Chapter 19

1K 45 0
                                    

“Morning, sweety.”

Aku menggeliat kecil sebelum membuka mataku dan mengerjap. Sesaat, aku dalam keadaan bingung karena masih setengah sadar. Tapi karena serangan ciuman diwajahku, aku memaksa bangun dan menatap seseorang yang berhasil mengganggu tidurku itu.

“Kau masih mengantuk?”

“Hmm?”

Setelah menutup mataku sejenak, aku akhirnya menyusup ke dada telanjangnya. Aroma tubuhnya membuatku tergila-gila, bahkan aku selalu memakai parfumnya saat dia harus pergi untuk perjalanan bisnis. Tanpa mencium aromanya, mungkin aku tidak bisa lagi tidur dengan nyenyak.

“Kau tidak ingin bangun?”

Untuk kesekian kalinya, aku mencium lehernya sebelum benar-benar menjauh darinya. Viktor terkekeh pelan sembari mengusap wajahku.

“Jangan menggodaku pagi-pagi, sayang. Kau tidak tahu bagaimana menderitanya seorang pria lajang di pagi hari.”

Aku terkekeh kecil dan memilih menggodanya. Aku maju sejengkal dan melumat bibirnya dengan panas. Suara erangannya membuatku segera menjauh darinya dan melarikan diri ke kamar mandi.

“Georgia!”

Sial, aku benar-benar keras.

Setengah geli dan merasa bersalah, aku memilih mandi air hangat dan menyelesaikan ritual pagiku. Rasanya seperti tidak ada yang berubah, selain fakta kalau sekarang statusku berubah menjadi calon istrinya. Haruskah itu menjadi sesuatu yang membahagiakan? Semua terasa tepat, dan aku sama sekali tidak merasa adanya perbedaan yang begitu menonjol.

Apalagi kami sudah sering tidur bersama, dalam artian yang sesungguhnya, dan aku juga sering menginap di rumahnya ataupun berlibur bersama. Kami sudah seperti keluarga walaupun belum menikah, kan? Jadi sepertinya diriku tidak merasakan sesuatu yang berlebihan.

“Sayang? Mandimu sudah selesai?”

“Iya, sebentar.”

Aku melempar handuk basah ke keranjang dan segera keluar dari kamar mandi. Viktor sudah terlihat rapi, walau hanya dengan setelan olahraganya. Dia pasti akan pergi ke taman seperti biasanya, dan aku hanya akan menunggunya.

“Kau tidak menunggu George dulu?”

“No, dia bilang akan pulang sore.”

Dia mencium keningku lembut sebelum mengacak rambut basahku. “Aku tidak akan lama. Keringkan dulu rambutmu baru keluar, mengerti?”

“Iya, pergilah.”

Setelah membawa botol minumnya, Viktor turun ke lantai bawah. Aku hanya bisa memandangi punggungnya tanpa tahu apa yang harus kulakukan hari ini. Rasanya seperti kosong karena tidak ada yang bisa kulakukan.

Semua pekerjaan rumah sudah selesai dan tidak ada stok pakaian kotor. Café juga sedang libur selama beberapa hari dan aku bahkan sudah tidak mengurusi manajemen café sejak kembali dari rumah sakit.

“Lebih baik tadi aku ikut dengan Viktor.”

Setelah akhirnya selesai menyiapkan sarapan, aku merebahkan tubuhku ke sofabed di ruang tengah dan mencari remote televisi. Mungkin Viktor akan berolahraga lebih lama, karena dia selalu saja berlebihan kalau tidak ada yang mengawasinya. Bahkan terkadang dia lupa kalau sudah berjanji akan menghabiskan waktu bersamaku.

Obsesinya memiliki tubuh indah dan sehat benar-benar membuatku sakit.

“Hmm.”

Setelah menyamankan tubuhku di atas sofa, aku menekan tombol power. Bukan layar berita seperti biasanya, tapi wajah tampan Viktor yang memenuhi layar televisiku.

MY ANXIETY ✔ (SUDAH ADA DI EBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang