~~~DAY 8~~~
Mata bengkak Yeonjun menatap punggung Taehyung yang sedang memasakkan sarapan pagi ini. Anak itu merequest nasi goreng dan sang papa dengan senang hati mengiyakan asal setelah ini tidak boleh bersedih lagi. Yeonjun setuju meski sebenarnya dirinya tidak bisa berjanji namun sebisa mungkin akan berusaha.
"Papa blom siap-siap ya?" sejenak melirik jarum jam yang menunjukkan pukul 08.00, "biasanya jam segini papa udah pamit kerja loh"
"Gak masuk dulu Njun, papa masih kesel sama Pak Namjoon"
Lantas sang anak menghelah nafas kasar, ekor matanya mengangkap benda pipi yang sedari tadi bergetar. "Tapi om Namjoon udah nelfon mulu daritadi, pasti lagi nungguin"
"Biarin aja biar tau rasa" ditanggapi ketus oleh Taehyung.
"Katanya gak boleh balas dendam, lah yang papa lakuin ini apa?"
"Njun... Gak gitu"
"Yaudah, abis sarapan aku yang berangkat ya pa"
"Kemana?"
"Supirin pak bos. Kan udah punya SIM akunya"
"Yeonjun..." meletakkan garpu serta sendok di piring lalu beralih menatap serius pada anaknya. "Maksud kamu apa? Jangan berurusan lagi sama dia"
"Gakpapa pa.." Yeonjun tersenyum "kita lupain aja masalah kemaren, mungkin itu emang salah satu kebahagiaan om Namjoon kan? Gak ada salahnya bikin orang seneng"
"Tapi kamu dikeluarin dari sekolah. Kenapa nyikapinnya nyante banget?"
"Pa..... Kalo semua orang jadi jahat, kasian dunia. Kasian Tuhan yang udah ngasih kita nyawa"
Lantas Taehyung mendengus kesal. "Yaudah terserah kamu aja."
"Jangan marah ya pa.... Yeonjun cuma gak mau kalo papa musuhan sama orang hanya karena aku" meraih tangan sang papa dan menggenggam erat "nanti aku pulangnya sorean ya pa... Mau jalan-jalan dulu buat refresing hehe"
"Tapi jangan sampe malem"
Yeonjun mengangguk patuh "Hu'um.."
Kilatan emosi terpancar jelas dari mata Namjoon yang sedang menunggu di depan rumah. Yeonjun tiba di sana dengan cengiran tak berdosa. Tangan kanannya diangkat ke atas untuk memberi hormat ala-ala militer "Selamat pagi pak bos yang terhormat."
"Ngapain kamu di sini?" tanya Namjoon dengan sinis, dapat dilihatnya dengan jelas bahwa anak itu menghabiskan malam dengan menangis, terlihat dari mata bengkak serta kulit sedikit pucat.
"Mau supirin pak bos lah"
"Papa kamu mana?"
"Lagi dalam mode ngambek om, jadi aku yang gantiin?"
"Ngambek?"
"Ho'oh" Yeonjun membuka pintu mobil diikuti oleh Namjoon "biasa om, masalah kemaren. Papa emang gitu suka kekanakan. Untung aku sayang hehe"
"Terus...." mengambil nafas sejenak "kamu sendiri kenapa gak marah sama om?" tanya Namjoon kemudian ketika mobil sudah melaju. Yeonjun melirik kaca spion memperhatikan ekspresi ayah dari sahabatnya itu, lalu tersenyum simpul. "Kalo dibilang marah, siapa sih yang gak marah om? Masa depannya ilang gitu aja, padahal niat pengen banggain papa. Papa udah korbanin banyak hal buat aku om, sementara aku ini apa? Cuma anak pungut yang gak jelas asal usulnya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [Completed]
Fanfiction*Soobin mencari kakaknya yang menghilang belasan tahun lalu. Dan ketika berhasil menemukan, Soobin justru menolak fakta tersebut. *Yeonjun yang merupakan sahabat Soobin relah menukarkan nyawanya untuk sang sahabat. *kata Seokjin, anak Taehyung yang...