06. Misterius

1.8K 311 42
                                        


Sejak malam itu aku berusaha bersikap biasa aja. Chanyeol pun begitu. Lagipula ini adalah keputusan Jongin dan bersikap seperti biasanya adalah yang terbaik untuk kami. Aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi aku benar-benar sedang berusaha untuk tak goyah seperti hari kemarin. Semoga saja ucapan Jongin benar, kami akan baik-baik saja.

"Aigoo, sepertinya Kyungsoo tak bisa ikut makan bersama." Taemin mengagetkanku, lalu aku memasang kerutan di dahi. Padahal dia sudah berjanji untuk mentraktir, bagaimana bisa aku tak ikut makan bersama?

Bibirnya tersungut menunjuk sesuatu. "Kekasihmu sudah menjemput." Dahiku semakin berkerut saja sembari menoleh ke arah tunjukkan mulutnya.

Mata membulat kala Jongin melambaikan tangannya sembari tersenyum di lobi kantor kami. Agak terkejut karena ini jarang terjadi.

Jongin memang kerapkali mengantar untuk berangkat kerja di pagi hari, tapi untuk menjemput dia hampir tak pernah melakukannya. Barangkali karena tiap kali sempat terbentur dengan jam pulang kerjanya, itulah mengapa ia belum pernah menjemputku di tempat kerja.

Sedang ada ujian nasional beberapa hari yang lalu, sehingga akademi tempat ia bekerja diliburkan sementara. Jongin juga berpamitan untuk menjenguk orang tuanya di Jeolla sejak tiga hari yang lalu. Barangkali hari ini dia baru kembali ke Seoul, itulah mengapa dia punya waktu untuk menjemputku.

"Bukan. Dia bukan kekasih." Aku merogoh ponselku mengetik pesan untuk Jongin menunggu karena aku harus mengisi presensi kehadiran sebelum meninggalkan kantor.

"Omo, Do Kyungsoo kau jahat sekali! Padahal dia selalu mengantar di pagi hari dan sekarang menjemput, bagaimana bisa kau tak mengakuinya?" Taemin berlebihan. Barangkali lantaran ia beberapa kali pernah melihat Jongin mengantar di pagi hari, makanya dia berasumsi begitu.

"Dia teman sejak kecil. Rumah kami berdekatan, itulah mengapa dia sering mengantar. Mungkin Ibu menyuruhnya untuk menjemput, makanya ia datang menjemput sore ini," ucapku sembari melanjutkan langkah menuju meja presensi kehadiran kantor kami.

"O, bukankah itu Jaksa Kim?" Kali ini Moonkyu yang berucap, dia menyipitkan mata berusaha mengenali Jongin yang sudah duduk kembali di lobi kantor kami. "Benar kan, Taem?" tanyanya pada Lee Taemin.

"Jaksa Kim?" Taemin tidak ingat.

"Ya ampun, kasus Pejabat Han empat tahun lalu, aku menjadi saksi di persidangan." Moonkyu kembali mengingatkan.

"Ah, benar. Jaksa yang tampan itu. Omo, sudah lama sekali aku tak melihatnya. Rambutnya sedikit berwarna sekarang, itulah mengapa aku tak bisa mengenalinya." Kali ini Taemin mengingatnya

"Kalian kenal Jongin?" tanyaku kala sudah mencapai meja presensi. Setelah memberi salam pada nona Shin, penjaga meja presensi, aku mulai mengetik namaku.

"Dulu dia sering datang ke kantor kita dan membujukku untuk menjadi saksi di kasus Pejabat Han." Moonkyu memulai ceritanya.

"Pejabat Han? Yang dipenjara karena pelecehan seksual?" tanyaku. Aku memang tak kenal siapa pejabat Han sebenarnya, saat dia bertugas di kantor kami, aku sedang tidak bekerja. Tapi, beritanya cukup heboh, aku kerapkali mendengarnya dari mulut ke mulut rekan kerjaku.

"Eum. Waktu itu kau sedang dikirim bersekolah ke luar negeri jadi kau tak tahu kejadiannya," ucap Taemin.

Benar saja. Bahkan sejak lulus sekolah menengah atas pun aku tak pernah tahu bagaimana cerita tentang Kim Jongin dan segala pekerjaannya.

Jongin pergi wajib militer setelah lulus dari sekolah menengah atas, sedang diriku melanjutkan pendidikanku dan bersekolah bahasa asing.

Setelah dua tahun menyelesaikan wajib militer, Jongin melanjutkan sekolah menuju sekolah hukum. Di sanalah dia bertemu dengan Chanyeol. Sekolah hukum mereka adalah sekolah asrama, aku hanya bisa melihat Jongin ketika hari liburnya, selain itu kesempatanku untuk bertemu Jongin bahkan tidak ada.

First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang