~~~DAY 5~~~
"Buset, tinggal seminggu lagi" guman Yeonjun lirih ketika terbangun pada pukul 02.00 dini hari. Tatapan kosongnya tertuju pada langit-langit kamar. Jantung yang dirasa normal sejak lahir, akhir-akhir ini sering bikin rusuh dengan berdetak berkali-kali lipat. Tentu saja remaja tersebut paham bahwa dia tidak memiliki riwayat sakit jantung, hanya saja rasa gugup yang mengajak jantungnya senam secara bar-bar.
Setetes air mata jatuh dari sudut matanya, kedua tangan terkepal kuat-kuat. "Lu takut mati ya?" hampir saja kehadiran Jungkook membuatnya beneran jantungan.
Yeonjun mendengus kesal. "Gua takut bikin papa sedih, itu aja"
"M-maaf" lantas Yeonjun menoleh sambil mengernyitkan dahi tak.mengerti.
"Andai aja waktu itu gua gak nawarin lu dengan hal konyol gini. Andai aja waktu itu gua gak hampirin lu. Andai aja waktu itu gua nyari orang lain. Lu pasti masih bisa idup tenang sekarang"
Menghembuskan nafas kasar, Yeonjun menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyum kecil. "Gakpapa, mungkin takdir gua emang kek gini"
Lelaki di sampingnya menutup mata rapat-rapat, air bening turut ikut terjatuh begitu saja "lu mau denger alesan dibalik penawaran gua gak?"
Yeonjun mengangguk.
"Gua udah 1 bulan koma di rumah sakit. Nunggu pendonor tapi gak nemu-nemu, nunggu mati tapi gak dijemput-jemput. Akhirnya gua doa sama Tuhan, tolong cabut aja nyawaku, kasian liat mama udah stress kerja buat biaya rumah sakit, tiap hari nangis nunggu gua bangun. Atau kalo blom waktunya, tolong kirim seseorang yang bisa donor paru-parunya ke aku. Kalo gak bisa juga, tolong kasih keajaiban agar aku bisa sembuh. Seenggaknya mama ngeliat aku masih bisa buka mata.
Dan jawabannya.... Kalo gua berhasil nemuin seseorang yang mau dengan ikhlas nukar idupnya dengan orang yang disayangi. Di hari ke-12, ketika nyawa kedua orang tersebut telah tertukar, gua boleh pilih salah satu permohonan gua tadi buat dikabulin Tuhan."
"Jung....."
"Maaf ya Njun, harusnya lu gak ikut terseret"
"Gakpapa... Lu udah pikirin bakal pilih apa nanti?"
"Blom.. Masih bimbang"
Lantas Yeonjun memiringkan tubuhnya, menatap serius pada manik hitam milik Jungkook "gua boleh request?" dan dibalas tatapan bingung dari orang di sebelahnya.
"Tolong bangun ya Jung. Biar dokter Seokjin tau gimana rasanya punya anak. Biar mama kamu juga gak sendirian di dunia. Biar kamu bisa jagain mama kamu dari pengaruh alkohol ataupun rokok. Banyak yang nunggu kamu buka mata, Jungkook"
Jungkook terkekeh "najis bener, geli gua denger lu make aku kamu"
Dengusan kesal terdengar dari arah Yeonjun.
*******
Siang itu, sesuai janjinya kemarin, Yeonjun dan Beomgyu menemani dokter Seokjin menjenguk raga Jungkook yang sedang berbaring di salah satu rumah sakit. Tentu saja roh pemuda gembul itu ada mengiringi perjalanan mereka.
Tatapan sendu, tatapan sedih, tatapan iba dari ketiga manusia tersebut tertuju pada satu objek. Tubuh telanjang dada dengan alat-alat yang menempel di sana, alat bantu nafas dan berbagai alat lain yang tidak mereka ketahui nama serta fungsinya.
Sejenak Yeonjun menghelah nafas, digenggamnya tangan Beomgyu yang terasa dingin. Ngeri, pemandangan itu cukup ngeri. Bagaimana bisa Jungkook bertahan hidup dengan berbagai alat semengerikan itu?Tak jauh berbeda, Seokjin mematung, pandangannya terkunci pada pemuda yang terbaring itu, air matanya lolos begitu deras, dadanya sangat sesak, kepalanya pening.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [Completed]
Fiksi Penggemar*Soobin mencari kakaknya yang menghilang belasan tahun lalu. Dan ketika berhasil menemukan, Soobin justru menolak fakta tersebut. *Yeonjun yang merupakan sahabat Soobin relah menukarkan nyawanya untuk sang sahabat. *kata Seokjin, anak Taehyung yang...