya cuma menemukan salah satu sepatunya. Kata Jimin, Jasmin di bawa oleh seseorang" jelas Marko melirik Taehyung dan Jimin, seakan memojokkan keduanya.
Mata penuh amarah itu seketika beralih menatap dua pria itu,
PLAK!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Taehyung. Jimin yang melihatnya sampai melotot dan hampir menindaki kelakuan ibu Jasmin, namun Taehyung menahan tangannya. Ia tidak mau memperkeruh suasana, dan membuat ibu Jasmin makin membenci mereka.
"KAMU APAKAN ANAK SAYA HA?!!" Teriaknya sembari mencengkram kerah baju Taehyung. Wajahnya sudah basah dipenuhi air mata.
"SAYA TAHU KALIAN PELAKUNYA!-" ia menatap keduanya bergantian.
"Kembalikan anak saya! Kembalikan!!" wanita paruh baya itu menangis tersedu-sedu sampai tenaganya habis, mungkin karena kelelahan ia akhirnya merenggangkan cengkramannya. Kakinya lemas terhuyung jatuh terduduk ke lantai.
"Tante!!" Panik Marko menahan lengan ibunda Jasmin.
Taehyung yang berinisiatif menolong di tahan oleh Jimin serta tatapan peringatan oleh Marko. Bagi Marko sekarang adalah waktu yang tepat mencuri hati bunda Jasmin, bukan karena ia menyukai Jasmin, namun ia ingin segera lepas dari kekangan ayahnya, juga tugas terakhir yang di janjikannya.
***
"Kalian kenapa culik aku ha?!!"
"Masih nanya lagi! Lo punya utang sama kita! Makanya bayar kalau mau di lepasin!!" Bentak orang misterius itu.
"Harusnya kalian minta! Jangan malah ngiket aku kayak gini!! Lepasin nggak?! Atau..."
"Atau apa?!" Set! Dagu Jasmin di sambar, di tarik paksa menghadap ke kiri. "Lo keliatannya ngegampangin banget ya? Apa karena lo kaya raya?!"
"Atau. . . Lo takut mati?!"
Jasmin tak menggubris, ia memberontak lagi, lagi dan lagi. Namun dibalik itu semua, ia sebenarnya punya rencana lain.
"Jawab pertanyaan gue dulu. Kalian ini siapa?! Apa kalian takut? Kenapa kalian harus nutupin mata aku!!" Pancing Jasmin.
"Masa sih lo nggak kenal suara gue? Kecewa banget gue kalau gituh" ledeknya dengan nada di sedih-sedihkan, lalu detik berikutnya ia menghempas wajah Jasmin.
"Udahlah, nggak usah di ajak bicara mulu. Dia kan tuan Puteri sombong yang lagi nyamar jadi Upik Abu wkwk!"
"Biar apa coba?"
"Biar kayak di film-film HAHAHAH!!"
"Lah beneran! Sepatunya sebelah ilang!" Notice cowok bernada berat itu menarik sepatu Jasmin kemudian melemparkannya.
Tuk! Jasmin menendang seseorang yang ada tepat di hadapannya. Mungkin dia yang menarik sepatunya tadi. "Kenapa? Kalian iri, ha?!" Koar Jasmin tersenyum meremehkan seakan tidak ada takut-takutnya.
"Anjir lo! Berani banget!" Si yang ditendang sepertinya terkejut karena bajunya menjadi kotor akibat bekas kaki Jasmin yang tak beralaskan apapun sekarang.
"Yaiyalah berani! Aku tahu kalian cuman pengemis yang minta tebusan sama orang tua aku kan??" Parah, Jasmin di luar kendali memancing amarah para penculik itu.
"Cewek sialan!-"
BUGH!
Sebuah pukulan menghempas kepala Jasmin ke samping. Sepertinya itu adalah sepatu miliknya.
"Pengemis lo bilang?! Lo..." Kalimat cowok itu tertahan seakan geram ingin mencabik Jasmin, "jaga mulut lo ya! Jangan harap bisa bayar hutang Lo dengan uang!!"
Jasmin tersenyum setelah di tampar, ia berhasil.
"Jelek gini! Sok-sok an jadi Cinderella! Ngaca lo!!" Sahut si cewek mendorong kepala Jasmin ke belakang beberapa kali sesuai ketukan.
Beberapa menit berdebat dengan mereka, Jasmin akhirnya bisa menari kesimpulan bahwa ada dua cowok dan satu cewek yang sedang ia hadapi, salah satunya bertangan kidal, tepatnya si cewek lah yang kidal. Fakta ketiga, dia sekarang berada di dalam pabrik gula, Jasmin tahu itu saat ia di tampar menggunakan sepatunya, bubuk-bubuk aroma gula bisa ia rasakan melalui indera penciumannya. Ia juga berhasil mendekat ke pilar tembok saat mereka mendorong Jasmin, itu akan mempermudahnya untuk menggesekkan tali yang mengikatnya.
Si cewek tiba-tiba menarik rambut Jasmin mendekat padanya, kemudian membisikkan sesuatu "Heh anak orang kaya! Jangan harap lo bisa keluar dari sini, oke? Jadi anak baik biar nggak di siksa! Lo nggak tau kan, gue bisa senekat apa..."
"Satu lagi, hutang uang dibayar uang, hutang nyawa dibayar... nadi lo!"
"CUT!!"
"Gimana akting gue?" Tanya Mila menarik kain yang menutup mata Jasmin.
Jasmin tertawa, "hahaha mantep! Sekarang lepasin ikatan gue,"
Sebuah kamera yang dipakai untuk merekam kejadian tadi di ambil oleh Odap, "Keren parah! Gue bisa nih jadi artis wkwk"
"Dih! Artis gadungan!" Nyinyir Mila bergidik.
"Btw, makasih ya guys. Kalian udah capek-capek mau bantuin gue. Padahal kalau gagal, ayah gue bisa celakain kalian" senyum tulus Jasmin membuat Mila terenyuh dan berhambur memeluk Jasmin.
"Ish jangan bilang gituuu! Gue kan sahabat sejati lo hihihi"
"Ikutan donggg!" Seru Odap berlari ke arah keduanya.
"E-ett!! Najis lo!" toyor Mila.
Semua ini, biar Ayah sadar dan berubah. Gue nggak mau dia bunuh orang lagi.
"Tinggal kita kirim videonya, terus ngasih syarat biar pak Daniel di bebasin kan?"
"Iya bener" angguk Jasmin.
Tbc.
Nextttt?!

KAMU SEDANG MEMBACA
Boy With Luv [REVISI]
Fiksi Penggemar[AWAS BAPER] Fanfiction pertama gue!! Masih belum di revisi!! Ini FF tentang V bts alias Kim Taehyung dan Cha Eun Woo.