12. Malam Usai Pertandingan

236 37 33
                                    

Ajang perlombaan basket yang dikenal bernama DBL pun tiba. Hari paling menegangkan bagi para pemain basket dan anak-anak MD. Ini pertama kalinya sekolah mereka berpartisipasi lagi, setelah sepuluh tahun yang lalu SMA Colorosa terakhir bergabung dalam pertandingan basket terbesar di Indonesia. Pertandingan ini masih melawan sekolah-sekolah area Jakarta Utara-Pusat. Letaknya di GOR Cempaka Putih. SMA Colorosa mendapat jadwal sore hingga siswa-siswinya dapat menyaksikan pertandingan tersebut sepulang sekolah.

Marvelyn dan yang lain berada di ruang tunggu. Menunggu giliran sekolahnya bertanding.

"Kita udah disuruh masuk," ucap Vina.

"Guys, kita tampil pas half time. Kayaknya gak sempet lakuin yel-yel. Jadi di sini aja," kata Sabrina mendapat persetujuan dari yang lain.

Kesembilannya membentuk lingkaran. Mengulurkan tangan satu-persatu dan menumpuknya satu sama lain.

"BLACK MOON?"

"BURN THE STAGE!"

Sementara tribun penonton dipenuhi oleh murid-murid dari dua sekolah yang hari ini bertanding dan juga para orang tua anak-anak basket serta MD.

"Vey, tuh liat," kata Ale menyenggol lengan Harvey sembari menunjuk-nunjuk menggunakan dagu ke arah anak-anak MD yang berjalan ke sisi kanan ring basket.

Harvey menatap kesembilan perempuan itu. Memandangi seorang gadis dengan rambut tergerai. Ia mengenakan pakaian ala Princess Pocahontas.

Senyumnya terukir di bibir. Matanya tak bisa lepas dari Marvelyn.

"Biasa aja dong liatinnya."

"Sialan lo," umpat Harvey.

"Ettt, kasar banget sih," kata Ale yang mendengar umpatan Harvey.

"Elvano nih."

"Gua lagi..."

Anak-anak basket memasuki lapangan. Mereka melakukan tos dengan pihak lawan lalu masing-masing tim melakukan pemanasan sebelum bertanding.

"Ada mantan sahabat tuh," ledek Elvano.

"Saudara tiri kali," sahut Ale.

Kedua terbahak. Harvey mendengkus. "Diem lo berdua," katanya datar.

"Ih, Harvey marah. Serem!"

"Takut!"

Harvey menoleh. Melototi keduanya yang semakin tertawa keras.

📝

Tim basket SMA Colorosa membantai lawan mereka habis-habisan. Membuat semangat murid-murid SMA Colorosa begitu membara. Sudah memasuki half time dan saatnya anak-anak modern dance tampil. Yang maju terlebih dahulu adalah tim lawan. Kesembilan perempuan itu menyaksikan penampilan dari tim lawan.

"Mereka cover. Gak mungkin menang," ucap Gita.

"Mereka juga gak berharap menang kayaknya. Cuman ikut biar basket bisa ikut," kata May berspekulasi.

"Duh, abis ini kita," kata Clara panik.

"Santai. Jangan grogi, pasti bisa!" kata Yeshika menyemangati.

Marvelyn membasahi bibir bawahnya lalu menggigitnya gugup. Walau sering mengikuti lomba, ia tetap merasa grogi.

Merasa pundaknya dirangkul seseorang, Marvelyn menoleh. "Tenang. Latihan kita pasti gak sia-sia," kata Teresa menenangkan.

[1] Dear You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang