Usai penampilan Kyla, ketujuh perempuan itu berjalan menuju belakang panggung menghampiri sahabat mereka.
"Kyla!!" teriak Marvelyn belari ke arah gadis itu dan menghamburkan sebuah pelukan. Kyla membalas pelukan Marvelyn.
"Lo bagus banget tadi," puji Marvelyn melepas pelukan keduanya.
"Makasih," ucap Kyla sambil tersenyum. "Mana katanya mau teriakin sampe bikin gua malu?" tanya Kyla mengingat ucapan teman-temannya tempo hari.
"Lo bawa lagu galau. Gimana caranya kita teriak-teriak?" sahut Kathryn.
"Tapi, tadi bagus banget, Kay."
"Makasih ya, kalian udah nonton paling depan," kata Kyla terharu.
"Apa sih yang gak, buat Kyla," kata Teresa dengan nada yang dibuat-buat manis.
"Ky, lo tau gak? Marvelyn udah mau mewek tau," celetuk Elsie membuat yang namanya disebut melotot.
"Gak. Jangan dengerin, Elsie. Ngaco dia." Marvelyn mengelak. Namun, diberi ekspresi meledek dari ketujuh sahabatnya.
"Ngaku aja. Lo pikir gua gak liat? Mata lo udah berkaca-kaca," desak May agar Marvelyn mau mengaku.
Marvelyn mendesah. "Kalian demen banget, sih, nge-bully gua. Kayak Harvey."
"Hah? Apa? Harvey?"
"Gimana, Lyn, gimana?"
"Coba ulang sekali lagi."
Ah, Marvelyn salah bicara. Gadis itu mendegus.
"Gua laporin lo pada ke KOMISI PERLINDUNGAN ANAK! Kalau selama ini gua di-bully!" Marvelyn mengancam ketujuh temannya.
"Gih! Laporin!" ucap Kyla menantang, "lo udah bukan anak-anak. Tolong, ya!" lanjutnya mengingatkan.
Clemen hanya bisa tertawa melihat tingkah sahabat-sahabatnya itu. Ia mengecek jam pada ponselnya. Lalu tatapannya beralih pada teman-temannya yang masih bercanda gurau. "Gengs, udah jam setengah sebelas. Basket bentar lagi mulai."
"Ayo, gengs!" Kyla mengajak ketujuh teman-temannya.
"Yah. Futsal jam dua belas," keluh Marvelyn, "gua dah janji nontonin Harvey futsal, gimana dong?" tanyanya meminta solusi.
"Nonton basket dulu. Kalau futsal udah mulai, gua temenin lo." Mendengar penuturan Clemen, Marvelyn tersenyum lebar. "Okay," katanya girang.
"Mau tunggu apa lagi? Ayo!" ajak May.
"Cus!!"
📝
Suasana di lapangan basket indoor panas dan menegangkan. Pasalnya skor SMA Colorosa saling kejar-kejaran dengan lawan main mereka. Apalagi sekolah itu juga merupakan lawan mereka di final DBL se-Jakarta Utara bulan lalu.
Quarter pertama dan kedua, SMA Colorosa unggul. Namun, ketika memasuki quarter ketiga sampai quarter keempat, skor kedua sekolah saling kerjar-kejaran.
Marvelyn terlena menonton basket sampai lupa bahwa dirinya sudah berjanji pada Harvey untuk menonton cowok itu lomba futsal. Rencananya gadis itu hanya ingin menonton sampai quarter kedua, tapi Marvelyn kebablasan.
"COLOROSA DI DADAKU! COLOROSA KEBANGGAANKU! KU YAKIN HARI INI PASTI MENANG!!"
Sorakan murid SMA Colorosa mendominasi lapangan. Sampai-sampai beberapa murid mulai kehilangan suara akibat berteriak dari quarter pertama hingga keempat.
![](https://img.wattpad.com/cover/187928167-288-k773075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Dear You ✔️
Teen Fiction[1/3] The Trois Series ~ SEDANG PROSES REVISI ~ Bagi Marvelyn, Ryan adalah cinta pertama dan juga patah hati pertamanya. Cowok itu sukses membuat Marvelyn jatuh cinta hingga lupa bahwa tanda-tanda kecil Ryan menyukai dirinya masih semu. Namun, lelak...