Prolog : Demo Ekskul & New Chairmate

1.5K 88 40
                                    

Para murid kelas 11 IPS 2 tengah sibuk mencatat materi sejarah minat yang ditulis di depan papan tulis oleh sang guru. Bunyi ketukan pada pintu kelas menginstrupsi kegiatan beberapa murid yang reflek menoleh ke arah pintu.

Pintu kelas terbuka, nampak seorang gadis berkuncir kuda masuk dengan secarik kertas kecil di tangannya. Ia kemudian menutup pintu kelas 11 IPS 2 rapat, sebelum menghampiri guru yang tengah menulis di papan tulis.

"Permisi, Pak. Ini surat izin keluar buat persiapan demo ekskul nanti."

Guru itu mengangguk dan mempersilahkannya untuk menaruh surat tersebut di meja guru.

Kemudian ia mengambil langkah mendekat ke meja guru dan melakukan sesuai yang diperintahkan sang guru.

"Marvelyn!"

Gadis berkuncir kuda itu menoleh mendengar Teresa, sahabatnya tiba-tiba memanggil.

"Jam ke berapa?"

Marvelyn mengangkat tangan kanannya membentuk angka empat dengan jari-jarinya, "setelah istirahat pertama."

Teresa mengacungkan jempol.

Tak lupa Marvelyn mengucapkan terima kasih dan berpamitan pada guru sejarah minat itu sebelum pergi meninggalkan kelas.

Jarak antara kelas Marvelyn dengan kelas 11 IPS 2 tidak begitu jauh. Ia hanya membutuhkan sekitar satu menit untuk sampai di kelasnya.

Pada saat Marvelyn membuka pintu hendak masuk ke dalam kelasnya, bertepatan dengan Harvey yang ingin keluar kelas. Keduanya sempat bertatap sebentar. Namun, Harvey sama sekali tidak ada niat untuk menyapanya.

"Sombong," kata Marvelyn begitu Harvey melewati dirinya.

Di dalam kelas, Marvelyn tidak langsung duduk di bangkunya. Ia memilih untuk menghampiri tempat duduk Clara.

"Cepet juga lo udah balik," celetuk Marvelyn begitu menduduki bangku kosong samping Clara.

"Lo aja yang lelet. Padahal cuman kunjungi dua kelas. Lah, gua datengin tiga kelas dan harus turun ke bawah lagi."

Keduanya merupakan anggota dari ekskul modern dance. Mereka mendapat giliran mengurus izin keluar kelas untuk demo ekskul yang berlangsung tiga jam lagi.

Marvelyn memutar mata malas. "Gua tadi ke toilet dulu. Baru datangin kelas Kle sam May, terus terakhir kelas Teresa."

"Alasan."

"Whatever. Btw, si Harvey tuh emang sombong gitu, ya, anaknya? Lo kan udah kenal dia duluan dari gua."

"Hm.. Dulu pas satu kelas sama Harvey emang anaknya diem. Dia ngobrol atau ramah sama orang yang cukup deket sama dia. Jadi kalau gak ada perlu apa-apa, Harvey gak akan ngobrol atau sapa lo."

Marvelyn mendecih. "Itu mah namanya sombong, La. Dia, lo, gua, Vano, Ale dan Fany bakalan sering
sekelompok ke depannya. Harusnya dia ramah sama gua."

Clara tertawa pelan. "Ya udah sih. Biarin aja, Lyn. Gak usah dipikirin. Ntar suka, lho!" godanya membuat Marvelyn mendelik dan bergedik geli.

"Ogah!"

📝

"Sambil nunggu giliran dikepang, ganti baju dulu, ya! Supaya gak kelamaan." Marvelyn dan kedelapan temannya sedang berkumpul di ruang multimedia, tempat yang sering mereka gunakan sebagai tempat untuk bersiap-siap sebelum tampil.

[1] Dear You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang