*Soobin mencari kakaknya yang menghilang belasan tahun lalu. Dan ketika berhasil menemukan, Soobin justru menolak fakta tersebut.
*Yeonjun yang merupakan sahabat Soobin relah menukarkan nyawanya untuk sang sahabat.
*kata Seokjin, anak Taehyung yang...
Soobin memilih kabur ke rumah Yeonjun malam-malam. Sebenarnya tidak malam juga sih, lebih tepatnya ketika azan magrib telah berkumandang. Dari awal dia sudah tahu resikonya, sudah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya jika ketahuan sang ayah. Namun Soobin memilih cuek. Biar saja, toh dia hanya ingin mencari perlindungan.
Lantas ketika remaja bertubuh gembul itu tiba di tempat tujuan, sang sahabat menatapnya penuh tanya. Sungguh, tampilannya sangat kacau. Mata bengkak, rambut acak-acakan, bibir bergetar dan hidung memerah.
Paham akan situasi, Yeonjun menuntun Soobin masuk ke dalam rumah nya. Sedangkan Taehyung yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik keduanya memilih diam, dia sudah tahu apa yang terjadi. Dan juga mendengar semua kalimat per kalimat yang keluar dari bibir Namjoon tadi, hanya saja dirinya memilih diam. Memilih berpura-pura tidak tahu apa-apa meski hatinya terkoyak.
"Apa yang terjadi?" Yeonjun bertanya dengan suara lembut sambil menyodorkan segelas air hangat pada Soobin. Soobin menggeleng belum siap memceritakan. Dan dengan tangan bergetar meraih gelas di tangan Yeonjun tadi lalu meminumnya.
Takut membuat sang sahabat tidak nyaman, Yeonjun akhirnya tersenyum samar, mengacak rambut Soobin dan mengajaknya ke kamar untuk mengistirahatkan diri.
"Ya ampun Bin" Yeonjun mengusap wajahnya gemas. "Kita udah kenal dari jaman SMP loh, masa gitu aja canggung" dan remaja di depannya hanya menunduk tidak enak "sorry kak"
Yeonjun tidak tahu apa yang telah terjadi namun dia bisa memastikan bahwa situasi yang dihadapi Soobin benar-benar kacau, itu terlihat jelas dari pandangan anak tersebut yang tergolong kosong.
"Udah gakpapa... Lu mandi dulu, abis itu makan malem bareng" sekali lagi Yeonjun berujar dengan nada lembut sambil mengusap punggung sahabatnya pelan.
Sembari menunggu Soobin selesai mandi, Yeonjun berjalan menuju lemari pakaian, mengambil sehelai baju kaos oblong berwarna hitam miliknya beserta celana training yang menurut Yeonjun lebih nyaman dibanding boxer atau celana jenis lain.
Hingga ketika Soobin ke luar dari kamar mandi, Yeonjun hanya tersenyum sambil menunjuk pakaian yang tadi dipilih dan diletakkan di atas tempat tidur. Soobin tak banyak tanya, tubuhnya yang hanya dibalut handuk memelilit di pinggang membuatnya segera menyambar pakaian tersebut.
Yeonjun harap pakaian itu muat di tubuh sang sahabat, mengingat anak itu memiliki tubuh yang lebih besar dari dirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan ternyata muat!
Kini kamar tersebut sunyi, hanya helaan nafas yang bersautan terdengar dari keduanya. Entahlah, sepertinya diam memang lebih baik pada waktunya.
Tangan telaten Yeonjun mengeringkan rambut Soobin menggunakan handuk. Sedangkan yang punya kepala malah asik bermain game di ponsel Yeonjun.
Yeonjun itu lembut meski luarnya berandalan. Buktinya Soobin diperlakukan seperti sedang merawat seorang bayi sekarang. Dan ini berlaku bukan hanya untuk Soobin tetapi juga Beomgyu setiap menginap di sana. Yeonjung itu penyayang, bahkan ketika seseorang memperlakukannya secara tidak adil, dia masih bisa tersenyum tulus padanya. Dia juga ramah, terlihat jelas dari caranya tersenyum pada siapapun dan tidak sungkan mengajak ngobrol orang baru.