child - 13

3.5K 441 7
                                    

dari arah belakang haechan bertanya, "jam berapa keretamu?"

"dua siang. tapi, aku akan ambil keberangkatan malam saja"

haechan kembali dengan pakaian mark yang sudah kering, dan wangi. wangi yang sama seperti dulu.

"terimakasih" sambut mark.

haechan membereskan perabotan makan yang tadi mereka gunakan.

"apa kita akan bicara tentang apa yang barusan terjadi?"

"apa aku melewatkan sesuatu?," tanya haechan balik.

mark terdiam, apa haechan menyesal?

"itu sangat bagus" haechan kembali dari dapur, "dan hanya itu yang bisa kukatakan soal barusan"

"aku terkejut masih ingat cara melakukannya" diliriknya haechan yang tersenyum tenang dengan mukanya yang memerah. "itu caraku untuk mengatakan aku tak punya orang lain"

"aku tau. begitupun aku," jawab haechan malu-malu.

mark telah terlihat rapi.

"bagaimana menurutmu jika aku menginap lagi?"

haechan tak menjawab.

"bukan ide yang bagus?"

"tidak terlalu"

"bagaimana jika aku menceburkan diriku ke lumpur lagi? rasanya aku tak bisa tertahankan terakhir kali"

"tetap bukan ide yang bagus. maaf.."

"ini bukan hal menyenangkan, tapi aku tetap akan bertanya" mark mengambil napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan sambil melirik haechan yang terlihat berusaha sibuk.

"apa akan selalu seperti ini.. di antara kita?" tak mendapat jawaban dari haechan, mark memelankan ucapannya, "ya, tentu saja. ini yang seharusnya terjadi" ia menyapu kasar rambutnya.

"benar. ini akan selalu seperti ini. tapi, mungkin ini bukan berarti hal yang buruk" haechan kembali duduk di hadapan mark, "hal buruk terjadi dan kita harus tetap menjalaninya"

"melanjutkan hidup?"

"apa itu mungkin? apa kita ingin melakukannya?"

mark mengangguk, "senang melihatmu"

"aku juga" haechan menumpu kepalanya di tangan. menatap mark lama, sampai tak menyadari mengikisnya jarak di antara mereka.

bibir mereka kembali menyatu. masing-masing dari mereka menutup mata mereka, saling meresapi dan merekamnya dalam memori, terbesit mungkin ini akan menjadi yang terakhir.

keduanya mulai saling melumat. mark memiringkan kepalanya, memperdalam ciuman. di raihnya wajah halus haechan dan di ucapnya pelan pipi gembil tersebut. haechan memberikan akses, dan adu lidah menemani mereka.

ruangan begitu tenang. ciuman mereka terasa begitu lembut, berusaha mengungkapkan betapa sebenarnya mereka saling merindukan. tapi, berada dalam kondisi seperti ini, mereka pikir adalah yang terbaik, berpisah.

haechan tersedak dan mark menarik diri begitu menyadari mereka perlu bernapas. Keduanya sontak saling menjauh, pipi bersemu menyerang mereka.

kenapa rasanya seperti saat berciuman pertama kali saat kuliah dulu, malu-malu dan bergairah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang