35

10K 273 16
                                    

Nafsu
Part 35

"Kok diem? Jawab dong, perasaan dari tadi ngelamun Mulu lu, kek khawatir banget sama adek lu," tegur Jeno.

"Ya jelas gue khawatir dong Bambank! Udahlah gue mo cabut. Lu jangan ikut, dokter bilang dia gak boleh di jenguk siapa-siapa dulu kecuali keluarganya. Bye!" Ketus Jimin.

Deru kendaraan Jimin melaju kencang keluar dari gerbang kampus. Rasanya dia sudah tak sabar ingin berada di samping istrinya, membelai rambutnya, dan mendoakannya.

***

Langkah kakinya begitu terburu-buru saat Jimin sudah sampai di rumah sakit. Dari kejauhan, seorang yeoja yang tentu saja Jimin kenali, berlari kearahnya. Dia Hyura, pacar Tae.

"Hyura, ngapain di sini?" Tanya Jimin, masih terus berjalan.

"Gue denger Yuwa sakit, so, sebagai calon eonnie yang baik gue mo jenguk," jawab Hyura, semburat senyum tipis terukir di bibirnya.

Jimin melirik ke bagian dada Hyura, baju yang dikenakannya sangat tipis, memberikan jalan pintas pada mata Jimin untuk melihatnya.

'glek!' Jimin menelan salivanya.

Nafsunya bergejolak. Entah mengapa sekarang Hyura tampak lebih cantik dan Sexy di mata Jimin. Hyura yang tidak sadar pun hanya enjoy menikmati perjalanan menuju ruangan Yuwa.

"Eh!" Hyura terkejut kala Jimin menarik tangannya dan membawanya ke sebuah lorong sepi dekat kamar jenazah.

"Eh, Jim. Ngapain kesini? Bukannya ruang inap disana ya? Kita har_ Empphhhhh .... "

Hyura kaget saat Jimin merengkuh lehernya dan melumati bibirnya. Kemudian dengan satu gerakan Jimin mengunci pergerakan Hyura di tembok.

Jimin begitu ganas sehingga tidak menyisakan sedikit waktu untuk Hyura mengambil nafas. Air liur keduanya sampai menetes ke dagu dan lantai.

Sungguh! Jimin rindu suasana seperti ini, sayangnya dia belum sempat bermesraan dengan Yuwa karena Yuwa pms. Jadi wajar saja Jimin seperti ini, dengan calon istri kakak iparnya.

"Euugghhh ... Mmmmffftt .... "

Desahan kecil yang keluar dari mulut Hyura semakin menambah semangat Jimin untuk bercinta. Jimin melepaskan tautannya, turun ke leher dan mulai beraksi di sana.

"Ahhhh ... Jim, ud-aaahhh ... Kita harus ke ruangan Yuwa," tegur Hyura.

Jimin menghentikan aksinya lalu mengangguk seperti orang yang kebingungan. Bingung dengan kelakuannya tadi.

"Ehhhz sorry. gue kebawa nafsu," Jimin tersenyum malu.

Hyura mengambil foundation dari dalam tasnya yang akan digunakan untuk menutupi bekas kiss mark yang dibuat Jimin di lehernya.

"Gak apa-apa. Toh gue seneng dapet semua ini, Tae emang bener-bener beda sama lu, Jim," Hyura tersenyum manis.

Mereka saling menatap malu, kemudian berjalan menuju ruangan tempat Yuwa dirawat.

'ceklek!'

"Akhirnya lu Dateng, Jim. Ada sesuatu yang mau gue samperin ke lu," kata Tae saat Jimin muncul.

Jimin sengaja masuk duluan dan hyura menunggu di koridor dulu supaya Tae gak mikir macam-macam.

"Apa bang?" Tanya Jimin.

"Yuwa ... Yuwa lupa sama lu," lirih Tae.

Jimin langsung bengong dan menengok ke arah Yuwa yang sedang berbaring.

"Gak mungkin, bang. Gak mungkin dia lupa sama gue! Gue suaminya," protes Jimin.

Tae mengangkat bahunya pasrah saja dia kali ini. Jimin berjalan mendekati Yuwa dan menggenggam tangannya.

"Wa, lu beneran lupa sama gue?" Panik Jimin.

"Lu siapa?" Yuwa terheran-heran.

"Ini gue Jimin, Jimin suami lu yang keceh badai," Jimin menatap manik mata Yuwa.

"Sorry, apa kita kenal? Gue gak pernah liat lu sebelumnya,"

Jimin menitikkan air matanya, percuma saja dia menjelaskan panjang lebar, Yuwa tidak akan mengingatnya dalam sedetik.

Tiba-tiba Tae tertawa terbahak-bahak sambil memukuli Jimin yang sedang bersedih.

Lah? Kenapa bang Tae kayak gitu? Kesurupan jin kali ya?

Kim seokjin:Kok kuping gw panas ya:v

Nafsu🔞 ||Jimin and yuwa🌚✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang